Wednesday, February 3, 2021

2102021. Aktor Chang Yi Hsiung berperan menjadi pastor dengan tinggal di penjara. TIRAI PANGGUNG YANG SELAMANYA TIDAK AKAN TUTUP.

Kalender Liturgi 02 Feb 2021
Selasa Pekan Biasa IV

Warna Liturgi: Putih
Bacaan I: Mal 3:1-4
Mazmur Tanggapan: Mzm 24:7.8.9.10
Bacaan II: Ibr 2:14-18
Bait Pengantar Injil: Luk 2:32
Bacaan Injil: Luk 2:22-40


Bacaan I
Mal 3:1-4
Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya.

Pembacaan dari Nubuat Maleakhi:

Beginilah firman Tuhan semesta alam,
"Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku,
supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku!
Tuhan yang kamu cari itu
dengan mendadak akan masuk ke bait-Nya!
Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu,
sesungguhnya, Ia datang.
Siapakah yang dapat tetap berdiri apabila Ia menampakkan diri?
Sebab Ia laksana api tukang pemurni logam
dan seperti sabun tukang penatu.
Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan perak;
dan Ia mentahirkan orang Lewi,
menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak,
supaya mereka menjadi orang-orang
yang mempersembahkan korban yang benar kepada Tuhan.
Maka persembahan Yehuda dan Yerusalem
akan menyenangkan hati Tuhan
seperti pada hari-hari dahulu kala,
dan seperti tahun-tahun yang sudah-sudah.

Demikianlah sabda Tuhan.


Mazmur Tanggapan
Mzm 24:7.8.9.10
R:10b
Tuhan semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan.

*Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang,
dan bukalah dirimu lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi,
supaya masuklah Raja Kemuliaan!

*Siapakah itu Raja Kemuliaan?
Tuhan, yang jaya dan perkasa,
Tuhan, yang perkasa dalam peperangan!

*Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang,
dan bukalah dirimu lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi,
supaya masuklah Raja Kemuliaan!

*Siapakah itu Raja Kemuliaan?
Tuhan semesta alam,
Dialah Raja Kemuliaan!


Bacaan II
Ibr 2:14-18
Dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya.

Pembacaan dari Surat kepada Orang Ibrani:

Saudara-saudara,
Orang-orang yang dipercayakan Allah kepada Yesus
adalah anak-anak dari darah dan daging.
Maka Yesus menjadi sama dengan mereka
dan mendapat bagian dalam keadaan mereka,
supaya oleh kematian-Nya
Ia memusnahkan Iblis yang berkuasa atas maut;
dan supaya dengan jalan demikian
Ia membebaskan mereka
yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan
oleh karena takutnya kepada maut.

Sebab sesungguhnya,
bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani,
tetapi keturunan Abraham.
Itulah sebabnya,
dalam segala hal
Yesus harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya,
supaya Ia menjadi Imam Agung yang menaruh belas kasihan,
yang setia kepada Allah
untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.
Karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan,
maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.

Demikianlah sabda Tuhan.


Bait Pengantar Injil
Luk 2:32
Dialah terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain
dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.



Bacaan Injil
Luk 2:22-40
Mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Ketika genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat Musa,
Maria dan Yosef membawa Anak Yesus ke Yerusalem
untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan,
seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan,
"Semua anak laki-laki sulung
harus dikuduskan bagi Allah."

Juga mereka datang untuk mempersembahkan kurban
menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan,
yaitu sepasang burung tekukur
atau dua ekor anak burung merpati.

Waktu itu adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon.
Ia seorang yang benar dan saleh hidupnya,
yang menantikan penghiburan bagi Israel.
Roh Kudus ada di atasnya,
dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus,
bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias,
yaitu Dia yang diurapi Tuhan.

Atas dorongan Roh Kudus, Simeon datang ke Bait Allah.
Ketika Anak Yesus dibawa masuk oleh orang tua-Nya,
untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat,
Simeon menyambut Anak itu
dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya,
"Sekarang Tuhan,
biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera,
sesuai dengan firman-Mu,
sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu,
yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa,
yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain
dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel."

Yusuf dan Maria amat heran akan segala sesuatu
yang dikatakan tentang Anak Yesus.
Lalu Simeon memberkati mereka,
dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu,
"Sesungguhnya Anak ini ditentukan
untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel
dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan
- dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri -,
supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang."


Ada juga disitu seorang nabi perempuan,
anak Fanuel dari suku Asyer, namanya Hana.
Ia sudah sangat lanjut umurnya.
Sesudah menikah, ia hidup tujuh tahun bersama suaminya,
dan sekarang ia sudah janda,
berumur delapan puluh empat tahun.
Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah,
dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa.

Pada saat Anak Yesus dipersembahkan di Bait Allah
Hana pun datang ke Bait Allah,
dan bersyukur kepada Allah
serta berbicara tentang Anak Yesus kepada semua orang
yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem.

Setelah menyelesaikan semua
yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan,
kembalilah Maria dan Yusuf serta Anak Yesus
ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea.
Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat,
penuh hikmat,
dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.

Demikianlah Injil Tuhan. 
#



TIRAI PANGGUNG YANG SELAMANYA TIDAK AKAN TUTUP

Sampai sekarang, saya masih ingat bagaimana saya berkenalan dengan
Chang Yi Hsiung.

Pada suatu hari, saya menyetir mobil melewati Kwang Fu Road, Sin
Chu, tiba2 melihat seorang nenek yang usianya sangat tua jatuh
dijalanan dan tidak bisa berdiri kembali. Saya hentikan mobil untuk
menolongnya, kebetulan juga ada seorang pemuda yang mengendarai
sepeda motor ikut berhenti membantu saya. Kami berdua ber-sama2
mengangkat nenek tsb. kedalam mobil saya, saya minta pemuda itu ikut
bantu menjagai nenek tsb. dan tanpa ragu2 ia mengatakan ya. Pemuda
tsb. adalah Chang Yi Hsiung.

Kami lalu mengatarkan nenek ini ke rumah sakit yg terdekat.
Dalam perjalanan, dari kaca spion, terlihat oleh saya wajah Chang
sinar yg sangat lembut, dengan sangat hati2 ia memegang nenek itu
agar dapat menyandarkan dirinya dipundaknya, sementara tangan
nenek juga dipegangnya se-olah2 untuk menenangkannya. Walau tidak
sepatah katapun keluar dari mulutnya Chang, tetapi dari tingkah laku
ketahuan bahwa dia sedang menenangkan dan menghibur hati nenek itu.

Sampai di rumah sakit, nenek tsb. diperiksa dokter, untung tidak ada
masalah serius, hanya karena usia tinggi saja dia tak berdaya. Maka
saya telepon ke pos polisi terdekat untuk memberitahukan kejadian
tsb., kebetulan sekali, anak dari nenek ini sedang mencari ibunya
melalui pos polisi juga.
Segera dia datang ke rumah sakit, saya dapat melihat yg namanya
anak ini, sudah berusia sekitar tujuh puluhan, jadi nenek itu sudah
berumur sekitar sembilan puluhan.

Pada saat saya sedang telepon, sejengkalpun Chang tidak
meninggalkan nenek itu, satu tangannya masih memegang tangan nenek
erat2, satu tangan lagi dengan ringan menepuk punggung nenek, sedangkan
mulut nenek komat kamit entah berbicara apa tidak ada yg tahu, dengan
tatapan mata berharap kepada Chang, dan Chang juga balik menatap
nenek dengan lembut.
Setelah anak nenek bertemu dengan ibunya, kamipun meninggalkan
rumah sakit. Saya antar Chang kembali ke Kwang Fu Road untuk
mengambil sepeda motornya, dalam perjalanan, saya tidak dapat
tahan ingin tahu apakah Chang adalah seorang imam gereja,
karena begitu lembutnya, begitu sabarnya dia, sikap yg begini
jarang sekali terlihat pada diri orang muda biasa.

Chang sangat senang mendengar unkapan saya, dia bilang dia bukanlah
seorang imam, tetapi adalah murid dari akademi kesenian bagian
drama, dia bilang bahwa dia sebenarnya sedang coba memerankan
sesuatu, karena kebetulan dalam waktu dekat dia akan naik panggung
memerankan seorang pastor. Oleh karena itu, begitu dia naik mobil, dia
sudah mulai berperan, dia tanya kepada saya, bagaimana permainannya,
saya jawab bahwa saya sama sekali tidak tahu dia itu sedang bermain
sandiwara. Chang lalu berkata, sebenarnya walaupun semulanya dia
mempraktekkan peranannya, akan tetapi sesampai dirumah sakit sudah
tidak demikian. Artinya, kepercayaan dan kebergantungan si nenek
terhadap dia membuat dia tidak bisa lagi bermain sandiwara. Chang
berkata bahwa saat2 dirumah sakit tadi itu memberikan dia suatu
pengalaman baru, dan juga akan merupakan satu kenangan yg
indah bagi dia dikemudian hari.

Chang adalah orang muda yg riang, banyak berbicara, dari situ saya
tahu bahwa bapaknya adalah profesor fakultas mass media dari
universitas Ching Hwa. Rupanya bapaknya adalah teman saya juga,
begitulah kecilnya dunia ini. Setelah peristiwa tsb., saya sempat
menyaksikan beberapa pertunjukan Chang di panggung, sebagai orang yg
tidak mendalami dibidang tsb., saya tidak dapat mengeritik apakah
Chang itu seorang pemain drama/sandiwara yg baik atau bukan, akan
tetapi saya rasa, apapun yg diperankannya, selalu mirip sekali dengan
peranan itu. Bapaknya Chang memberitahukan saya bahwa anaknya
itu serius sekali dalam mengerjakan tugasnya, sebelum berperan sebagai
seorang pastor, dia mencari seorang pastor dan minta untuk tinggal ber-
samanya selama 2 minggu, juga pada kesempatan itu belajar agama.

Sekali waktu dia memeran kuli bangunan jalan, betul2 dia melakukan
kerja kasar selama seminggu. Tentulah dia sangat bagus dalam setiap
peranannya. Tapi hal yg kemudian mengejutkan saya adalah, Chang
mengatakan dia akan menjadi pastor, begitu riang dan lincahnya orang
muda ini, mengambil keputusan untuk menjadi pastor, tentunya
sangat mengherankan. Setelah saya tahu dari bapaknya, bahwa karena
mau memerankan pastor, dia lalu berkenalan dengan seorang pastor,
selanjutnya menjadi seorang umat katolik, dan terakhir ingin menjadi
pastor. Kata bapaknya, sebenarnya tidaklah mengherankan, karena
dibelakang sikap Chang yg lincah itu, sesungguhnya dia adalah
seorang pemuda yang sangat serius dalam kehidupan se-hari2nya.

Beberapa tahun kemudian, saya diundang untuk menghadiri pentabisan
Chang sebagai seorang gembala gereja, upacara berlangsung sangat
takjub, satu saat Chang menerungkupkan dirinya total dilantai, waktu
itu saya berpikir dalam hati:
Chang, Chang, jangan2 apakah ini sandiwara saja?! Saya tahu Chang
memulai tugasnya melayani mahasiswa/i, dia pintar nyanyi, main
gitar, dengan gampang bergaul baik dengan para mahasiswa. Setahun
kemudian, tiba2 dia bilang mau membawa terang dan hangat dari Yesus
ke sudut yg gelap, dengan persetujuan uskup, dia membawa injil kedalam
penjara. Dia menulis surat ke saya, bahwa untuk memerankan seorang
gembala yg baik disana adalah pekerjaan yg sangat sulit dan pahit.

Saya juga ada kontak dengan bapaknya Chang, dari dia saya tahu bahwa
walaupun Chang sangat serius dalam melayani, akan tetapi kebanyakan
narapidana bereaksi dingin terhadapnya.
Sampai pada minggu lalu, saya membaca di koran, bagaimana pastor
Chang disenangi oleh para narapidana di dalam penjara itu, bahwa
sekarang mereka senang sekali menghadiri misanya.
Saya berusaha untuk mengunjungi masuk kedalam penjara itu, maksud
hanya satu, ingin tahu apa yg membuat pastor Chang sangat disenangi
disitu.

Tiba saatnya saya sedang keliling melihat suasana dalam penjara
itu, terlihat oleh saya seorang kacung sedang mencuci kakus, dia
menegur saya: "bukannya kamu profesor Li?" Segera juga saya
mengenalnya, dan seketika itu mulut saya terganga tidak dapat
bersuara, rupanya pastor kita sedang mencuci kakus.

Kepala jawatan penjara membertahukan kepada saya, bahwa pastor
Chang benar telah berubah menjadi kacung di dalam penjara. Dia
mengerjakan apa saja, cuci kakus, menyapu, membersihkan jendela
kaca, sampai tanam bunga dan potong rumput. Dia tinggal didalam
penjara, makan ber-sama2 para pidana, karena dia adalah seorang
imam, setiap hari mengadakan misa, lalu meluangkan waktu untuk
mengajar, pada malam harinya memberitakan injil. Walaupun dia pastor,
dia betul2 adalah kacung.

Pada saat saya pamit, Chang mengantar saya keluar, saya tanya
mengapa kali ini kamu bisa sukses? Dia jawab, karena kali ini
perannya adalah diri Yesus sendiri, dia berpikir lama, dan akhirnya
sadar, bahwa kalau Yesus datang kedunia ini untuk mewartakan injil,
Yesus pasti tidak akan berdiri diposisi tinggi mengabarkan warta
gembiranya, pasti dia akan dengan sangat rendah hati memberi
pelayanannya. Maka, dia memutuskan untuk menjadi seorang
kacung yg memberikan pelayanan dari paling bawah, dan tinggal
terus didalam penjara, walaupun ada pidana yg sudah meninggalkan
tempat itu, dia sendiri masih tetap tinggal disitu. Pada malam tahun
baru yg seharusnya pulang kerumah bapaknya, dia juga bersikeras
untuk menemani yg masih dipenjara.

Saya lalu tanya: "Apakah kamu kali ini bersandiwara lagi?"
Jawabnya: "Boleh saja anda bilang begitu, akan tetapi peranan
ini, tidak ada istilah diatas panggung, dibawah panggung, tidak
ada juga istilah didepan panggung atau dibelakang panggung, jika
mau mejalankan peranan ini, tirai panggung selamanya tidak akan
ditutup."

Sepanjang jalan kami menuju keluar penjara, dimana harus melewati
beberapa pintu besi, sampai disatu pintu besi dimana narapidana
tidak dapat melewatinya, Chang berhenti mengantarkan saya. Saya
keluar, dia tinggal didalam. Dia melambaikan tangannya kepada saya
dari dalam, sayapun mengerti akhirnya, apa artinya yg disebut "tirai
panggung yang selamanya tidak akan ditutup."


Penulis: Prof Li Chia Thung
Publikasi: World Journal
Diterjemahkan oleh: Jennie Lo

Dan ketahuilah, AKU menyertai kamu senantiasa
sampai kepada Akhir Zaman.

sumber: kumpulan renungan

No comments:

Post a Comment

Do U have another idea ?


LET'S SHARE 2 US.