Thursday, October 20, 2016

RenHar. 20 Oktober 2016. Fire.

KETIKA kita merindukan hidup tanpa kesulitan,
  ingatlah bahwa pohon oak tumbuh kuat dengan menentang angin
  dan intan terbentuk di bawah tekanan.

*Peter Marshall*


*


⭕Mutiara Iman

*API ITU TELAH MENYALA!*

20 Oktober 2016

_"Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala!"_
(Luk 12:49)

Lectio
Ef 3:14-21; Mzm 33:1-2,4-5,11-12,18-19; Luk 12:49-53.

Para almuni KEP yang ke 17 mengadakan reuni setelah tiga tahun mereka berkarya di Gereja dan lingkungannya.

Benny ketua Kep bertanya: "Silakan teman-teman saling berbagi, apakah yang masih ada dalam diri kita setelah retus KEP 3 tahun yang lalu?"

Susy menjawab: "Saya menjadi lektor sekarang karena Roh Kudus terus menerus menyemangati saya".

Herman menjawab: "Saya sekarang menjadi Katekis karena ingin mengajar calon anak-anak Allah agar semakin mengenal Allah, Tuhan dan Roh Kudus".

Dan yang terakhir Andy menjawab: "Setiap hari saya diberikan kekuatan oleh Roh Kudus untuk memuji Tuhan. Oleh karena itu, sekarang saya menjadi WL".

Benny menjawab: "Syukur kepada Allah, Roh Kudus tetap menyala di dalam hati kita sekarang sampai selama-lamanya".

Yesus berkata:
"Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala"

Ketika kita menerima Roh Kudus, kita akan menjadi terang dunia.

Oratio
Ya Roh Kudus, penuhilah hati umat-Mu selalu. Amin.

Missio
_Marilah kita melakukan karya kerahiman dengan menjadi terang bagi sesama._

*Have a Blessed Thursday.*

*

Terjadinya Pertentangan"

Hari Kamis 20 Okt Dalam Pekan Biasa XXIX. Injil Lukas 12:51, menulis.

Yesus berkata" "Kamu menyangkah Aku datang membawa damai diataa bumi? Bukan, kataKu kepadamu, bukan damai melainkan pertentangan."

Apakah Yesusmembawa damai atau membawa pertentangan?

Jelas bahwa tujuan akhir adalah perdamaian Yesus pastilah ingin membangun dunia damai.
Namun, Yesus tahu bahwa kehadiranNya akan membawa pertentangan  bahkan di dalam satu keluarga.

Mengapa ada pertentangan dalam keluarga karena kehadiran Yesus?

Pertentangan itu terjadi ketika setiap orang mulai melihat dan menilai kehidupannya akan ada yang berjalan baik, kadang" ada yang berjalan kurang baik sehingga dibutuhkan perubahan dan pertobatan.

Disinilah masalah muncul karena tidak semua ingin dan siap untuk berubah dan bertobat.

Apakah kita rela, siap dan sabar menghadapi perubahan dan pertobatan?

Apakah kita siap menerima orang yang berubah dan bertobat?

Kalau terjadi pertentangan, apakah kita siap mencari jalan keluar dengan damai?

Allah Bapa di surga, aku ingin membangun dunia damai.
Seandainya ada pertentangan, ajarilah aku untuk lebih saling memahami, mengampuni dan menerima. Amin.

Salam Maria....3x.

Met Hari Kamis

Bacaan: Ef 3:14-21. Mzm 33:1-5.11-13.18-19. Lukas 12:49-53.

*

SabdaNya.
Kamis 20 - 10 - 16.

Ef 3:14-21.        
Luk 12 :49-53.

Shalom,
'Aku dtg untk melemparkan api kebumi n btp Aku harapkan api itu tlh menyala'
(Luk 12:49)

Kristus melemparkan api sbg simbol sarana untuk memurnikan (spt bijih emas yg hrs dipanaskan dlm api spy sgl kotoran yg melekat dpt terlepas) n membentuk kita menjadi spt yg dikehendakiNya (spt besi yg hrs dipanaskan sbblm ditempa untk dijadikan benda spt yg dikehendaki pandai besi).

Kristus sama skl tdk bermaksud melemparkan api kebencian atau kemarahan.

Pd kenyataannya, tdk semua org mau n berani untk menerima api pembaruan yg dilemparkan Kristus, pdhl mrk yg mau menerima api itu akan dimampukan untk memahami btp lebar n panjang, tinggi n dlmnya kasih Kristus n dpt mengenal kasih itu sklpn ia melampaui sgl pengetahuan.
(Ef 3:18-19)

Kalau kita menerima api Kristus mk kita akan mengalami perubahan cara berpikir n sikap hati shg tdk lg dikuasai oleh nafsu2 duniawi, tdk lg mau menyembah kepd allah yg lain dlm bentuk sgl takhayul n pemujaan akan harta n kuasa n dimampukan untk tdk mengikuti sgl bentuk kedagingan.

Krn itulah kita akan berbeda dg mrk yg tdk mau diperbarui, shg didlm perbedaan itu sngt mgkn terjadi pertentangan.

Kristus mengingatkan konsekwensi itu krn pertentangan pendapat itu bisa terjadi antara kita dg org2 terdekat, spt org tua, anak2, menantu dlsb.

Dlm menghadapi pertentangan dg keluarga / org terdekat, Paulus dg tegas mengatakan :
Itulah sebabnya aku sujud kepd Bapa, yg dr padaNya semua turunan yg didlm sorga n diatas bumi menerima namaNya (Ef 2;14-15).

Paulus mengajak kita untk tetap berlutut dihadapan Allah, menjadikanNya tetap yg plg utama, krn dari Dialah kita berasal n kepd Dia kita akan kembali untk bertanggung jwb atas sgl yg telah kita lakukan dimuka bumi ini.

Bertentangan n berbeda keyakinan, tdk hrs disertai dg kebencian atau pemaksaan, aplg dg sgl bentuk kekerasan.

Kalau kita sdh dimampukan untk memahami kedalaman cinta Allah , mk kitapun akan dimampukan untk memahami arti kasih didlm perbedaan.

Kristus tlh memberi teladan bgmn Dia tetap mencintai org yg menyiksa n membunuh Nya. Di Golgotha, Dia tetap berdoa memohon agar Bapa mengampuni mrk yg menyalibkan Dia.

Kl kita mau mengikuti Dia, mk kitapun hrs tetap mengasihi mrk yg tdk sependapat dg kita n yg berbeda keyakinan.

Didlm kasih kita tentu tdk akan rela n tdk blh mendiamkan bgt saja org yg berjalan didlm kesesatan.

Kita hrs berusaha untk menyadarkan n menunjukkan kebenaran sejati spt yg diajarkan Kristus.
  Ttp kl org tsb, siapapun mrk, tetap berkeras kepd pemikirannya sendiri, kita tdk blh hanyut dlm kemrahan n kebencian.
  Biarkanlah, krn org itu tlh menentukan sendiri masa depannya.

Berdoalah untk org yg bertentangan dg kita n tetaplah bersedia menolong kl mmg diperlukan.

Dg dmkn kita dpt membuktikan diri bhw kita adlh murid n sahabat Kristus yg sejati.

Gbu all n hv a blessed Thursday.

*

Thursday, 20th OCTOBER.
St Paul of the Cross.

Luke 12:49-53

"I came to cast fire upon the earth; and would that it were already kindled!
I have a baptism to be baptised with; and how I am constrained until it is accomplished!"

The fire of God's Love, like any big fire, spreads on contact: one tree ignites the next one and that sets the next ablaze. A tiny spark can set a whole forest alight. That's what a soul in love with God can do and what Jesus is longing for.

But those who want to set the world on fire with the Love of God may have to fight many battles.

All saints have had to struggle against the resistance of those who hate that fire because they hate the light: the light of the Gospel.
Saints are strong, they are ready for the spiritual battle.

As Peter Kreeft says: 'God has made saints out of sinners, but never out of wimps.'

St John Paul II, whose feast day we celebrate next Saturday, is a good example of this.

Karol was born in Wadowice, Poland, on May 18, 1920.
His elder sister Olga had died before his birth.
His mother died when he was 9.
His only brother Edmund also died when he was 12 and eventually his father passed away during WWII when he was 20.
He had no family left.
The Nazi occupation forces closed his university and young Karol had to work in a quarry and in the Solvay chemical factory for 5 years.

During that time, aware of his call to the priesthood, he began courses in the clandestine seminary of Krakow.
Many of his friends were killed.
When he became a priest the communists spied on him.

At the age of sixty, an assassin shot him and he nearly died.

As an old man, he suffered from an intestinal tumour, a femur fracture and the debilitating Parkinson's disease that rendered him immobile, distorted his physical appearance, and finally took away his ability to speak.

It doesn't look like the story of a powerful man.
However, he changed the world with the fire of the love of God that he had in his heart.

St John Paul inspired many countries in Eastern Europe to turn away from Communism; his zeal for the Gospel took him on apostolic trips all over the world.
Neither illnesses, Nazis, communists nor bullets could stop that flame because it's a divine Fire!
  Saints are not made out of wimps.

Mary, Queen of all Saints, help me to be strong and reliable, so that I can serve your Son to spread this divine Fire.

*

Tips of the day: day 1496.

Tidak semua pertanyaan perlu jawaban.

Ketika Tuhan bertanya kepada Adam:
"Dimanakah engkau?"
bukan berarti Tuhan tidak tahu keberadaan Adam.

Tuhan bertanya justru untuk menyadarkan Adam yang baru saja jatuh dalam dosa.

Dihadapan manusia saja, tidak mudah menyembunyikan sesuatu tanpa ketahuan, bagaimana mungkin kita mau bersembunyi di hadapan Tuhan?

Tuhan tahu keberadaan kita, Ia mau membongkar hati kita terlebih dahulu supaya kita sadar tentang dosa kita, menyesalinya dan bertobat.

Mengapa orang Farisi dan ahli Taurat sulit sekali bertobat?

Karena mereka merasa tidak berdosa - karena mereka merasa dirinya yang paling benar.

Hati yang lembut mudah disadarkan, hati yang keras sulit untuk bertobat. "Tetapi apabila pernah dikatakan:
"Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman","
(Ibrani 3:15).

Selamat pagi sahabat,
  have a blessed day!

*

No comments:

Post a Comment

Do U have another idea ?


LET'S SHARE 2 US.