Namaku Yunus _(berarti "merpati" dalam bahasa Ibrani)_ bin Amitai _(ayahku bernama Amitai, berasal dari Gat-Hefer, sebuah kota di Galilea)._ Aku hidup pada abad ke-8 SM, semasa pemerintahan Yerobeam II, raja Kerajaan Israel Utara. _(Nabi yang hidup sezaman denganku adalah Amos dan Hosea.)_
Pada suatu ketika, datanglah firman Tuhan kepadaku di Galilea, _("Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepada-Ku.")_
Yang kutahu saat itu, kota Niniwe itu terkenal kriminalitasnya, dimana banyak penjahat & kejahatan di seluruh kotanya. Tentu saja, hatiku takut dan menolak perintah-Nya dengan melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan Tuhan. _(Itu yang kupikirkan)_
Kota Niniwe adalah lokasi pusat peradaban Mesopotamia yang merupakan ibu kota Kerajaan Asyur. _(Saat ini berada di wilayah negara Irak, di tepi timur Sungai Tigris, di sebelah timur kota modern Mosul.)_ Niniwe _(sekarang dekat Mosul, Irak)_ berjarak sekitar 4.000 kilometer ke arah barat laut dari Tarsis _(di Spanyol)._ Jarak ini membuat Tarsis menjadi arah yang berlawanan dan sangat jauh dari tempat Niniwe yang seharusnya diperintahkan Tuhan kepadaku.
Perjalanan yang kulakukan adalah melalui jalur darat dari Galilea ke pelabuhan Yope di Laut Tengah, dan kemudian melanjutkan dengan kapal menyeberangi Laut Tengah untuk menuju Tarsis. Dengan membayar, aku berhasil ikut sebuah kapal yang berlayar ke Tarsis, jauh dari hadapan Tuhan.
_(Tetapi rancanganku bukanlah rancangan-Nya.)_ Tuhan menurunkan angin ribut sehingga terjadilah badai besar di tengah laut Tengah, membuat kapal itu hampir-hampir terpukul hancur. Kumelihat, para awak kapal dan para penumpang ketakutan, sehingga masing-masing berteriak-teriak kepada allahnya dan membuang ke dalam laut segala muatan kapal itu untuk meringankannya.
Aku tahu, Tuhanku tidak akan membunuh mereka, jadi aku turun ke dalam ruang kapal yang paling bawah lalu berbaring dan tertidur dengan nyenyak.
Entah bagaimana, nakhoda mendapatkan ku dan berkata, _("Bagaimana mungkin engkau tidur begitu nyenyak? Bangunlah, berserulah kepada Allahmu, barangkali Allah itu akan mengindahkan kita, sehingga kita tidak binasa.")_
Lalu salah satu penumpang mengusulkan untuk membuang undi untuk mengetahui siapa yang membuat malapetaka ini. Ternyata aku yang kena undi. Lalu menjawab pertanyaan mereka, kukatakan sebenarnya, bahwa aku seorang Ibrani yang takut Tuhan, Allah yang empunya langit, yang telah menjadikan lautan dan daratan. Dan aku telah menolak/ melarikan diri untuk diutus-Nya ke Niniwe. Mendengar itu, mereka menjadi sangat takut, lalu aku berkata, _("Angkatlah aku, campakkanlah aku ke dalam laut, maka laut akan menjadi reda dan tidak menyerang kamu lagi. Sebab aku tahu, akulah, penyebab badai besar ini menyerang kamu.")_ Kemudian mereka mengangkatku dan melemparkan aku ke dalam laut, dan laut pun berhenti mengamuk. Melihat kejadian itu, mereka menjadi sangat takut kepada Tuhan, lalu mempersembahkan korban sembelihan dan mengikrarkan nazar.
Sementara itu, aku ditelan seekor ikan besar _(kemungkinan ikan paus besar)_ dan aku tinggal di dalam perut ikan besar itu tiga hari tiga malam lamanya. Setelah tiga hari, aku berdoa kepada Tuhan.
*Dalam kesusahanku kuberseru kepada-Mu.*
_*Kuberteriak dari dunia orang mati kepada-Mu.*_
_Telah Kaulemparkan aku ke pusat lautan-Mu._
Kurasakan arus laut dan gelombang-Mu.
*Aku telah terusir dari hadapan-Mu.*
_*Mungkinkah kupandang lagi bait-Mu.*_
_Air mengepung dan mengancam nyawaku._
Aku tenggelam ke dasar bumi-Mu.
*Tuhan jawablah dan dengarkanlah suaraku.*
_*Kuteringat saat kuberdoa dalam bait-Mu.*_
_Ucapan syukurku dan persembahkan korbanku kepada-Mu._
Kunazarkan akan keselamatan dari-Mu.
Aku sungguh berdoa dan bertobat, dan Tuhan memerintahkan ikan itu memuntahkanku ke daratan, lalu aku pergi ke kota Niniwe _(sekitar 800 kilometer)._ Aku diperintahkan-Nya untuk kembali pergi menyampaikan pesan Tuhan ke Niniwe. Dan kali ini, aku taat dan menyampaikan pesan-Nya tersebut.
Setelah tiba, aku masuk ke dalam kota Niniwe yang luasnya tiga hari perjalanan itu, kemudian aku berseru dalam sehari perjalanan jauhnya,
_"Empat puluh hari lagi, kota Niniwe akan ditunggangbalikkan."_
Aku tidak tahu pasti bagaimana pesan yang kusampaikan itu, bisa membuat raja, penduduk Niniwe _(bahkan hewan)_ bertobat dengan berpuasa tidak makan & minum serta memakai kain berkabung _(mereka percaya bahwa aku adalah nabi Allah)_.
Kemudian hasilnya, Tuhanku Yang Maha Baik mengampuni mereka.
Tetapi hal itu sangat mengesalkan hatiku, sehingga dalam kemarahan, kuberdoa,
_"Tuhan, Itulah sebabnya, aku dahulu melarikan diri ke Tarsis, sebab kutahu, Engkau Allah yang pengasih, penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak Kau-datangkan. Jadi sekarang, cabutlah nyawaku, karena lebih baik aku mati dari pada hidup."_
Tetapi firman Tuhan kepadaku, _*"Layakkah engkau marah?"*_
Lalu Tuhan Allah menumbuhkan sebatang pohon jarak yang melampaui/ menaungi kepalaku sehingga aku terhibur & sangat bersukacita, sehingga reda kekesalan hatiku. Tetapi keesokan harinya, ketika fajar menyingsing, atas penentuan Allah, seekor ulat menggerek pohon jarak itu, sehingga layu. Segera sesudah matahari terbit, bertiuplah angin timur yang panas terik, sehingga sinar matahari menyakiti kepalaku, sehingga aku rebah dan lesu serta berkata,
_"Lebih baiklah aku mati dari pada hidup."_
Tetapi berfirmanlah Allah kepadaku,
_*"Layakkah engkau marah karena pohon jarak itu? Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang tidak sedikit pun engkau tidak berjerih payah dan tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan kemudian mati dalam satu malam pula. Bagaimana Aku tidak sayang kepada kota Niniwe yang besar itu, yang penduduknya semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?"*_
Aku terdiam dan sadar diri untuk belajar taat & setia pada panggilan Tuhan, dan berusaha mengerti pengampunan, belas kasihan dan kasih sayang-Nya kepada manusia ciptaan-Nya. _(walaupun penduduk Niniwe telah sangat berbuat jahat.)_
Dalam Alkitab Perjanjian Baru, kisahku dijadikan lambang/ narasi Yesus yang bernubuat akan bangkit dari kematian setelah berada di dalam kubur _(gua)_ selama tiga hari.
No comments:
Post a Comment
Do U have another idea ?
LET'S SHARE 2 US.