Wednesday, March 10, 2021

2103101. Saat Ayatollah Ali al-Sistani bertemu dengan Paus Fransiskus. Semoga tali perdamaian menyatu.

Kalender Liturgi 10 Mar 2021
Rabu Prapaskah III

Warna Liturgi: Ungu
Bacaan I: Ul 4:1.5-9
Mazmur Tanggapan: Mzm 147:12-13.15-16.19-20
Bait Pengantar Injil: Yoh 6:63b.68a
Bacaan Injil: Mat 5:17-19


Bacaan I
Ul 4:1.5-9
Lakukanlah ketetapan-ketetapan itu dengan setia.

Pembacaan dari Kitab Ulangan:


Di padang gurun seberang Sungai Yordan
Musa berkata kepada bangsanya,
"Hai orang Israel, dengarlah ketetapan dan peraturan
yang kuajarkan kepadamu untuk dilakukan,
supaya kamu hidup
dan memasuki serta menduduki negeri
yang diberikan kepadamu oleh Tuhan, Allah nenek moyangmu.
Ingatlah,
aku telah mengajarkan ketetapan dan peraturan kepadamu,
seperti yang diperintahkan kepadaku oleh Tuhan, Allahku,
supaya kamu melakukan yang demikian di dalam negeri,
yang akan kamu masuki untuk mendudukinya.
Lakukanlah itu dengan setia,
sebab itulah yang akan menjadi kebijaksanaan dan akal budimu
di mata bangsa-bangsa.
Begitu mendengar segala ketetapan ini mereka akan berkata:
Memang bangsa yang besar ini
adalah umat yang bijaksana dan berakal budi.

Sebab bangsa besar manakah
yang mempunyai allah yang demikian dekat kepadanya
seperti Tuhan, Allah kita,
setiap kali kita memanggil kepada-Nya?
Dan bangsa besar manakah
yang mempunyai ketetapan dan peraturan demikian adil
seperti seluruh hukum,
yang kubentangkan kepadamu pada hari ini?

Tetapi waspadalah dan berhati-hatilah,
supaya jangan engkau melupakan hal-hal
yang dilihat oleh matamu sendiri itu,
dan supaya jangan semuanya itu hilang dari ingatanmu
seumur hidup.
Beritahukanlah semuanya itu
kepada anak-anakmu dan kepada cucu cucumu serta cicitmu."

Demikianlah Sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 147:12-13.15-16.19-20
R:12a
Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem!

*Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem,
pujilah Allahmu, hai Sion!
Sebab Ia meneguhkan palang pintu gerbangmu,
dan memberkati anak-anak yang ada padamu.

*Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi;
dengan segera firman-Nya berlari.
Ia menurunkan salju seperti bulu domba
dan menghamburkan embun beku seperti abu.

*Ia memberitakan firman-Nya kepada Yakub,
ketetapan dan hukum-hukum-Nya kepada Israel.
Ia tidak berbuat demikian kepada segala bangsa,
dan hukum-hukum-Nya tidak mereka kenal.


Bait Pengantar Injil
Yoh 6:63b.68a
Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan.
Engkau mempunyai sabda kehidupan kekal.


Bacaan Injil
Mat 5:17-19
Siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah Taurat,
ia akan menduduki tempat yang tinggi.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Janganlah kamu menyangka,
bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat
atau kitab para nabi.
Aku datang bukan untuk meniadakannya,
melainkan untuk menggenapinya.
Karena Aku berkata kepadamu:
Sungguh, selama belum lenyap langit dan bumi ini,
satu iota atau satu titik pun
tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat,
sebelum semuanya terjadi.
Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah Taurat
sekalipun yang paling kecil,
dan mengajarkannya demikian kepada orang lain,
ia akan menduduki tempat-tempat yang paling rendah
di dalam Kerajaan Surga.
Tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan
segala perintah Taurat,
ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga."

Demikianlah Injil Tuhan. 
#

Waspadalah dan berhati-hatilah kamu
Jangan melupakan yang dilihatmu 
Jangan hilang dari ingatanmu 
Beritahukanlah semuanya
kepada keturunanmu

#

Janganlah kamu salah menyangka 
Aku datang bukan meniadakannya 
Aku datang untuk menggenapinya
Taurat akan Kugenapi hukumnya
#

  *Ayatollah Ali al-Sistani* berumur 90 tahun, bertemu dengan *Paus Fransiskus* yang berusia 84 tahun, Sabtu lalu, 9-September-2021, selama 40 menit. Yang dibicarakan, *Kekerasan atas nama agama harus diakhiri.*
   Pertemuan bersejarah itu terjadi di rumah Ayatollah Ali al-Sistani* –Grand Ayatollah di kota Najaf, Iraq  selatan. _(dekat Iran)_. Rumah Ayatollah Ali al-Sistani* (Luasnya 70m2)_ berada di dalam sebuah gang yang sempit. Rumah itu kontrakannya –600.000 dinar Iraq/bulan. _(sekitar Rp 200.000/bulan)_
   *Paus Fransiskus*  terbang dari Baghdad –ibu kota Iraq– menuju Najaf. _(sekitar 30 menit)_. Kunjungan pemimpin tertinggi dunia Katolik ke Najaf itu, terekam dalam video bagaimana Paus harus turun dari mobil di mulut gang, lalu berjalan menyusuri gang dengan langkah khas orang tua.
   Tempat pertemuan itu sendiri memang terlihat sangat sederhana. *Ayatollah Ali al-Sistani* mengenakan jubah ''kebesaran'' seorang imam besar aliran Syiah: serba hitam dan *Paus Fransiskus*  mengenakan jubah kepausan: serba putih. Siaran pers dari *Ayatollah Ali al-Sistani* dan dari *Paus Fransiskus*, isinya sama: *perlunya kekerasan atas nama agama diakhiri.*
  Dari *Ayatollah Ali al-Sistani* ada tambahan yang lebih mencerminkan keadaan di Iraq: _orang Kristen Iraq berhak hidup aman dan damai seperti warga Iraq lainnya._ *"Itu dijamin oleh konstitusi Iraq,"* ujar siaran pers dari *Ayatollah Ali al-Sistani*.
   Sikap *Ayatollah Ali al-Sistani* itu sudah bisa dibaca jauh-jauh hari, yang membuat perlunya pengamanan baginya di sepanjang gang itu menjadi faktor tersulit, selain Covid-19.  
   Tekad *Paus Fransiskus* sangat kuat untuk ke Iraq. Belum ada Paus sebelumnya yang berani ke Iraq. *Paus Fransiskus* adalah yang pertama. Yang saat kunjungan dilakukan sudah menjalani vaksinasi suntikan keduanya.
   Di depan gang rumah *Ayatollah Ali al-Sistani* terbentang satu spanduk. Isinya sangat damai dan menyejukkan, diambil dari kata-kata Sayyidina Ali bin Abi Thalib –panutan utama pengikut Syiah. Ali adalah salah satu dari empat sahabat tepercaya Nabi Muhammad. Yang juga menantu Nabi: ayah dari Sayyidina Hassan dan Hussein –cucu kesayangan Nabi.
_*"Kita ini bersaudara, kalau bukan saudara seiman adalah saudara sesama manusia,"*_ bunyi kalimat di spanduk itu.
   Dan Grand Ayatollah Sistani sendiri masih keturunan dari Sayidina Ali. *Ayatollah Ali al-Sistani* sebenarnya lahir di Mashhad, kota terbesar kedua di Iran yang amat indah. Lalu bersekolah agama di Qom –kota suci kaum Syiah, sekitar 100 km dari Tehran. *Ayatollah Ali al-Sistani* melanjutkan sekolah ke Najaf di Iraq. Sejak itu Sistani menjadi warga Iraq. Tahun 1993 Sistani menjadi Grand Ayatollah di Iraq. Ia juga masuk 100 tokoh intelektual dunia dan 50 intelektual Islam.
   Selama pemerintahan otoriter Saddam Hussein, *Ayatollah Ali al-Sistani* menjadi tahanan rumah karena Masjidnya ditutup. Setelah Amerika menyerbu Iraq, *Ayatollah Ali al-Sistani* masuk tokoh pro-demokrasi. Bahkan ia menyerukan agar wanita ikut memilih. Bagi para suami yang melarang istri pergi ke TPS, *Ayatollah Ali al-Sistani* berkata: _para wanita Syiah harus mengikuti jejak Zainab –putri Sayyidina Ali._  

   Umat Kristen adalah kelompok yang paling menderita di Iraq. Mereka berada di tengah konflik antara Islam Syiah (65 persen) dan Islam Wahabi (30 persen). Apalagi ketika ISIS menguasai Iraq dan Syria. *Ayatollah Ali al-Sistani* sangat anti ISIS –mengeluarkan fatwa untuk memerangi ISIS. *Ayatollah Ali al-Sistani* dalam beberapa wawancara di masa itu– mengatakan, pembunuhan terhadap umat Kristen bukan dilakukan oleh umat Islam Iraq melainkan oleh pengikut aliran Wahabi yang datang dari luar. Dengan kalimatnya itu, *Ayatollah Ali al-Sistani* seperti ingin mengesankan bahwa di Iraq tidak ada masalah antara Syiah dan Sunni. Yang membuat masalah adalah masuknya Wahabi ke Iraq.
  Pertemuan *Paus Fransiskus* dengan *Ayatollah Ali al-Sistani* telah menenangkan umat Kristen di Iraq. *Ayatollah Ali al-Sistani* percaya pada demokrasi. Sikap *Ayatollah Ali al-Sistani* itu menarik di kalangan Barat. Sejak lima tahun lalu beberapa lembaga di Inggris –juga kolumnis terkemuka harian New York Times dan asosiasi umat Kristen di Iraq, mengusulkan *Ayatollah Ali al-Sistani* untuk mendapat hadiah Nobel perdamaian. 
   *Paus Fransiskus* juga ziarah ke kota Ur –sekitar 300 Km dari Najaf. Di situlah Bapa Abraham lahir. Ilmuwan sudah sepakat di Ur-lah Abraham lahir dan saat umurnya 74 tahun, Abraham melakukan perjalanan suci 1.000 Km ke Syria. Lalu jalan lagi 1.000 Km  ke Mesir. Terakhir jalan lagi 1.000 Km ke Kanaan –sekarang Israel– untuk menetap di situ. Itu sekitar 4.000 tahun sebelum Masehi.
  Saya memonitor media Barat untuk mengikuti dan menulis kunjungan *Paus Fransiskus* yang bersejarah ini karena Media Timur Tengah tidak cukup detail melaporkannya.
   Bila Dua tahun lalu *Paus Fransiskus* juga ke Uni Emirat Arab. Saat itu, *Paus Fransiskus* berhasil menandatangani deklarasi damai dengan para tokoh Islam aliran Sunni dan Wahabi –termasuk Presiden Al Azhar dari Kairo. Maka kini hal yang sama dilakukan *Paus Fransiskus* ke dunia Syiah –yang diikuti oleh 200 juta umat Islam di dunia.
   Peta dunia memang sedang berubah. Terasa ada perdamaian di Timur Tengah. 

_(Sumber dari : Dahlan Iskan. Paus–Ayatollah. 10 March 2021.)_

#

*DOA:*

Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi
Dengan segera firman-Nya berlari
Semoga perdamaian bukanlah mimpi
Damai di Surga Damailah di bumi

Seperti Ia menurunkan salju 
Seperti Menghamburkan embun beku 
Niat Usaha pastilah perlu
Selalu mencari titik temu

Amin.


No comments:

Post a Comment

Do U have another idea ?


LET'S SHARE 2 US.