Saturday, February 13, 2021

2102131. NASI KUNING JUSUF HAMKA.

Kalender Liturgi 13 Feb 2021
Sabtu Pekan Biasa V

Warna Liturgi: Hijau
Bacaan I: Kej 3:9-24
Mazmur Tanggapan: Mzm 90:2.3-4.5-6.12-13
Bait Pengantar Injil: Mat 4:4b
Bacaan Injil: Mrk 8:1-10


Bacaan I
Kej 3:9-24
Tuhan Allah mengusir manusia dari Taman Eden supaya mengolah tanah.

Pembacaan dari Kitab Kejadian:

Pada suatu hari,
di Taman Eden, Tuhan Allah memanggil manusia
dan bersabda kepadanya, "Di manakah engkau?"
Ia menjawab,
"Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini,
aku menjadi takut, karena aku telanjang;
sebab itu aku bersembunyi."
Tuhan bersabda,

"Siapakah yang memberitahukan kepadamu,
bahwa engkau telanjang?
Apakah engkau makan dari buah pohon,
yang Kularang engkau makan itu?"

Manusia itu menjawab,
"Perempuan yang Kautempatkan di sisiku,
dialah yang memberikan buah pohon itu kepadaku,
maka kumakan."

Kemudian bersabdalah Tuhan kepada perempuan itu,
"Apakah yang telah kauperbuat ini?"
Jawab perempuan itu,
"Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan buah itu."
Lalu bersabdalah Tuhan Allah kepada ular itu,
"Karena engkau berbuat demikian,
terkutuklah engkau di antara segala ternak
dan di antara segala binatang hutan.
Dengan perutmulah engkau akan menjalar
dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu!
Aku akan mengadakan permusuhan
antara engkau dan perempuan ini,
antara keturunanmu dan keturunannya;
keturunannya akan meremukkan kepalamu,
dan engkau akan meremukkan tumitnya."


Dan kepada perempuan itu Tuhan Allah bersabda,
"Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak;
dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu;
namun engkau akan berahi kepada suamimu,
dan ia akan berkuasa atasmu."

Lalu sabda-Nya kepada manusia itu,
"Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu
dan memakan buah pohon yang telah Kularang untuk kaumakan
maka terkutuklah tanah karena engkau!
Dengan bersusah payah
engkau akan mencari rezeki dari tanah seumur hidupmu;
semak duri dan rumput duri akan dihasilkannya bagimu,
dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu;
dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu,
sampai engkau kembali lagi menjadi tanah,
karena dari situlah engkau diambil;
sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu."

Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya,
sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup.

Dan Tuhan Allah membuat pakaian dari kulit binatang
untuk manusia dan untuk isterinya itu,
lalu mengenakannya kepada mereka.
Bersabdalah Tuhan Allah,
"Sesungguhnya
manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita,
tahu tentang yang baik dan yang jahat;
maka sekarang, jangan sampai ia mengulurkan tangannya
dan mengambil pula buah pohon kehidupan itu dan memakannya,
sehingga ia hidup untuk selama-lamanya."

Lalu Tuhan Allah mengusir dia dari taman Eden
supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil.
Tuhan Allah menghalau manusia itu,
dan di sebelah timur Taman Eden
ditempatkan-Nyalah beberapa kerub
dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar,
untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.

Demikianlah sabda Tuhan.


Mazmur Tanggapan
Mzm 90:2.3-4.5-6.12-13
R:1
Tuhan, Engkaulah tempat perlindungan kami turun temurun.

*Sebelum gunung-gunung dilahirkan,
sebelum bumi dan dunia diperanakkan,
bahkan dari sediakala sampai selama-lamanya
Engkaulah Allah.

*Engkau mengembalikan manusia kepada debu,
hanya dengan berkata, "Kembalilah, hai anak-anak manusia!"
Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin,
atau seperti satu giliran jaga di waktu malam.

*Engkau menghanyutkan manusia seperti orang mimpi,
seperti rumput yang bertumbuh,
di waktu pagi tumbuh dan berkembang,
di waktu petang lisut dan layu.

*Ajarlah kami menghitung hari-hari kami,
hingga kami beroleh hati yang bijaksana.
Kembalilah, ya Tuhan -- berapa lama lagi? --
dan sayangilah hamba-hamba-Mu!


Bait Pengantar Injil
Mat 4:4b
Manusia hidup bukan saja dari makanan
melainkan juga dari setiap sabda Allah.



Bacaan Injil
Mrk 8:1-10
Mereka semua makan sampai kenyang.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Sekali peristiwa sejumlah besar orang mengikuti Yesus.
Karena mereka tidak mempunyai makanan,
Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata,
"Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini.
Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku
dan mereka tidak mempunyai makanan.
Jika mereka Kusuruh pulang ke rumahnya dengan lapar,
mereka akan rebah di jalan, sebab ada yang datang dari jauh."

Murid-murid-Nya menjawab,
"Bagaimana di tempat yang sunyi ini
orang dapat memberi mereka roti sampai kenyang?"

Yesus bertanya kepada mereka, "Berapa roti ada padamu?"
Jawab mereka, "Tujuh."

Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah.
Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti itu, mengucap syukur,
lalu memecah-mecahkannya
dan memberikannya kepada murid-murid-Nya untuk dibagi-bagikan.
Dan mereka memberikannya kepada orang banyak.
Mereka mempunyai juga beberapa ikan.
Sesudah mengucap berkat atasnya,
Yesus menyuruh supaya ikan itu juga dibagi-bagikan.
Dan mereka makan sampai kenyang.
Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa,
sebanyak tujuh bakul.
Mereka itu ada kira-kira empat ribu orang.
Lalu Yesus menyuruh mereka pulang.
Akhirnya Yesus segera naik ke perahu dengan murid-murid-Nya
dan bertolak ke daerah Dalmanuta.

Demikianlah Injil Tuhan. 
#

_*Tuhan Engkaulah tempat perlindungan*_
_Perlindungan kami turun temurun_
Sebelum gunung-gunung dilahirkan
Sebelum bumi dunia diperanakkan

_*Ajarilah kami menghitung hari*_
_Sehingga Bijaksana dalam hati_
Tuhan berapa lama lagi 
Tuhan sayangilah hamba-Mu ini
#


NASI KUNING JUSUF HAMKA

Jusuf Hamka adalah ayah dari Direktur Utama PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. (CMNP), Fitria Yusuf.

Sosoknya cukup dikenal baik karena sifat dermawannya. Jusuf kerap bersedekah dengan menjual nasi kuning murah seharga Rp 3.000 atau bahkan gratis. Sedekah itu ditujukan untuk kaum fakir miskin dan dhu`afa.

"Kalau pernah ditolong, ya harus mau menolong orang lain," kata Jusuf Hamka. 

Saat ulang tahunnya yang ke-60 Desember 2017 lalu menyadarkannya. Ia menilai, tidak seharusnya kegiatan beramal hanya dilakukan di bulan Ramadhan.

"Kenapa ya, Tuhan kasih nikmat sama saya tiap hari. Terus, kenapa saya mau beramal, mau membayar rasa terima kasih saya, harus menunggu bulan Ramadhan? Sedangkan, rezeki yang saya dapatkan itu setiap hari," kata Jusuf saat ditemui, Rabu (23/5/2018)

Berbekal pemikiran itu, Jusuf berencana membagikan makanan gratis tak hanya di Bulan Ramadhan, melainkan setiap hari. Nasi kuning menjadi menu yang ia pilih.

"Saya ingat dulu menemani ibu saya dagang nasi kuning Rp 3.000 di Samarinda. Untuk menghargai almarhum dan bernostalgia, saya bikin nasi kuning," katanya.

Harga yang dipatok pun sama, yaitu Rp 3.000. Februari 2018 lalu, Jusuf membuka gerai pertamanya di halaman Kantor PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP), Jalan Yos Sudarso, Jakarta Utara.

Di sana, Jusuf menjual paket nasi kuning beserta lauk pauk disertai buah dan air minum. Warung itu buka setiap hari kerja di waktu jam makan siang. Pengunjung pun boleh makan sepuasnya 

Untuk memasok kebutuhan nasi kuning di kedai tersebut, Jusuf memilih bekerja sama dengan sejumlah warung makan di sekitar kantor CMNP.

Alasannya, Jusuf tak mau warung-warung itu bangkrut dengan kehadiran warung nasi kuningnya.

Akhirnya, nasi kuning dan lauk-pauk di warung itu dipasok secara bergantian dari sejumlah warung yang ada di sekitarnya. Stok nasi kuning di warung tersebut biasanya ludes terjual. Jusuf mengatakan, ia pun tidak membatasi pengunjung warungnya berdasarkan agama tertentu.

"Bebas, semua boleh. Muslim boleh, Nasrani boleh, enggak punya agama juga boleh. Bahkan kemarin ada Nasrani yang menyumbang banyak buat kita," kata Jusuf.

Walau berjudul Warung Nasi Kuning untuk Kaum Dhuafa dan Fakir Miskin, Jusuf juga tidak membatasi pengunjungnya dari status sosial tertentu.

Tak jarang, Jusuf menemukan orang-orang berpenampilan necis yang makan di warungnya hanya untuk mencari murah.

"Orang kaya juga boleh. Tetapi, kalau orang kaya bayarnya Rp 3.000 enggak apa-apa, pahalanya buat saya," katanya. 

Dengan bermodalkan tempat kecil yang sederhana, ia memberikan makanan kepada siapa pun.

Prinsip dan sifat dermawan itu tetap dijalani, bahkan setelah menjabat sebagai pengusaha sukses jalan tol dan Ketua Organisasi Muslim Tionghoa.

Bagi Jusuf, menjadi seorang pengusaha yang sibuk tak lantas membuatnya jauh dari keluarga. 

Jusuf tetap dekat dengan istri dan ketiga anaknya serta mengajarkan sifat kedermawanannya itu kepada keluarganya. 

Hal itu terlihat ketika anaknya yang bernama Fitria Yusuf dan Feisal Hamka turut serta dalam berbagi sedekah nasi kuning kepada orang-orang yang membutuhkan.

Sebelumnya, Jusuf memutuskan untuk menjadi mualaf (masuk Agama Islam), ia mengubah namanya dari Alun Joseph menjadi Jusuf Hamka. Hal ini tidak lepas dari peran serta ulama dan sastrawan besar tanah air, Prof. Dr. Buya Hamka yang menuntunnya untuk mengucap syahadat.

Dari mualaf itu kemudian Jusuf punya harapan mulia, yakni bercita-cita luhur hendak membangun seribu masjid.

"Saya ingin membangun 1000 masjid," ungkap Jusuf, dalam beberapa waktu.

Hal itu ia realisasikan kali pertama dengan membangun Masjid Babah Alun yang berada di bawah kolong jembatan tol, Sunter, Jakarta Utara.

Bahkan, kini Jusuf tengah membangun Masjid Babah Alun yang ketiga dibangun di depan Gerbang Tol Desari, Jakarta Utara. 

Masjid itu terlihat bernuansakan Tionghoa dengan corak warna merah yang mendominasi.

Menurut Jusuf, desain masjid ketiga tersebut memang sebagai ajang untuk percampuran budaya antara Islam dengan Tionghoa. 

Salah satu buktinya, atap masjid itu bakal didesain dengan tulisan berbahasa arab dan china (asmaul husna).

Selain sifat kedermawanannya, Jusuf pun memiliki prinsip hidup agar selalu berupaya untuk amanah, jujur, dan menghormati orangtua serta orang lain.


*DOA:*

Tuhan Yesus, Engkau berkata, "Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini. 

Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku 
dan mereka tidak mempunyai makanan.
Jika mereka Kusuruh pulang ke rumahnya dengan lapar, 
mereka akan rebah di jalan, sebab ada yang datang dari jauh."

Tuhan Yesus, Engkau juga mengambil ketujuh roti itu, mengucap syukur, 
lalu memecah-mecahkannya 
dan memberikannya kepada murid-murid-Nya untuk dibagi-bagikan.
Dan mereka memberikannya kepada orang banyak.
Dan mereka makan sampai kenyang. 

Tuhan Yesus, mampukanlah kami melayani sesama dengan berkatMu dan penyertaanMu menguatkan kami melakukan rencanaMu yang baik dan indah. Amin. 


No comments:

Post a Comment

Do U have another idea ?


LET'S SHARE 2 US.