Sunday, March 18, 2018

1803182. Kasih tiada batas, Kesaksian Joanna Alexandra. ANAK PENGAMEN KESAKSIAN* Pdt.Wisnu.

Kasih tiada batas

Kesaksian Joanna Alexandra


Post ini mengingatkan saya peristiwa 9 th lalu saat anak kami yg kedua divonis menderita haemophilia.
Suatu penyakit kelainan darah yg cukup langka dan dokter dari indonesia maupun singapore menyatakan bahwa anak saya tidak akan bisa bertahan lebih dari usia 8 th. 


Sy dan suami berusaha sekuat tanaga untuk menyambung nyawa anak kami dengan membeli serum yg harganya 10 jt satu ampul. Semakin besar, semakin banyak serum yg dibutuhkan.
Sudah habis rasanya air mata dan tenaga saat itu.
Semua harta ludes. Sampai punya tanggungan. Sampai minus. Sampai tidak punya apa apa.


Sampai dibatas kekuatan kami, saya dan suami hanya bisa mengangkat tangan.
Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil. Terpujilah nama Tuhan. Tapi yang saya imani, Tuhan saya bukanlah Tuhan yang tidak bisa dipercaya. Tuhan yang saya pegang sampai nafas terakhir, bukan Tuhan yang mengecewakan.
Saat kami mengangkat tangan, Tuhan turun tangan.
Saat kami tidak mampu beli serum lagi, sy cuma bisa melihat james lemas dan pucat.
Saya cuma bisa bilang: Tuhan Yesus tolong. Saya sudah nggak punya apa apa lagi. Mau ngapain sdh tdk bisa. Secara teori anak saya tdk mungkin survive.


Tp kuasa perkataan itu menarik mujizat bekerja. James semakin hari semakin sehat. Tanpa serum, tanpa obat. Tetap semakin sehat. Sampai suatu hari james tidak sengaja jatuh. Kami panik luar biasa,  karena anak haemophilia tdk boleh sampai keluar darah. Susah berhentinya. 


James jatuh dan bibirnya berdarah. Saya sampe histeris plus menyesal kenapa dia saya ijinkan lari lari.
Ternyata hari itu Tuhan kasih lihat bahwa haemophilia pun tidak ada apa apanya bagi Tuhan.
Anak saya memang berdarah, sobek di mulut. Tp darahnya tidak lama. Sbentar sdh berhenti. Dan tidak keluar lagi.


Ajaib!!  Tidak mungkin bagi seorang penderita haemophilia bisa berhenti secepat itu pendarahannya.
Tp hari itu kami lihat mujizat. Sampai sekarang james tumbuh sehat, kuat, pintar, dan normal.
Usianya sdh 9 th. Lebih dari yg dokter vonis.

Sebagai orang tua, sy sangat mengerti kalau kita pasti akan berusaha sekuat kekuatan kita untuk anak kita atau penyakit kita, tp ingat Tuhan hanya bisa turun tangan saat kita angkat tangan.
Bagi teman teman yang saat ini sedang menghadapi masalah spt saya, mujizat itu dekat di mulut kita. I am standing with you. 


Mujizat masih ada.
Hatiku tetap percaya bahwa tidak pernah rancangan Tuhan itu buruk bagi kita.
Stay strong. 

Have a  blessed day

#


*ANAK PENGAMEN KESAKSIAN*
https://kesaksian-life.blogspot.co.id/2013/11/anak-pengamen-kesaksian.html

Kisah di bawah ini merupakan kesaksian dari pendeta Wisnu. 

Berikut penuturan beliau:

Bbrp waktu yg lalu saya ada pelayanan utk  _*Youth*_ di daerah Tangerang. Saya naik bis jurusan Tangerang pd siang harinya utk menuju rumah kakak saya terlebih dulu krn pelayanan tsb akan berlangsung sore hari.

Di dlm bis yg penuh sesak tsb, masuk pula seorg pengamen cilik usia sekitar 7-8 thn dgn berbekal kecrekan sederhana (mungkin dari tutup botol). Berbekal alat musik sederhana tsb dia nyanyikan lagu, "Yesus ajaib, Tuhanku ajaib...." ( _Lagu Ir. Niko_)

Dan kata2 tsb diulang terus-menerus.

Hampir seluruh penumpang bis memarahi anak tsb, "Diam kamu! Jgn nyanyi lagu itu lagi. Kalau kamu nggak diam, nanti saya pukul kamu!" 

Tapi ternyata anak tsb tidak menanggapi kemarahan mrk dan dgn berani terus menyanyikan lagu tsb. 

Saya dlm hati berkata, "Tuhan, anak ini luar biasa. Kalau saya, blm tentu saya bisa berani melakukan hal tsb."

Krn bis akan melanjutkan perjalanan menuju tol berikutnya, di pintu tol menuju Serpong (kalau tdk salah), hampir 3/4 penumpang turun dari bis tsb, termasuk saya dan pengamen cilik tsb. 

Anak kecil itu didorong hingga akhirnya jatuh. Kmdn dia bangkit lagi. Tapi dia didorong oleh massa hingga terjatuh lagi. Semua penumpang bis mengerumuni anak itu.

Saya masih ada di situ dengan tujuan jika kmdn anak tsb akan ditempeleng atau dihajar, saya akan berusaha utk menariknya lari menjauhi mrk.

Seluruh kerumunan itu baik pria maupun wanita menjadi marah, "Sudah dibilang jgn nyanyi masih nyanyi terus! Kamu mau saya pukul?" dan seterusny, dan seterusny.

Anak kecil itu hanya terdiam. Setelah amarah mrkb mulai mereda, anak kecil itu baru berbicara, "Bapak2, ibu2 jika mau pukul saya, pukul saja. Kalau mau bunuh, bunuh saja. Tapi yg bapak dan ibu perlu tahu, walaupun saya dipukul atau dibunuh saya tetap akan menyanyikan lagu tsb."

Seluruh kerumunan menjadi terdiam sepertiny mulut mrk terkunci.

Kmdn dia melanjutkan, "Sudahlah ... Bapak, ibu tdk perlu marah2 lagi. Sini ... saya doakan saja bapak2 dan ibu2."

Dan apa yg terjadi, seluruh kerumunan itu didoakan satu per satu oleh anak ini. Banyak yg tiba2 menangis dan akhirny mau menerima Tuhan Yesus.

Saya yg sadari tadi menyaksikan hal tsb, kmdn pergi meninggalkan kerumunan tsb. Saya melanjutkan naik mikrolet. Jalanan macet krn kejadian tersebut hingga mikrolet melaju dgn sangat lambat.

Sopir mikroletny bertanya kpd saya, "Ada apa sih Pak? Kok banyak kerumunan?"

Saya jawab, "O ... Itu ada banyak org didoakan oleh anak kecil."

Disaat mikrolet melaju dgn sangat pelan, tiba2 anak kecil pengamen itu naik mikrolet yg sama dgn saya.

Saya kmdn bertanya kpd pengamen cilik itu, "Dik, kamu nggak takut dgn org2 itu?"

Jawab si pengamen cilik ini, "Buat apa saya takut? Roh yg ada dalam diri saya lebih besar dari roh apapun di dunia ini," tuturnya mengutip ayat Firman Tuhan.

Lanjutnya kata si Pengamen cilik tsb, "Bapak mau saya doakan?"

Saya terperanjat, "Kamu mau doakan saya?"

Jawabny, "Ya, kalau bapak mau."

Saya menjawab, "Baiklah. Kamu boleh doakan saya."

Doanya, "TUHAN, berkati bapak ini. Berkati dan urapi bapak ini jika sore nanti dia akan ada pelayanan  _*Youth*_."

Sampai di situ, saya tidak bisa menahan air mata yg deras mengalir. Saya tdk peduli lagi dgn penumpang lain yg mungkin menonton kejadian tsb. Yg saya tahu bahwa Tuhan sendiri yg berbicara pd anak ini, dari mana dia tahu saya akan ada pelayanan _*Youth*_ sore ini.

Kesaksian ditutup sampai di situ dan dgn satu kesimpulan, jika kita mau, Tuhan bisa pakai kita lebih lagi. Bukan kemampuan tapi kemauan yg Tuhan kehendaki.

*(Mat 18:2-4) Maka Yesus memanggil seorg anak kecil dan menempatkanny di tengah2 mereka lalu berkata: "Aku berkata kpdmu, sesungguhny  jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yg terbesar dalam Kerajaan Sorga."*

Selamat siang sobat, 

Tuhan memberkati.....



No comments:

Post a Comment

Do U have another idea ?


LET'S SHARE 2 US.