Thursday, June 9, 2016

AGAPE Renungan Harian.  * Kamis Biasa10.  9Juni16*

Selaras Lahiriah dan Batiniah.

YESUS mengharapkan agar kehidupan beragama kita menampilkan sikap lahiriah dan batiniah yang selaras, tidak bermuka dua seperti kaum Farisi.

Selain tekun membina relasi denganNya baik lewat doa, sabda dan sakramen,
  kita dituntut untuk dapat mengendalikan perkataan dan tindakan kita,
  rela mengampuni dan melayani dengan tulus.

Mari muliakan namaNya dengan seluruh perkataan, pikiran, perbuatan dan segenap hati kita.

Jadikan kasihNya sebagai landasan hidup kita
  agar kita dapat hidup damai dengan orang di sekeliling kita.


 * 


Renungan Harian :

*Rm.Antara.KAJ.

 Kamis Biasa10.

 9Juni16*

Silahkan download, pilih salah 1 dari link di bawah ini:

  - Link 1 :  https://onedrive.live.com/redir?resid=D62D5C8CD058497B!730&authkey=!AMO0igsSpIfxumM&ithint=file%2camr

  - Link 2 :  https://app.box.com/s/lund75mdye4on2x5qa84kfvvo4rc8rhm

  - Link 3 :  http://ptkumala.com/Rm.Antara.KAJ%20Kamis%20Biasa10%209Juni16.amr

  - Link 4  :  https://drive.google.com/file/d/0B53xUmle8cJDaUFtdGc2bDFIcDA/view?usp=drivesdk


*


 Mutiara Iman


BERDAMAI
9 Juni 2016

".. Pergilah berdamai dengan saudaramu.." (Mat 5:24)

Lectio
1 Raj 18:41-46; Mzm 65:10 abcd, 10e-11, 12-13; Mat 5:20-26


Gara-gara soal makanan anjing, Petrus ribut dengan anaknya Simon, sehingga mereka tidak bicara satu dengan lainnya. 


Menjelang hari Minggu Lidia, isteri Simon berkata :
"Kita ke gereja hari Minggu mau jemput papi jam berapa?" 


Tetapi Simon menjawab :
"Saya sedang ribut dengan Papi gara-gara Molly."


Lalu Lidia berkata :
"Justru ini saat yang tepat kalian saling berdamai, sebelum ke gereja." 


Pada hari Minggu, ketika menjemput Petrus, Simon yang turun, lalu berkata :
"Apa kabar Papi. Maafkan Simon ya." 


Lalu Petrus berkata dengan tersenyum sambil menepuk pundak anaknya :
"Papi sudah maafkan dan lupakan sejak minggu lalu. Nanti pulang dari gereja, kita makan bersama, Papi buatkan spagetti kesukaan kamu." 


Simon pun dengan tersenyum mengiyakan sambil membuka pintu untuk ayahnya.

Dalam kotbah di bukit, Yesus berkata :
"Pergilah berdamai dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu."

Berdamai dengan saudara adalah persembahan yang Allah senangi.

Oratio
Ya Tuhan, mampukan kami memiliki hati yang mau mengampuni. Amin

Missio
Marilah kita melakukan karya kerahiman yaitu berdamai dengan saudara kita.


Have a Blessed Thursday.

*

Kencan Dengan Tuhan.

Kamis, 9 Juni 2016.


Bacaan: Mazmur 40:3.

  "Ia mengangkat aku dari lobang kebinasaan, dari lumpur rawa; Ia menempatkan kakiku di atas bukit batu, menetapkan langkahku."


Renungan:  

  Di dalam buku The Wonderful Spirit-Filled Life, Charles Stanley menulis: 

"Dalam pelajaran keamanan di air, peraturan utama adalah jangan pernah berenang mendekati orang yang hampir tenggelam dan mencoba menolongnya selama ia masih meronta-ronta. Jika hal ini dilakukan berarti bunuh diri. Selama seseorang yang tenggelam berpikir ia dapat menolong dirinya sendiri, ia berbahaya bagi siapapun yang mencoba untuk menolongnya. Kecenderungannya adalah menyambar orang yang mencoba menolongnya dan menyeret mereka berdua ke dalam air. Prosedur yang benar adalah berada cukup jauh sehingga ia tidak dapat meraih anda. Lalu anda menunggu. Dan ketika pada akhirnya ia menyerah, barulah anda bertindak. Pada saat itu orang yang tenggelam itu sudah menyerah. Ia tidak akan melawan anda dan ia akan membiarkan anda menolongnya."   


Jika saat ini badai kehidupan datang melanda, jangan panik, jangan frustasi dan jangan hanya mengandalkan kekuatan sendiri, melainkan berserahlah kepada Tuhan. Kita dapat berhenti sejenak untuk meluangkan waktu bertelut di bawah kaki Yesus untuk berdoa.


 Sebelum kita berserah kepadaNya, Tuhan tidak akan mengirimkan seseorang ataupun memberikan sebuah jalan keluar untuk membantu dan mengangkat kita dari persoalan-persoalan kita. 


Doa dan penyerahan diri kita pada Tuhan akan menempatkan kita pada posisi yang benar dan tepat untuk menerima pertolongan dari Tuhan.


 Tuhan memberkati.


Doa:

 Yesus, saat ini kubuka hatiku padaMu. Masalahku saat ini terlalu besar untuk kuhadapi sendiri.

 Karena itu kuserahkan ini semua kepadaMu. 

Bersegeralah menolong dan membebaskan aku. 

Amin.

 (Dod).


Semangat pagi semuanya...

*

Thursday 9th June.

Matthew 5:20-26.


"I tell you, unless your righteousness exceeds that of the scribes and Pharisees, you will never enter the kingdom of heaven. ... if you are offering your gift at the altar, and there remember that your brother has something against you, leave your gift there before the altar and go; first be reconciled to your brother, and then come and offer your gift."


We can't approach the Altar of Sacrifice in any old way. To be ready to participate in the Sacrifice of the Altar we need  first to be 'reconciled'. 


St Paul was very clear when he explained to the first Christians that *"whoever eats the Bread or drinks the Cup of the Lord in an unworthy manner will be guilty of profaning the Body and Blood of the Lord"* and so he invited them to "examine" themselves first, because "any one who eats and drinks without discerning the Body eats and drinks judgement upon himself"

 (1Co 11:27-29).


In April 390 Emperor Theodosius sent his army to Thessalonica to crush a revolt. The Roman soldiers slayed seven thousand people without trial, innocent and guilty alike.


 According to historian Theodoret, when the emperor, accompanied by his court, tried to enter the Milanese cathedral to attend Mass, the bishop St Ambrose rebuked the emperor and forbade him to attend the Holy Mass until he repented and made penance. 


Theodoret explains, that Theodosius "had been brought up according to divine words and understood well": he could do nothing but return "weeping and sighing" to the palace.
Receiving Holy Communion in a state of mortal sin is a *sacrilege* that demands reparation. 


The Angel of Fatima asked the three children to say this prayer in reparation: 

*"Most Holy Trinity, Father, Son and Holy Spirit, I adore You profoundly, and I offer You the Most Precious Body, Blood, Soul and Divinity of Jesus Christ, present in all the tabernacles of the world, in reparation for the outrages, sacrileges and indifferences by which He is offended. And by the in nite merits of His most Sacred Heart and the Immaculate Heart of Mary, I beg the conversion of poor sinners".


*
Holy Mary, Mother of the Eucharist, increase my love for Our Lord really present in Holy Communion and teach me to make reparation for sacrileges against the Eucharist.

*

Tips of the day: day 1381 .


Hanya satu orang dari 10 orang kusta yang disembuhkan datang kembali dan berterima kasih kepada Yesus. Ironisnya, 1 orang itu adalah orang Samaria, suku yang dianggap rendah oleh orang Yahudi.

Sembilan yang lain mungkin sedang asik dengan euforia kesembuhannya sampai-sampai mereka lupa kepada Yesus yang telah menyembuhkan.

Karena sembilan orang lain yang tidak berterima kasih, apakah Yesus berhenti menyembuhkan?

 Tidak.

 Dia tetap berbelaskasih dan menolong banyak orang.


Kemarin kita membahas bagaimana seharusnya saat kita berada sebagai pihak yang ditolong. 


Hari ini kita belajar jika menjadi pihak yang sebaliknya, sekalipun mungkin kita tidak dihargai bahkan dilupakan, tetaplah mengasihi dan berbuat baik.


Tindakan kita bukan karena motivasi imbal balik, melainkan karena Allah yang lebih dahulu telah mengasihi kita.


"Lalu Yesus berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? 

Di manakah yang sembilan orang itu?" 

(Lukas 17:17). "


Selamat pagi sahabat, have a blessed day!


*


AGAPE Renungan Harian.

 * Kamis Biasa10.

 9Juni16*


No comments:

Post a Comment

Do U have another idea ?


LET'S SHARE 2 US.