Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dlm segala
Kelimpahan.
(Yoh 10:10B).
_____________
KETAHUILAH DALAM TUHAN, SEORANG PEMBERI TAK PERNAH AKAN KEKURANGAN.
(Mrk 6:34-44).
Betapa bahagianya menjadi pengikut Yesus.
Barang siapa dtg kpd Yesus, tdk akan berkekurangan. Ia tdk akan pernah mengecewakan kita yg selalu datang meminta kpdNya.
Yesus adalah pribadi sederhana yg selalu membuka diri utk memberi kpd orang-orang yg membutuhkan.
Pagi ini kita diajak utk senantiasa memberi. Belajar dari Yesus dan miliki semangat utk rela memberi, sebagai tanda bahwa kita pun menginginkan sesama kita
Gembira, bahagia, diteguhkan, didukung dan diperhatikan.
Tindakan memberi menjadikan kita pribadi yg murah hati dan penuh syukur.
YUK KITA BIASAKAN BUDAYA BERBAGI, SEPERTI YESUS SANG PEMBERI HIDUP DAN PENERUS HIDUP. APA YG DILAKUKANNYA ADALAH MENENGADAH KE LANGIT, MENGUCAP BERKAT, MEMECAH-MECAH DAN MEMBAGIKANNYA.
Gbu.
(C. Siu Chen)
______________
Inilah Injil Yesus Kristus menurut St. Markus.
= Mrk 6:34-44 =
Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala.
Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.
Pada waktu hari sudah mulai malam, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya dan berkata:
"Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah mereka pergi, supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa dan di kampung-kampung di sekitar ini."
Tetapi jawab-Nya:
"Kamu harus memberi mereka makan!"
Kata mereka kepada-Nya:
"Jadi haruskah kami membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?"
Tetapi Ia berkata kepada mereka:
"Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!"
Sesudah memeriksanya mereka berkata:
"Lima roti dan dua ikan."
Lalu Ia menyuruh orang-orang itu, supaya semua duduk berkelompok-kelompok di atas rumput hijau.
Maka duduklah mereka berkelompok-kelompok, ada yang seratus, ada yang lima puluh orang.
Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, supaya dibagi-bagikan kepada orang-orang itu; begitu juga kedua ikan itu dibagi-bagikan-Nya kepada semua mereka.
Dan mereka semuanya makan sampai kenyang.
Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti dua belas bakul penuh, selain dari pada sisa-sisa ikan.
Yang ikut makan roti itu ada lima ribu orang laki-laki.
______________
Seorang pemuda yang dirundung problem mendatangi seorang tua bijak. Tanpa membuang waktu pemuda itu langsung menceritakan semua masalahnya. Pak Tua bijak mendengarkan dengan seksama.
Ia kemudian mengambil segenggam serbuk pahit dan meminta anak muda itu untuk mengambil segelas air.
Ditaburkannya serbuk pahit itu ke dalam gelas dan perlahan diaduk.
"Coba minum ini dan katakan bagaimana rasanya," ujar Pak tua.
"Pahit sekali," jawab pemuda itu .
Pak Tua itu tersenyum, lalu mengajak pemuda itu untuk berjalan ke tepi telaga di belakang rumahnya. Mereka berjalan berdampingan dan akhirnya sampai ke tepi telaga yang tenang itu.
Kembali Pak Tua mengeluarkan serbuk pahit dan menebarkan ke telaga. Dengan sepotong kayu ia mengaduk serbuk sehingga larut dalam telaga.
"Coba ambil air telaga ini dan minumlah. Katakan bagaimana rasanya."
"Segar," sahut si Pemuda setelah meneguk air telaga itu.
"Apakah kamu merasakan pahit di dalam air itu?" tanya Pak Tua.
"Tidak!" sahut Pemuda.
Pak Tua tertawa terbahak-bahak sambil berkata, "Anak muda dengarkan baik-baik. Pahitnya kehidupan sama seperti segenggam serbuk pahit ini, tak lebih tak kurang. Jumlah dan rasa pahitnya pun sama dan memang akan tetap sama. Tapi kepahitan yang kita rasakan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkannya."
Jadi, saat kita merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu yang dapat kita lakukan.
"Lapangkanlah dadamu menerima semuanya itu. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu. Hatimu adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya.
"Jangan jadikan hatimu seperti gelas. Buatlah laksana telaga yang mampu menampung setiap kepahitan itu dan mengubahnya menjadi kesegaran dan kedamaian."
[Elisabeth Wang / Banda Aceh]
______________
God Bless All of You.
Kelimpahan.
(Yoh 10:10B).
_____________
KETAHUILAH DALAM TUHAN, SEORANG PEMBERI TAK PERNAH AKAN KEKURANGAN.
(Mrk 6:34-44).
Betapa bahagianya menjadi pengikut Yesus.
Barang siapa dtg kpd Yesus, tdk akan berkekurangan. Ia tdk akan pernah mengecewakan kita yg selalu datang meminta kpdNya.
Yesus adalah pribadi sederhana yg selalu membuka diri utk memberi kpd orang-orang yg membutuhkan.
Pagi ini kita diajak utk senantiasa memberi. Belajar dari Yesus dan miliki semangat utk rela memberi, sebagai tanda bahwa kita pun menginginkan sesama kita
Gembira, bahagia, diteguhkan, didukung dan diperhatikan.
Tindakan memberi menjadikan kita pribadi yg murah hati dan penuh syukur.
YUK KITA BIASAKAN BUDAYA BERBAGI, SEPERTI YESUS SANG PEMBERI HIDUP DAN PENERUS HIDUP. APA YG DILAKUKANNYA ADALAH MENENGADAH KE LANGIT, MENGUCAP BERKAT, MEMECAH-MECAH DAN MEMBAGIKANNYA.
Gbu.
(C. Siu Chen)
______________
Inilah Injil Yesus Kristus menurut St. Markus.
= Mrk 6:34-44 =
Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala.
Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.
Pada waktu hari sudah mulai malam, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya dan berkata:
"Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah mereka pergi, supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa dan di kampung-kampung di sekitar ini."
Tetapi jawab-Nya:
"Kamu harus memberi mereka makan!"
Kata mereka kepada-Nya:
"Jadi haruskah kami membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?"
Tetapi Ia berkata kepada mereka:
"Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!"
Sesudah memeriksanya mereka berkata:
"Lima roti dan dua ikan."
Lalu Ia menyuruh orang-orang itu, supaya semua duduk berkelompok-kelompok di atas rumput hijau.
Maka duduklah mereka berkelompok-kelompok, ada yang seratus, ada yang lima puluh orang.
Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, supaya dibagi-bagikan kepada orang-orang itu; begitu juga kedua ikan itu dibagi-bagikan-Nya kepada semua mereka.
Dan mereka semuanya makan sampai kenyang.
Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti dua belas bakul penuh, selain dari pada sisa-sisa ikan.
Yang ikut makan roti itu ada lima ribu orang laki-laki.
______________
Seorang pemuda yang dirundung problem mendatangi seorang tua bijak. Tanpa membuang waktu pemuda itu langsung menceritakan semua masalahnya. Pak Tua bijak mendengarkan dengan seksama.
Ia kemudian mengambil segenggam serbuk pahit dan meminta anak muda itu untuk mengambil segelas air.
Ditaburkannya serbuk pahit itu ke dalam gelas dan perlahan diaduk.
"Coba minum ini dan katakan bagaimana rasanya," ujar Pak tua.
"Pahit sekali," jawab pemuda itu .
Pak Tua itu tersenyum, lalu mengajak pemuda itu untuk berjalan ke tepi telaga di belakang rumahnya. Mereka berjalan berdampingan dan akhirnya sampai ke tepi telaga yang tenang itu.
Kembali Pak Tua mengeluarkan serbuk pahit dan menebarkan ke telaga. Dengan sepotong kayu ia mengaduk serbuk sehingga larut dalam telaga.
"Coba ambil air telaga ini dan minumlah. Katakan bagaimana rasanya."
"Segar," sahut si Pemuda setelah meneguk air telaga itu.
"Apakah kamu merasakan pahit di dalam air itu?" tanya Pak Tua.
"Tidak!" sahut Pemuda.
Pak Tua tertawa terbahak-bahak sambil berkata, "Anak muda dengarkan baik-baik. Pahitnya kehidupan sama seperti segenggam serbuk pahit ini, tak lebih tak kurang. Jumlah dan rasa pahitnya pun sama dan memang akan tetap sama. Tapi kepahitan yang kita rasakan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkannya."
Jadi, saat kita merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu yang dapat kita lakukan.
"Lapangkanlah dadamu menerima semuanya itu. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu. Hatimu adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya.
"Jangan jadikan hatimu seperti gelas. Buatlah laksana telaga yang mampu menampung setiap kepahitan itu dan mengubahnya menjadi kesegaran dan kedamaian."
[Elisabeth Wang / Banda Aceh]
______________
God Bless All of You.
No comments:
Post a Comment
Do U have another idea ?
LET'S SHARE 2 US.