Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!"
Bukan kepopuleran seseorang, yang menentukan ia berjasa bagi orang lain, melainkan pengabdian yang tulus.
__________________
Bacaan hari ini
Jumat, 18 Jan 2013
= Markus 2:1-12 =
Saudaraku, dalam Injil hari ini, dikisahkan orang2 datang membawa kepada YESUS seorang lumpuh, digotong oleh 4 orang. Ke 4 orang tersebut kurang dibahas dalam kisah YESUS menyembuhkan orang lumpuh. Namun peran ke 4 orang ini sangat besar bagi kesembuhan orang lumpuh itu.
Saudara, marilah kita menghargai jasa para guru, TKI, petani, karyawan, buruh dan pembantu rumah tangga. Karena jasa2 mereka bangsa kita dapat maju.
Bukan kepopuleran seseorang yang menentukan ia berjasa bagi orang lain, melainkan pengabdian yang tulus.......
1 2 3......yes.........Gbu
_______________
Inilah Injil Yesus Kristus menurut St. Markus.
= Markus 2:1-12 =
Kemudian, sesudah lewat beberapa hari, waktu Yesus datang lagi ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah.
Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintupun tidak.
Sementara Ia memberitakan firman kepada mereka, ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang.
Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring.
Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!"
Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya:
"Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?"
Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka:
"Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan?"
Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" --berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu--:
"Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!"
Dan orang itupun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya:
"Yang begini belum pernah kita lihat."
________________
Benarkah telah terjadi banjir besar global yang mematikan?
Pada 1922, arkeolog Inggris C.Leonard Woolley melakukan penggalian dan penelitian di kawasan gurun Mesopotamia yang terletak diantara Baghdad dan Teluk Persia, akhirnya ditemukan di bawah makam peninggalan bangsawan di Kota Ur, kerajaan kuno Sumeria, terdapat lapisan endapan tanah liat yang bersih setebal 2 meter lebih. Setelah dilakukan penelitian dan analisa, diketahui tanah liat yang bersih itu merupakan tanah endapan dari banjir besar.
Dari sini Woolley berpendapat, penemuan tersebut telah menjelaskan legenda kuno Mesopotamia serta catatan dalam Alkitab dan lain-lain tentang banjir besar, merupakan peristiwa sejarah yang benar-benar pernah terjadi.
Selain itu, pada akhir tahun 60-an hingga awal tahun 70-an abad ke-20, dua kapal peneliti samudera milik Amerika Serikat melakukan pengeboran dasar laut di Teluk Meksiko. Dari dasar laut, mereka mendapatkan beberapa tanah endapan yang berbentuk panjang dan halus. Usia geologis tanah tersebut 100 juta tahun lebih, dengan demikian dapat diperkirakan kadar garam air laut dan kondisi perubahan iklim bumi selama 100 juta tahun tersebut.
Ketika para ahli geologi meneliti tanah endapan itu, diluar dugaan telah ditemukan sejumlah besar Foraminifera Crustasea berada dalam lapisan tanah endapan yang diperkirakan berjarak 10 ribu tahun lalu, dan analisis menunjukkan, dalam tahun-tahun Foraminifera itu bertahan hidup, kadar garam air laut Teluk Meksiko sangat rendah, (Foraminifera merupakan sejenis plankton mikro sel tunggal, perbandingan kadar isotop oksigen dalam crustasea dapat mewakili kadar garam air laut masa hidupnya).
Keadaan tersebut menunjukkan bahwa pada waktu itu terdapat sangat banyak air tawar telah masuk ke dalam Teluk Meksiko dan berperan mengencerkan air laut. Lalu dari mana datangnya air tawar tersebut? Para ilmuwan sependapat bahwa sejumlah besar air tawar yang mendadak datang tersebut niscaya adalah banjir besar prasejarah itu.
Tidak dapat disangkal, dewasa ini manusia tidak banyak menemukan jejak dan bukti banjir besar di atas daratan.
Kondisi tersebut akibat dari 2 penyebab utama:
Pertama, dilihat dari literatur catatan sejarah, waktu berlanjutnya banjir besar tidaklah lama. Walaupun legenda berbagai etnis tidak semua sama, namun dapat dipastikan, banjir besar tersebut berlangsung sekitar satu bulan, kemudian surut total. Dari awal air meningkat hingga surut total kira-kira 120 hari. Waktu yang begitu pendek, walau bagi manusia cukup untuk satu kali pemusnahan, namun bagi geologi bumi tidak cukup untuk meninggalkan jejak yang jelas.
Kedua, banjir besar sampai sekarang telah lewat ribuan tahun, dengan berlalunya waktu, telah menghapus jejak yang memang tidak jelas ini.
Itu sebabnya kita tidak dapat mengharapkan para ahli Geologi, arkeologi dan Paleontologi memberi kita setumpuk bahan-bahan pembuktian. Catatan-catatan yang tersebar di seluruh dunia serta bukti-bukti arkeologi dan geologi yang terbatas ini sudah cukup menjelaskan sebuah masalah: pada zaman purbakala manusia benar telah mengalami bencana banjir besar yang memusnahkan. Berbagai bangsa yang tersebar di seluruh dunia, begitu bencana banjir yang mematikan itu berlalu, orang-orang di penjuru dunia mendirikan kembali peradaban baru dari awal.
Tak sulit diprediksi, nenek moyang manusia yang lolos dari bencana besar pada waktu itu tersisa sedikit jumlahnya, mereka menyaksikan sendiri keadaan pemusnahan umat manusia, dengan hati sedih akan mencatat dalam lubuk hati pemandangan saat itu, yang paling mereka harapkan adalah peristiwa tersebut dijadikan pelajaran bagi anak cucu dan keturunan mereka. Jika saja telah dicatat dengan huruf formal dan disebarkan turun temurun, dipastikan hal itu jadi kenangan dan pelajaran yang sangat menyakitkan!
Sesungguhnya apa saja yang akan disampaikan oleh nenek moyang kepada kita? Merangkum yang dilukiskan oleh berbagai bangsa, kita menemukan penyebab yang sama terjadinya bencana banjir besar adalah: moral manusia telah bejat dan kehilangan sifat hakiki baik hati yang seharusnya dimiliki manusia, sehingga Langit memusnahkan manusia melalui banjir besar, hanya sedikit sekali manusia yang baik hati dapat bertahan hidup.
Mereka yang lolos dalam bencana besar tersebut, semuanya pernah langsung diberi peringatan oleh "Tuhan"-nya masing-masing bahwa akan terjadi bencana besar, seperti halnya yang terjadi pada Dewa Air bangsa Sumeria atau Yahweh dalam legenda Bahtera Nuh dan lain sebagainya, sedangkan mereka yang terselamatkan mempunyai penyebab yang sama, yaitu karena mereka pada waktu itu merupakan segelintir manusia yang masih memercayai dan bertindak menurut kehendak Tuhan.
Oleh karena itu, biarpun peradaban manusia pra sejarah begitu maju, yang diwariskan oleh mereka kepada anak-cucunya bukanlah iptek yang sangat maju, melainkan adalah legenda dan mitos, serta pelajaran tentang moralitas!
Sesungguhnya tidak sulit untuk dibayangkan: melalui pelajaran yang pahit, menusia mengetahui dengan jelas, peradaban materi lebih maju lagi sampai taraf apapun juga, tidak bakal mampu mengatasi bencana alam yang diturunkan Langit. Maka bangsa-bangsa yang bertahan hidup hingga sekarang, yang paling ingin diberitahu oleh leluhur mereka kepada generasi penerusnya adalah pelajaran tentang bencana banjir besar:
Jika umat manusia ingin menikmati kehidupan yang bahagia, harus mengutamakan moralitas, jika tidak, hukum langit tidak akan menoleransi.
[Teo Ai Ping / Jakarta]
Sumber: Epochtimes
________________
God Bless All of You.
Bukan kepopuleran seseorang, yang menentukan ia berjasa bagi orang lain, melainkan pengabdian yang tulus.
__________________
Bacaan hari ini
Jumat, 18 Jan 2013
= Markus 2:1-12 =
Saudaraku, dalam Injil hari ini, dikisahkan orang2 datang membawa kepada YESUS seorang lumpuh, digotong oleh 4 orang. Ke 4 orang tersebut kurang dibahas dalam kisah YESUS menyembuhkan orang lumpuh. Namun peran ke 4 orang ini sangat besar bagi kesembuhan orang lumpuh itu.
Saudara, marilah kita menghargai jasa para guru, TKI, petani, karyawan, buruh dan pembantu rumah tangga. Karena jasa2 mereka bangsa kita dapat maju.
Bukan kepopuleran seseorang yang menentukan ia berjasa bagi orang lain, melainkan pengabdian yang tulus.......
1 2 3......yes.........Gbu
_______________
Inilah Injil Yesus Kristus menurut St. Markus.
= Markus 2:1-12 =
Kemudian, sesudah lewat beberapa hari, waktu Yesus datang lagi ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah.
Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintupun tidak.
Sementara Ia memberitakan firman kepada mereka, ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang.
Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring.
Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!"
Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya:
"Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?"
Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka:
"Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan?"
Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" --berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu--:
"Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!"
Dan orang itupun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya:
"Yang begini belum pernah kita lihat."
________________
Benarkah telah terjadi banjir besar global yang mematikan?
Pada 1922, arkeolog Inggris C.Leonard Woolley melakukan penggalian dan penelitian di kawasan gurun Mesopotamia yang terletak diantara Baghdad dan Teluk Persia, akhirnya ditemukan di bawah makam peninggalan bangsawan di Kota Ur, kerajaan kuno Sumeria, terdapat lapisan endapan tanah liat yang bersih setebal 2 meter lebih. Setelah dilakukan penelitian dan analisa, diketahui tanah liat yang bersih itu merupakan tanah endapan dari banjir besar.
Dari sini Woolley berpendapat, penemuan tersebut telah menjelaskan legenda kuno Mesopotamia serta catatan dalam Alkitab dan lain-lain tentang banjir besar, merupakan peristiwa sejarah yang benar-benar pernah terjadi.
Selain itu, pada akhir tahun 60-an hingga awal tahun 70-an abad ke-20, dua kapal peneliti samudera milik Amerika Serikat melakukan pengeboran dasar laut di Teluk Meksiko. Dari dasar laut, mereka mendapatkan beberapa tanah endapan yang berbentuk panjang dan halus. Usia geologis tanah tersebut 100 juta tahun lebih, dengan demikian dapat diperkirakan kadar garam air laut dan kondisi perubahan iklim bumi selama 100 juta tahun tersebut.
Ketika para ahli geologi meneliti tanah endapan itu, diluar dugaan telah ditemukan sejumlah besar Foraminifera Crustasea berada dalam lapisan tanah endapan yang diperkirakan berjarak 10 ribu tahun lalu, dan analisis menunjukkan, dalam tahun-tahun Foraminifera itu bertahan hidup, kadar garam air laut Teluk Meksiko sangat rendah, (Foraminifera merupakan sejenis plankton mikro sel tunggal, perbandingan kadar isotop oksigen dalam crustasea dapat mewakili kadar garam air laut masa hidupnya).
Keadaan tersebut menunjukkan bahwa pada waktu itu terdapat sangat banyak air tawar telah masuk ke dalam Teluk Meksiko dan berperan mengencerkan air laut. Lalu dari mana datangnya air tawar tersebut? Para ilmuwan sependapat bahwa sejumlah besar air tawar yang mendadak datang tersebut niscaya adalah banjir besar prasejarah itu.
Tidak dapat disangkal, dewasa ini manusia tidak banyak menemukan jejak dan bukti banjir besar di atas daratan.
Kondisi tersebut akibat dari 2 penyebab utama:
Pertama, dilihat dari literatur catatan sejarah, waktu berlanjutnya banjir besar tidaklah lama. Walaupun legenda berbagai etnis tidak semua sama, namun dapat dipastikan, banjir besar tersebut berlangsung sekitar satu bulan, kemudian surut total. Dari awal air meningkat hingga surut total kira-kira 120 hari. Waktu yang begitu pendek, walau bagi manusia cukup untuk satu kali pemusnahan, namun bagi geologi bumi tidak cukup untuk meninggalkan jejak yang jelas.
Kedua, banjir besar sampai sekarang telah lewat ribuan tahun, dengan berlalunya waktu, telah menghapus jejak yang memang tidak jelas ini.
Itu sebabnya kita tidak dapat mengharapkan para ahli Geologi, arkeologi dan Paleontologi memberi kita setumpuk bahan-bahan pembuktian. Catatan-catatan yang tersebar di seluruh dunia serta bukti-bukti arkeologi dan geologi yang terbatas ini sudah cukup menjelaskan sebuah masalah: pada zaman purbakala manusia benar telah mengalami bencana banjir besar yang memusnahkan. Berbagai bangsa yang tersebar di seluruh dunia, begitu bencana banjir yang mematikan itu berlalu, orang-orang di penjuru dunia mendirikan kembali peradaban baru dari awal.
Tak sulit diprediksi, nenek moyang manusia yang lolos dari bencana besar pada waktu itu tersisa sedikit jumlahnya, mereka menyaksikan sendiri keadaan pemusnahan umat manusia, dengan hati sedih akan mencatat dalam lubuk hati pemandangan saat itu, yang paling mereka harapkan adalah peristiwa tersebut dijadikan pelajaran bagi anak cucu dan keturunan mereka. Jika saja telah dicatat dengan huruf formal dan disebarkan turun temurun, dipastikan hal itu jadi kenangan dan pelajaran yang sangat menyakitkan!
Sesungguhnya apa saja yang akan disampaikan oleh nenek moyang kepada kita? Merangkum yang dilukiskan oleh berbagai bangsa, kita menemukan penyebab yang sama terjadinya bencana banjir besar adalah: moral manusia telah bejat dan kehilangan sifat hakiki baik hati yang seharusnya dimiliki manusia, sehingga Langit memusnahkan manusia melalui banjir besar, hanya sedikit sekali manusia yang baik hati dapat bertahan hidup.
Mereka yang lolos dalam bencana besar tersebut, semuanya pernah langsung diberi peringatan oleh "Tuhan"-nya masing-masing bahwa akan terjadi bencana besar, seperti halnya yang terjadi pada Dewa Air bangsa Sumeria atau Yahweh dalam legenda Bahtera Nuh dan lain sebagainya, sedangkan mereka yang terselamatkan mempunyai penyebab yang sama, yaitu karena mereka pada waktu itu merupakan segelintir manusia yang masih memercayai dan bertindak menurut kehendak Tuhan.
Oleh karena itu, biarpun peradaban manusia pra sejarah begitu maju, yang diwariskan oleh mereka kepada anak-cucunya bukanlah iptek yang sangat maju, melainkan adalah legenda dan mitos, serta pelajaran tentang moralitas!
Sesungguhnya tidak sulit untuk dibayangkan: melalui pelajaran yang pahit, menusia mengetahui dengan jelas, peradaban materi lebih maju lagi sampai taraf apapun juga, tidak bakal mampu mengatasi bencana alam yang diturunkan Langit. Maka bangsa-bangsa yang bertahan hidup hingga sekarang, yang paling ingin diberitahu oleh leluhur mereka kepada generasi penerusnya adalah pelajaran tentang bencana banjir besar:
Jika umat manusia ingin menikmati kehidupan yang bahagia, harus mengutamakan moralitas, jika tidak, hukum langit tidak akan menoleransi.
[Teo Ai Ping / Jakarta]
Sumber: Epochtimes
________________
God Bless All of You.
No comments:
Post a Comment
Do U have another idea ?
LET'S SHARE 2 US.