Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya kerajaan sorga
(Matius 5:10)
Penganiayan suatu kata yang menyeramkan dan setiap orang berusaha untuk tidak mengalaminya, namun kalau kita dengar kabar banyak anak-anak Tuhan yang mengalami penganiayaan karena memberitakan "kabar baik" atau karena iman mereka,, termasuk di negara kita, maka kita mulai menjadi cemas dan takut
Dalam realita hidup kita memang sering diperhadapkan dengan kesulitan, masalah dan diperhadapkan dengan pilihan antara "setia" kepada Tuhan tetapi disingkirkan atau "hidup" bersahabat dengan dunia, antara "integritas" atau "realitas", pilihan antara hidup atau mati dan konsekuensinya aniaya
Akibat dari pilihan itu, kita bisa teraniaya atau dianiaya, baik batin, fisik, kehidupan sosial dan keluarga
Bisa saja kita dikucilkan oleh keluarga karena iman kita atau dari lingkungan kita
Tetapi kenapa Tuhan berkata "berbahagia" orang yang dianiaya karena kebenaran? Dalam khotbah "Sebuah homili bagi yang teraniaya" paling tidak ada tiga jawaban
Pertama, melalui pengalaman ini, kita lebih dekat kepada Tuhan
Kedua, kita diberi kesempatan untuk menyatakan kasih, kasih kita kepada Kristus, dan kasih itu harus dibuktikan melalui pengorbanan, seperti Kristus telah berkorban bagi kita
Ketiga, karena melalui itu kita mengalami apa yang sebelumnya dialami oleh para nabi, lalu bersama para martir, pada akhir zaman nanti, kita duduk di tribun kehormatan, membahagiakan, bukan, kehormatan ini?
Orang yang hidupnya dikejar oleh rasa takut akan aniaya dan karenanya mempergunakan segala daya hanya untuk menghindarinya, adalah orang yang paling tidak berbahagia
Sebaliknya yang paling berbahagia adalah mereka yang bisa hidup dengan tenang, melangkah dengan pasti dan memandang ke depan tanpa keraguan di hati, sebab rintangan dan aniaya apa pun tak lagi mampu membuatnya takut, jiwanya bebas merdeka, Berbahagia !
Tuhan Yesus memberkati.
God Bless All of You.
(Matius 5:10)
Penganiayan suatu kata yang menyeramkan dan setiap orang berusaha untuk tidak mengalaminya, namun kalau kita dengar kabar banyak anak-anak Tuhan yang mengalami penganiayaan karena memberitakan "kabar baik" atau karena iman mereka,, termasuk di negara kita, maka kita mulai menjadi cemas dan takut
Dalam realita hidup kita memang sering diperhadapkan dengan kesulitan, masalah dan diperhadapkan dengan pilihan antara "setia" kepada Tuhan tetapi disingkirkan atau "hidup" bersahabat dengan dunia, antara "integritas" atau "realitas", pilihan antara hidup atau mati dan konsekuensinya aniaya
Akibat dari pilihan itu, kita bisa teraniaya atau dianiaya, baik batin, fisik, kehidupan sosial dan keluarga
Bisa saja kita dikucilkan oleh keluarga karena iman kita atau dari lingkungan kita
Tetapi kenapa Tuhan berkata "berbahagia" orang yang dianiaya karena kebenaran? Dalam khotbah "Sebuah homili bagi yang teraniaya" paling tidak ada tiga jawaban
Pertama, melalui pengalaman ini, kita lebih dekat kepada Tuhan
Kedua, kita diberi kesempatan untuk menyatakan kasih, kasih kita kepada Kristus, dan kasih itu harus dibuktikan melalui pengorbanan, seperti Kristus telah berkorban bagi kita
Ketiga, karena melalui itu kita mengalami apa yang sebelumnya dialami oleh para nabi, lalu bersama para martir, pada akhir zaman nanti, kita duduk di tribun kehormatan, membahagiakan, bukan, kehormatan ini?
Orang yang hidupnya dikejar oleh rasa takut akan aniaya dan karenanya mempergunakan segala daya hanya untuk menghindarinya, adalah orang yang paling tidak berbahagia
Sebaliknya yang paling berbahagia adalah mereka yang bisa hidup dengan tenang, melangkah dengan pasti dan memandang ke depan tanpa keraguan di hati, sebab rintangan dan aniaya apa pun tak lagi mampu membuatnya takut, jiwanya bebas merdeka, Berbahagia !
Tuhan Yesus memberkati.
God Bless All of You.
No comments:
Post a Comment
Do U have another idea ?
LET'S SHARE 2 US.