Lectio Divina adalah metode refleksi spiritual yang berasal dari tradisi monastik Kristen dan berkembang pada Abad Pertengahan. Istilah "Lectio Divina" sendiri berarti "bacaan ilahi" dalam bahasa Latin. Metode ini melibatkan pembacaan Alkitab secara perlahan dan reflektif, dengan tujuan untuk mendengarkan suara Tuhan dan mengalami kehadiran-Nya.
Langkah-Langkah Lectio Divina
1. *Lectio (Bacaan)*: Membaca Alkitab secara perlahan dan saksama, memperhatikan kata-kata dan frasa yang menonjol.
2. *Meditatio (Refleksi)*: Merenungkan makna dari bacaan Alkitab, menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari dan pengalaman pribadi.
3. *Oratio (Doa)*: Berdoa sebagai respons terhadap Firman Tuhan, mengungkapkan perasaan, pikiran, dan keinginan kepada Tuhan.
[3B. Meditation (Meditasi): Diam mendengarkan Tuhan berbicara melalui berbagai benda di sekeliling Anda, bersuka cita.]
4. *Contemplatio (Kontemplasi)*: Mengalami kehadiran Tuhan dalam keheningan dan ketenangan, membiarkan diri dipenuhi oleh kasih dan damai-Nya.
[5. *Actio (Action/ Tindakan)*: Melakukan hal yang Anda rasakan/ dapatkan dari hasil *Contemplatio (Kontemplasi)*]
Beberapa tokoh yang berperan dalam pengembangan Lectio Divina antara lain:
- *Guigo II*: Seorang Kartusian abad ke-12 yang menulis "Scala Claustralium" (Tangga Biarawan), yang menjelaskan metode Lectio Divina.
- *Bapa-bapa Gurun*: Para biarawan dan pertapa awal Kristen yang mengembangkan praktik membaca Alkitab secara perlahan dan reflektif sebagai cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.
- *Tradisi Benediktin*: Ordo Benediktin juga berperan dalam mengembangkan Lectio Divina sebagai bagian dari kehidupan spiritual mereka.
Manfaat Lectio Divina
- *Meningkatkan pemahaman Alkitab*: Dengan membaca Alkitab secara perlahan dan reflektif, seseorang dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang Firman Tuhan.
- *Meningkatkan kehidupan doa*: Lectio Divina membantu seseorang untuk berdoa dengan lebih autentik dan mendalam, serta mengalami kehadiran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.
- *Meningkatkan kesadaran spiritual*: Metode ini membantu seseorang untuk meningkatkan kesadaran spiritual dan mengalami pertumbuhan rohani yang lebih dalam.
Lectio Divina dapat menjadi sarana yang efektif untuk memperdalam iman dan mengalami kehadiran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.
Lectio Divina berkembang seiring waktu dan dipengaruhi oleh berbagai tradisi spiritual Kristen, namun intinya tetap sama: mendengarkan suara Tuhan melalui pembacaan Alkitab dan berdialog dengan-Nya dalam doa dan kontemplasi.
Santo Benediktus (Benediktus dari Nursia) sebagai pengembang Lectio Devina adalah seorang biarawan Katolik dan pendiri komunitas-komunitas monastik Kristen. Ia lahir di Nursia, Italia Tengah, ± tahun 480 M dan meninggal pada 21 Maret 547 M. Benediktus mendirikan Ordo Benediktin dan menulis Peraturan Santo Benediktus, yang menjadi pedoman hidup monastik di Eropa Barat.
Santo Benediktus terkenal karena:
- *Pendiri Biara*: Ia mendirikan beberapa biara, termasuk Biara Monte Cassino, yang menjadi pusat penting bagi kehidupan monastik di Eropa Barat.
- *Regula Benedicti*: Aturan hidup yang ditulisnya menekankan keseimbangan antara doa dan kerja, ketaatan kepada Abbas, kerendahan hati, disiplin, dan hospitalitas.
- *Asketisme*: Benediktus menjalani hidup sebagai pertapa di gua Subiaco selama tiga tahun sebelum menjadi pemimpin biara.
- *Mukjizat*: Ia dikenal karena beberapa mukjizat, termasuk mengusir setan dan menghidupkan kembali seorang biarawan yang meninggal.
- *Pelindung*: Ia dianggap sebagai pelindung Eropa dan banyak institusi, termasuk sekolah, universitas, dan biara.
Santo Benediktus diperingati setiap tanggal 11 Juli dan 21 Maret dalam Ritus Latin dan Gereja Lutheran. Ia dikanonisasi pada tahun 1220 oleh Paus Honorius III.
No comments:
Post a Comment
Do U have another idea ?
LET'S SHARE 2 US.