Monday, October 29, 2018

1810292. Senin, 29 Oktober 2018* Renungan Pribadi KH. *MENGASIHI*

*Senin, 29 Oktober 2018*
Renungan Pribadi KH.

*MENGASIHI*


_Ef 5:2 dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah._


Sebagian Jakarta hujan pada hari Minggu malam kemarin. Sebenarnya saat hujan rintik2, saya sudah cepat2 mau pulang setelah menyerahkan berkas proposal suatu acara di sekretariat paroki. Apa daya urus ini itu. Telepon sana sini, membuat saya dan sebagian aktifis tertunda pulang. _(maybe God has plan to us)_

Sebagian kaum muda sudah cepat2 menerjang hujan dengan sepeda motornya karena kata mereka, *hujan ini akan lama*. _(dan betullah perkataan kaum muda yang sudah pandai membaca tanda2 alam/hujan)_ Hampir 30 menit, saya menunggu bersama sepasang suami isteri yang juga saya kenal baik dalam kebersamaan di suatu kelompok kategorial. Hujan besar, dingin, belum makan karena tugas membantu penjualan buku promosi, membuat sang isteri, teman saya berkata _"Lapar juga ya. Mana tukang makanan yang biasa, tidak jualan dan tidak ada tukang makanan yang lewat lagi."_ Sang suami menatap dengan kasih kepada istrinya, _"Sabar ya sebentar. Setelah hujan agak reda, kita pulang naik motor. Nanti kita cari makanan di warung makan yang buka,"_ kata sang suami dengan lembut.

Saya tergerak untuk mencari makanan snack/ sejenisnya untuk sahabat saya yang sedang hamil muda ini. Saya kenal baik suami isteri ini dari saat mereka aktif,  berkenalan, berpacaran, hingga menunggu kehamilan ini setelah beberapa tahun mereka menikah.

Saya beralih ke tempat lain di dalam paroki. Ternyata sebagian teman2 lain yang aktif bertugas, tidak memiliki makanan juga. Lalu saya lihat bayang2 pada kaca pintu sekretariat, maka saya ketuk pintunya. Saya tanyakan kalau2 ada makanan kecil untuk dia. Ternyata sekretaris gereja tidak memilikinya walau dalam kulkas sekalipun. _"Bagaimana kalau telepon romo di pastoran yang biasanya masih menonton TV, siapa tahu masih ada snack/ kelebihan makan malam?"_

Dengan memberanikan diri, saya telepon romo tsb yg sdh saya kenal dari 20tahun yang lalu. Tel pertama, tidak ada sinyal. Tel kedua tidak diangkat. Tel lagi, tel yang terakhir pikir saya, ternyata telepon saya diangkat. _(Puji Tuhan)_

Saya menyampaikan permintaan, lalu romo mempersilahkan saya masuk ke pastoran. _(Puji Tuhan, romo berkenan ditemui)_ Saya bergegas segera masuk pastoran, ternyata romo sedang menghangatkan makanan snack. _"Mana ibu yang hamil itu? Ajak masuk, masa makan diluar."_

_"Segera, saya panggil mereka. Thanks ya romo sampai ke luar kamar lagi"_
*_(Dalam hati: Puji Tuhan)_* Dan saya pun memanggil mereka untuk masuk kedalam pastoran. _(memang saya tahu situasi pastoran ini, karena aktif sudah hampir 30tahun)_

Mereka sempat ragu untuk masuk, apalagi saat tahu, romo sudah menghangatkan makanan untuk mereka. Namun rasa ragu, mereka kalahkan demi kepentingan bersama _(mereka sadar perlu energi untuk pulang, sadar bahwa bayi dalam kandungan perlu nutrisi dan romo sudah berkenan melayani di malam hari)_

Setelah di dalam ruang makan, romo berkata dengan santai, _"Tolong bantu habiskan makan malam tadi. Ambil saja yang kamu suka yang ada di atas meja. Ini makanan snack yang baru saya hangatkan, silahkan dimakan. Mau minum, ambil sendiri ya disana."_

_"Ya. Terima kasih, romo."_ jawab kami hampir serentak dengan terharu. Lalu suami istri mulai memakan makanan yang ada. Terjadi percakapan yang akrab, mulai dari asal kota kelahiran, dsb.

Tak terasa percakapan di meja makan hampir satu jam. Setelah membereskan sisa makanan yang ada di meja makan _(Puji Tuhan. Masih ada makanan walau Sudah dimakan 3 orang lagi)_ dan mencuci peralatan makan yang digunakan, kamipun pamit.
_"Terima kasih untuk "dinner"nya, romo. Selamat malam,"_ begitulah kata2 kami bila digabungkan.

Hujan belum berhenti, tapi waktu  sudah jam 10 malam dan hanya motor kami di parkiran. Maka dengan mengenakan jas hujan, kami beriringan pulang dimana kebetulan wilayah kami tinggal bertetangga.

*
_Lalu Ia meletakkan tangan-Nya_
Perempuan itupun sembuh sakitnya.
Semua orang banyak bersukacita
Perkara mulia telah dilakukan-Nya.

*
_Burung pipit burung gereja_
Lelap dalam derasnya hujan.

Berkat Tuhan selalu nyata
Bagi semua sahabat Tuhan.
🙏

No comments:

Post a Comment

Do U have another idea ?


LET'S SHARE 2 US.