Monday, September 17, 2018

1809172. BKSN KAJ 2018 – PERTEMUAN KE-3 MENGATASI KONFLIK DALAM PELAYANAN BELAJAR DARI RASUL BARNABAS.

BKSN KAJ 2018 – PERTEMUAN KE-3
MENGATASI KONFLIK DALAM PELAYANAN
BELAJAR DARI RASUL BARNABAS


Puji Tuhan. Pelayanan dalam Gereja saat ini semakin berkembang dan banyak umat semakin terlibat, mulai dari posting diri sendiri & grup saat ada info/ mengikuti kegiatan Gereja di medsos, aktif di tingkat lingkungan, paroki sampai keuskupan. 


Namun kadangkala (seringkali) ada beberapa hal yang membuat pelayanan terhambat karena kelemahan manusiawi kita yang berbeda pandangan/ budaya/ kebiasaan/ bahasa/ dan lainnya.


Secara umum, ada tiga hal yang sering menjadi perbedaan: 

1. Perbedaan pendapat, kedewasaan iman dan kemampuan bekerjasama.

2.  Merasa diri sendiri berpikir, bersikap dan bertindak benar. 

3. Sistem kerja dan waktu serta  kebersamaan.



Efek/ hasil dari konflik :


A. Banyak konflik yang tak terselesaikan yang bisa menyebabkan luka batin (sakit hati, merasa tidak dihargai), berhenti melayani, bahkan menarik diri dari komunitas, pindah gereja.


B. Masing- masing pihak berjalan sendiri dengan sikap merasa benar.


C. Lebih menghargai perbedaan yang ada dan mencari persamaan sehingga mampu saling membangun dibidang/ keahlian masing-masing.



Secara teori, kalau kita benar-benar sebagai orang beriman, hal-hal  tersebut di atas diusahakan tidak perlu terjadi, dan bilamana terjadi konfliks sebaiknya bisa segera terselesaikan. 


Mari belajar dari Rasul Barnabas dan Paulus. ( BACAAN: Kis 9:26-28; Kis 11:23-26; Kis 15:35-41 )

PERSELISIHAN SAULUS dan BARNABAS ( dari panduan BKSN KAJ 2018 – hal 44-45)

Dalam salah satu usahanya mengejar-ngejar orang-orang Kristen, Saulus melihat penampakan Tuhan Yesus di Damsyik. Peristiwa itu menjadi titik balik yang sangat penting dalam hidup Saulus. Pertobatan yang dijalani Saulus bukan berarti tanpa kendala dan tantangan. 


Diceritakan, begitu Saulus/ Paulus datang ke Yerusalem dan mencoba menggabungkan diri kepada murid-murid Tuhan, tidak ada satu pun dari mereka percaya dan mau menerimanya. Mereka semua takut kepada Paulus karena latar belakangnya sebagai penganiaya jemaat Tuhan. Ada ketidakpercayaan antar mereka dan mungkin juga kecurigaan, jangan-jangan Saulus (ucapan/ kata dalam bahasa Ibrani) / Paulus (ucapan/ kata dalam bahasa Yunani) cuma berpura-pura saja.


Sudah dapat dipastikan hal ini menjadi pil pahit buat Paulus, justru terjadi di awal pertobatannya. Pada saat yang tidak mudah itu, diceritakan hanya Barnabas yang mau menerima Paulus dan percaya akan pertobatan dan penampakan Tuhan Yesus yang dialaminya. Barnabas adalah orang baik, penuh Roh Kudus dan iman. Barnabas membawa Paulus kepada murid-murid Tuhan lainnya, bahkan Barnabas bercerita bagaimana Paulus melihat Tuhan dan keberanian Paulus mengajar dalam nama Tuhan di Damsyik.

Usaha dan belarasa Barnabas ini luar biasa. Sejak itu para murid lain memperbolehkan Paulus mengajar di Yerusalem, bahkan mereka mengijinkan Paulus untuk mengajar di Tarsus (Kis 9:30).


Lalu pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Saulus; dan setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia. Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.  (Kis 11:25-26)

Persahabatan mereka dipererat lagi dengan sebuah perutusan dari Roh Kudus. Roh Kudus berfirman kepada para murid: "Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka." Saat itu pula para murid berdoa dan berpuasa lalu meletakkan tangan atas Paulus dan Barnabas (Kis 13:2-3). 


Setelah itu nama Paulus dan Barnabas seolah tidak bisa dilepaskan lagi (seperti Batman & Robin ?). Mereka adalah rekan sekerja yang handal sehingga firman Tuhan dapat diwartakan ke beberapa pelosok _(Seleukia, Pafos, Perga di Pamfilia, Siria, Kilikia, dan sekitarnya)_



Mereka berdua pun bekerja sama bahu membahu menyebarkan firman Tuhan ke beberapa tempat, seperti mengusir setan-setan dan menyembuhkan banyak orang sakit dan mengajak banyak orang untuk mengenal Kristus.


Pada suatu saat di Antiokhia, kedua sahabat karib ini berselisih paham dalam pelayanan. Perselisihan mereka dimulai dari niat Barnabas ingin membawa Yohanes yang disebut Markus untuk ikut serta dalam perjalanan mereka.

Niat Barnabas itu ditentang oleh Paulus. Dengan tegas Paulus berkata, bahwa tidak baik membawa serta orang yang telah meninggalkan mereka di Pamfilia dan tidak mau turut bekerja bersama-sama dengan mereka. Perbedaan pendapat ini membuat Paulus dan Barnabas  berpisah. 


Barnabas dengan Markus pergi melayani jemaat Allah di Siprus. Sedangkan Paulus mengajak Silas untuk melayani jemaat di Siria dan Kilikia.


Adalah hal yang menarik dalam konflik Barnabas dengan Paulus. Sahabat yang sangat kompak, sama dalam pelayanan, sama dalam pengajaran akan Tuhan Yesus, berdebat karena seorang muda, Yohanes/Markus, dimana Barnabas ingin mengajak Markus pelayanan/ pewartaan firman Tuhan Yesus.


Beda prinsip.

Bagi Barnabas, Markus adalah pemuda berpotensi yang perlu diajak dan dibinanya (sepertinya, Paulus lupa bagaimana Barnabas berani menangung Paulus didepan Pimpinan Jemaat/ para Rasul). 

Bagi Paulus, orang harus tegas, berani menderita, komitmen, tidak meninggalkan teman, setia, dlsb.

Pelayanan ternyata tidak tertutup pada konflik. Justru konflik yang seringkali mengajar kita untuk semakin dewasa dalam pelayanan. Janganlah konflik menghancurkan dan melemahkan pelayanan kita. Meski berkonflik tajam, Barnabas dan Paulus tetap bersemangat dalam pelayanan kepada jemaat Allah.


BAGAIMANA KONFLIK DISELESAIKAN?
Ada Tiga hal agar konflik dapat diselesaikan, yaitu:


1. Waktu untuk semakin mengenal diri sendiri, sahabat, teman dan pelayanan.

Seringkali perlu waktu, masing- masing mau introspeksi diri sendiri, lalu mengenal lawan/ sumber konflik, mencari solusi yang terpenting dari beberapa sudut.

Paulus dan Barnabas tetap sebagai rasul & pewarta firman Tuhan. 

Gereja mencatat dan menyebarkan tulisan Saulus/ Paulus karena dalam berbagai surat2nya yang menguatkan iman umat/ Gereja awal hingga saat ini.

Barnabas menguatkan Markus sehingga Markus lah yang membuat Injil pertama, kisah singkat tentang Tuhan Yesus.


2. Komitmen/ Empati kepada yang lain.

Sebagai orang Katolik, seharusnya tidak perlu sampai konflik berkepanjangan. Perbedaan yang ada bilamana didasarkan dengan iman dan prinsip yang sama, seharusnya bisa menjadi bahan pembanding/ pertimbangan/ kekayaan pemikiran dalam gereja.

Melakukan tindakan yang benar tanpa hati yang terluka, akan menjadi kesaksian yang baik. 

Barnabas berbeda pandangan dan pendapat tentang Markus. 

Barnabas terus mewartakan firman Tuhan bersama Markus dan yang lainnya. Dan pendapat Barnabas benar tentang Markus bahwa Markus menjadi seorang pewarta yang bagus juga.

Paulus juga terus mewartakan firman Tuhan bersama pengikut Yesus yang lainnya dan Paulus berhasil mewartakan Yesus sampai ke Roma.


3. Ilmu pengetahuan, Kebijaksanaan dan menjadi tokoh Pembawa damai.

Hidup orang beriman harus mendasarkan diri pada Firman Tuhan, Doa, dan Sakramen. 

Ketika berhadapan dengan ketiga hal tersebut, harusnya hati luluh dan berubah menjadi baru. Dari situ dimulailah perjumpaan dan komunikasi, saling terbuka untuk menyelesaikan konflik demi pelayanan terhadap Kristus dan Gereja-Nya. 


Saat sesorang bersikap dan bertindak mau melayani orang lain dan tidak minta dilayani, maka pastilah terjadi perdamaian dan persatuan.



 

No comments:

Post a Comment

Do U have another idea ?


LET'S SHARE 2 US.