Monday, July 30, 2018

1807305. Biji sesawi dan Ragi

Yesus membentangkan perumpamaan ini
Kerajaan Surga seumpama biji sesawi
diambil ditaburkan di ladang sesawi

Biji terkecil  biji sesawi


Benih terkecil biji sesawi
Apabila tumbuh sesawi ini
sayuran terbesar adalah sesawi 

burung bersarang di cabangnya ini

Yesus menceriterakan perumpamaan lagi
Kerajaan Surga seumpama ragi 

seorang wanita mengambil ragi

diadukkan ke dalam terigu ini

diaduk sampai seluruhnya beragi.

Semua hal Yesus sampaikan

Yesus menyampaikan dalam perumpamaan
 Sabda nabi Genaplah demikian

Mulut-Ku selalu mengatakan perumpamaan
Hal tersembunyi aku ucapkan

sejak dunia ini dijadikan

#


Saya pernah berpikir saya adalah orang yang sopan, tidak langsung bicara menyerang lawan bicara. Tapi teman saya mengatakan bahwa bicara saya mutar- mutar dulu baru, mengerti setelah dipikirkan kemudian, kecuali kalau sedang marah. Bicaranya cepat dan langsung.


Pernah dalam suatu perdebatan yang panas, seorang teman memaki saya, "Kamu anjing !"


Saya balas dengan cepat, "Anjing maki siapa?"


Teman tersebut menjawab, "Kamu"


Lalu sayapun tersenyum. Sesaat kemudian teman tersebut tersadar, lalu marah besar dan mengusir saya dari kantornya. Sejak saat itu, dia tidak mau bicara lagi dengan saya, tapi kami masih dalam satu grup WA.


Sejak saat itu, saya belajar berhati-hati dalam bicara agar tidak menyakiti hati orang. Sekarang, pada umumnya, saya disebut sabar karena selalu diam, mengalah bila ada lawan bicara menyindir ataupun mengecilkan diri saya. (Memang saya berpikir, siapa saya yang harus membalas bicara orang yang tidak baik). Banyak orang yang senang berbicara dengan saya. Tapi saya yang masih perlu mengontrol bicara tajam kalau emosi karena orang tersebut "sudah terlalu" banyak bicara menyindir/ tidak mengerti kata-kata 'perumpamaan' saya.


Saya sadar dan paham, mengapa Yesus bicara dengan perumpamaan/ cerita/ narasi karena orang lebih senang mendengar sesuatu yang bagus/ baik/ 'tidak menyerang' tentang dirinya.


Seorang teman mengajari saya bahwa kalau mengatakan orang itu "bodoh", pastilah orang itu marah. Tapi cobalah katakan kepada orang itu bahwa dia termasuk "orang yang penuh perhatian", mendengarkan bicara orang 3-5x baru melakukan hal yang dikatakan. Pasti dia tidak marah.


Banyak orang (termasuk saya) suka mendengarkan hal-hal cerita, hal-hal baik, dan lain sebagainya. Menurut saya, karena iman saya masih dalam masa transisi (bahasa halusnya dari "belum beriman dengan mantap")



Doa:

Tuhan Yesus, terima kasih. Engkau selalu sabar terhadap kelemahan saya. Utuslah Roh KudusMu, agar saya belajar dari pengalaman hidup ini. Berani terus menyempurnakan diri agar saya bisa mengerti bila Engkau berbicara langsung/ tanpa perumpamaan. Bentuklah saya agar sesuai dengan kehendakMu sehingga bisa berguna bagiMu dan kelak menjadi utusanMu kepada orang2 di sekeliling saya. Semoga saya bisa belajar dengan cepat semua ajaranMu dan melakukan sesuai kehendakMu.

Kemuliaan...

Amin.

No comments:

Post a Comment

Do U have another idea ?


LET'S SHARE 2 US.