Friday, February 9, 2018

Pembukaan Musyawarah Besar untuk Kerukunan Bangsa. Tuli terhadap bimbingan Allah? Air Ludah Adalah Obat Yang Mujarab!  BUKALAH TELINGA DAN MULUTKU, TUHAN.

Pembukaan Musyawarah Besar untuk Kerukunan Bangsa.

Tuli terhadap bimbingan Allah?

Air Ludah Adalah Obat Yang Mujarab! 

*  BUKALAH TELINGA DAN MULUTKU, TUHAN.

#


*Pembukaan Musyawarah Besar untuk Kerukunan Bangsa*
8 Feb. 2018

Aloys Budi Purnomo Pr

Menarik sekali mengikuti dan mencermati Pembukaan Musyawarah Besar untuk Kerukunan Bangsa yang diselenggarakan di Garden Sahid Hotel, Jakarta (Kamis, 8/2/2018). Seperti apakah?

https://c.uctalks.ucweb.com/detail/acf32213e06e484abe078b30a375a431?lang=indonesian&uc_param_str=dnnivebichfrmintcpgieiwidsudsvssnwpflamt&stat_entry=personal&entry1=shareback1&entry2=page_share_btn&comment_stat=1&uc_news_item_id=3491995092373963

Salam rukun.
Terima kasih.
Berkah Dalem.

#


SabdaNya

 Jumat  09 - 02 -18

Tuli terhadap bimbingan Allah?


1 Raj 11 : 29-32. 12:19         

 Mark 7 : 31-37

Shalom,
Di Dekapolis, orang membawa kehadapan Kristus, seorang yg tuli dan gagap, agar disembuhkanNya.
Kristus memisahkan orang itu dari kerumunan orang banyak dan kemudian menyembuhkan nya. Ketika orang banyak menyaksikan itu, mereka menjadi takjub dan tercengang.

Allah menganugerahkan kebijaksanaan yg luar biasa kepada Salomo, sehingga dia menjadi raja yg sangat dicintai rakyatnya dan dikagumi bangsa2 lain. Akan tetapi seiring dg berjalannya waktu, Salomo menjadi sangat percaya diri dan tidak mau lagi mendengarkan bimbingan Allah. Kenikmatan hidup justru telah membuat kesetiaannya kepada Allah meluntur sehingga dia melawan Firman Tuhan dg memperistri banyak wanita2 bangsa asing. Melalui istri2 nya itulah Salomo kemudian melawan Allah dg menyembah allah2 yg disembah istri2nya.
Ketenaran dan puja dan puji banyak orang telah membuat Salomo menjadi tuli terhadap Tuhan. Dia tidak lagi menggunakan lidah dan mulutnya untuk menyampaikan apa yg dikehendaki Allah, tetapi yg dia katakan se mata2 hanya apa yg dia inginkan dan pikirkan.
Tidak seperti Daud, ayahnya, dimasa tuanya Salomo sangat mengecewakan Allah.

Setelah Salomo meninggal, Rehabeam menggantikannya menjadi raja Israel. Dia didampingi oleh penasehat2 yg telah mendampingi Salomo, ayahnya, pada saat memerintah. Akan tetapi dalam perkembangan nya dia tidak mau mendengarkan penasehat2 itu dan lebih mau mendengar pendapat teman2 seusianya yg masih muda.  Dia menjadi raja yg arogan dan bersikap keras terhadap rakyatnya. Karena itu mulailah orang2 Israel meninggalkan dia dan tidak lagi percaya kepada keturunan Daud.


Melalui nabi Ahia, Allah menunjuk Yerobeam untuk memimpin pemberontakan dan dalam perkembangannya dia mendapat dukungan  10 dari 12 suku Israel.

Mari kita periksa diri dg jujur. Apakah segala kesibukan perkara2 dunia, segala limpahan berkat Allah yg dianugerahkan kepada kita, telah membuat kita menjadi seperti orang yg tuli terhadap bimbingan Allah?


Apakah kita telah membuat lidah dan mulut kita semakin hari menjadi semakin gagap dalam memuji, menyembah Allah dan mewartakan FirmanNya, karena kita lebih terbiasa menggunakannya untuk mengeluh, untuk mencaci dan mengutuk serta mengucapkan segala macam bentuk dusta?


Bukan hanya sakit penyakit yg dapat membuat kita menjadi tuli dan gagap, tetapi yg jauh lebih sering terjadi, kita telah membuat diri kita sendiri menjadi tuli dan gagap dihadapan Allah karena tidak rela untuk menyediakan waktu untuk sendirian menghadap Dia supaya memperoleh bimbinganNya.


Apa yg dilakukan Salomo dan Rehabeam pada kenyataannya sangat sering  dikerjakan banyak orang sampai saat ini dan mungkin kitapun termasuk didalamnya.

Ketika Kristus menyembuhkan orang yg tuli dan gagap, Dia membawa orang tsb ketempat yg jauh dari keramaian. Setelah orang banyak  melihat mujizat penyembuhan itu, mereka dg tulus  dan takjub mengatakan : Ia menjadikan segala galanya baik.
Percayakah kita bahwa Kristus dapat membuat se gala2nya menjadi baik?
Kalau kita sungguh percaya, seharusnya kitapun setiap hari mau menyediakan waktu untuk sejenak lepas dari segala hiruk pikuk tugas dan persoalan2, untuk mau mendengar apa yg ingin Dia sampaikan. Jadikanlah waktu berdoa dan beribadat sebagai hal yg terpenting dan bukan hanya dilakukan kalau masih ada sisa waktu atau sebagai suatu kebiasaan rutin saja. 


Mari kita katakan dihadapanNya :  'Inilah aku ya Tuhan. Bersabdalah, berilah petunjuk2Mu, tegurlah aku kalau aku telah melakukan hal2 yg tidak berkenan dihadapanMu. Pimpnlah jalan pikiranku dan berilah kekuatan untuk dapat melakukan apa yg Kau kehendaki untuk aku lakukan, dan tidak mengerjakan apapun yg buruk dihadapanMu. Bersabdalah ya Tuhan, aku siap mendengarkan.'
Gbu all n hv a blessed Friday.

#


*JUMAT 09 Februari 2018*

Bacaan Liturgi
Hari Biasa, Pekan Biasa V

Bacaan Injil
Mrk 7:31-37

Yang tuli dijadikan-Nya mendengar,
yang bisu dijadikan-Nya bicara.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Pada waktu itu Yesus meninggalkan daerah Tirus,
dan lewat Sidon pergi ke Danau Galilea,
di tengah-tengah daerah Dekapolis.
Di situ orang membawa kepada-Nya seorang tuli dan gagap
dan memohon supaya Yesus meletakkan tangan-Nya atas orang itu.
Maka Yesus memisahkan dia dari orang banyak,
sehingga mereka sendirian.
Kemudian Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu,
lalu meludah dan meraba lidah orang itu.
Kemudian sambil menengadah ke langit
Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya,
"Effata!", artinya: Terbukalah!
Maka terbukalah telinga orang itu
dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya,
lalu ia berkata-kata dengan baik.
Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ
supaya jangan menceriterakannya kepada siapa pun juga.
Tetapi makin dilarang-Nya mereka,
makin luas mereka memberitakannya.
Mereka takjub dan tercengang dan berkata,
"Ia menjadikan segala-galanya baik!
Yang tuli dijadikan-Nya mendengar,
yang bisu dijadikan-Nya berbicara."

Demikianlah sabda Tuhan.
================
*SIRAMAN ROHANI*
                                                         

Jumat 09 Februari 2018.         

RP Fredy Jehadin SVD

Tema: Air Ludah Adalah Obat Yang Mujarab! 
(Markus 7:31 – 37)

Saudara-saudari ...

 Hari ini kita mendengar bahwa Yesus menyembuhkan seorang yang tuli dan gagap. Kasihan sekali, sudah tuli, gagap lagi. Puji Tuhan bahwa ada orang yang begitu baik hati membawa orang tuli dan gagap ini kepada Yesus. Mereka percaya bahwa Yesus bisa menyembuhkan dia. Cara Yesus menyembuhkan orang tuli dan gagap ini berbeda dari cara Dia menyembuhkan orang lain.


 1) Dia memisahkan orang tuli dan gagap ini dari orang banyak. 

Mengapa Yesus memisahkan dia dari orang lain? 

Yesus mau tunjukkan perhatian yang sangat khusus kepada-nya. Yesus merasakan perasaan dari orang tuli-gagap ini. Sifat orang tuli dan gagap adalah sangat sensitip dan cepat merasa malu. Sadar akan sifat orang tuli dan gagap ini, Yesus menariknya ke samping, biarkan mereka berdua tp menepi. 

Satu ajaran bagi kita untuk selalu sensitip terhadap orang lain yang mungkin punya banyak kekurangan dalam dirinya. Pada umumnya orang tuli dan gagap sangat sensitip akan reaksi orang lain. 


2) Yesus menyembuhkan orang tuli dan gagap ini dengan sentuhan jarinya. Ia memasukkan jari-Nya ke dalam telinga orang ini, lalu meludahinya dan meraba lidahnya. Kemudian sambil menengada ke langit, Yesus menarik nafas dan berkata: "Terbukalah!" maka terbukalah telinga orang itu dan terlepaslah pula pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata.
Yang sangat menarik dari cara penyembuhan Yesus kali ini adalah Dia meludai telinga orang tuli. Rupanya Yesus tahu bahwa air ludah manusia punya khasiat yang sangat kuat untuk menyembuhkan telinga yang tuli. Karena itu Ia memanfaatkannya sebagai obat untuk menyembuhkannya. Air ludah sudah dijadikan obat. Saya yakin ada di antara kita yang sudah merasakan khasiat air ludah untuk menyembuhkan luka baru. 

Perhatikan anjing atau kucing, kalau ada luka baru mereka selalu menjilat lukanya sampai lukanya kering dan sembuh.

Tuhan sudah menyiapkan obat dalam diri kita. Tuhan mengharapkan agar obat itu digunakan. Air ludah adalah salah satu obat yang sudah diberikan Tuhan untuk kita. Supaya kasiat air ludah itu semakin kuat, maka air ludah itu harus didoakan. Itulah yang sudah ditunjukkan Yesus Kristus kepada kita hari ini. Yesus memanjatkan permohon kepada BapaNya. Sesudah Dia mendoakan dan merasa yakin akan kekuatan kuasa Allah dalam air ludah itu, maka berkatalah Yesus kepada orang tuli itu: "Efata" terbukalah, maka telinga orang tuli itu pun terbuka. Sejak saat itu juga orang tuli itu bisa mendengar dan berkata-kata.

Saudara-saudari…

 Dari kisah penyembuhan orang tuli dan gagap ini kita diingatkan bahwa Tuhan sudah menyiapkan obat di dalam tubuh kita untuk menyembuhkan diri kita, entah luka atau apa saja. Selain itu, kita juga diingatkan supaya selalu sensitip akan keadaan orang yang berkekurangan. Ikutilah sikap Yesus, yang begitu memahami perasaan sesama.

Kita berdoa semoga Tuhan selalu menyadarkan kita untuk memanfaatkan apa yang sudah diberikan-Nya kepada kita dan memohon bantuan-Nya untuk selalu memberkati obat yang sudah diberikanNya itu agar kasiatnya semakin kuat.

Kita memohon  Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

#


Embun Rohani Pagi dari Kota Ambon Manise :
Jumat,  09 Februari 2018:

Bacaan I: 1 Raj. 11 : 29 - 32; 12 : 19
Injil : Mrk. 7 : 31 - 37

"BUKALAH TELINGA DAN MULUTKU, TUHAN"

"Adalah lebih baik menderita tuli dan gagap daripada mempunyai telinga tapi tidak bisa mendengar dan mulut tapi tidak dapat berbicara."

Si tuli dan gagap tentunya bersyukur dan berterima kasih yang tak terhingga kepada Yesus, karena dengan firman-Nya, "Efata" ia bisa mendengar dan berbicara dengan jelas dan baik. Kini, ia telah dapat mendengarkan firman Tuhan dengan telinganya dan bisa mewartakannya dengan mulutnya.

Di zaman ini, kita bertanya: "Sesungguhnya, siapakah si tuli dan gagap itu?

Saya, ketika 
Saya tidak mau mendengarkan Tuhan lewat suara hati kita dan Firman-Nya; ketika Saya tidak mendengarkan nasehat dan petuah dari orang tua dan atasan; dan ketika Saya tidak mau mendengarkan saran dan pendapat orang lain demi kebaikan bersama. Yang gagap itu adalah saya ketika Saya tidak mampu untuk menyuarakan kebenaran dan keadilan; ketika mulut Saya tidak mampu menegur orang yang bersalah dan berdosa di sekitar Saya.

Karena itu, adalah baik jika dalam doa-doa kita di hari ini dan hari-hari selanjutnya kita memohon kepada Tuhan, "Efata" (Terbukalah!). Kiranya Tuhan mau membuka telinga dan mulut kita untuk mau mendengarkan titah-Nya dan nasehat serta petunjuk sesama kita, sehingga kita pun dengan lantang dan berani menyuarakan kebenaran dan keadilan kepada dunia dan sesama kita.

Jangan takut, karena Tuhan bersamamu selalu.

Selamat beraktivitas  untuk para sahabat sekalian.

Salam, doa dan berkat dari seorang sahabat untuk para sahabatnya

*(Romo Inno)*

#

No comments:

Post a Comment

Do U have another idea ?


LET'S SHARE 2 US.