Friday, February 9, 2018

Bacaan Liturgi 09 Februari 2018 Hari Biasa, Pekan Biasa V. DENGARKAN dalam keheningan. Terbebas dari Tuli dan Bisu Rohani. YERUSALEM. Confession & Talk.

DENGARKAN dalam keheningan. 

Terbebas dari Tuli dan Bisu Rohani

Bacaan Liturgi 09 Februari 2018

Hari Biasa, Pekan Biasa V.
YERUSALEM
* Confession & Talk.

#


DENGARKAN dalam keheningan karena jika hati anda dipenuhi oleh hal-hal lain, anda tidak dapat mendengar suara Tuhan.

Tapi saat anda mendengarkan suara Tuhan dalam keheningan hati anda, maka hati anda dipenuhi dengan Tuhan.

*St. Teresa dari Kalkuta*
#

*Terbebas dari Tuli dan Bisu Rohani*

SEORANG yang tuli dan gagap diajak Yesus untuk memisahkan diri dari orang banyak. Kemudian dengan sentuhan dan kuasa sabdaNya, Yesus menyembuhkannya sehingga ia dapat mendengar dan berbicara dengan baik.

Lewat kisah pada hari ini, Yesus mengundang kita untuk selalu menyediakan waktu pribadi denganNya, di tengah kesibukan kita dalam bekerja dan berkarya, agar kita tidak kehilangan arah dan tujuan hidup kita.

Di dalam keheningan, kita akan merasakan kehadiranNya dan mendengar suaraNya. Kesetiaan kita dalam menjalin relasi yang akrab denganNya, akan mengasah kepekaan kita sehingga kita dimampukan untuk mengenali suaraNya dan memahami pesanNya yang disampaikanNya lewat berbagai macam cara. Mungkin melalui bacaan Kitab Suci, peristiwa yang kita alami atau juga lewat orang di sekitar kita.

Jalinan relasi yang erat denganNya juga memampukan kita untuk dapat melihat dan merasakan penyertaanNya di sepanjang hidup kita.

Pengalaman dikasihi olehNya akan mendorong kita untuk melambungkan syukur dan terima kasih kepadaNya dan menggerakkan kita untuk membagikannya kepada banyak orang sehingga mereka pun mendapat peneguhan.

Mari senantiasa dekat denganNya dan bersandar kepadaNya agar kita dibebaskan dari ketulian dan kebisuan rohani.

Tanggapi panggilanNya dengan menjadi saksiNya untuk mewartakan kebaikan dan kasihNya ke tengah dunia.

#


Bacaan Liturgi 09 Februari 2018
Hari Biasa, Pekan Biasa V


Bacaan Pertama
1Raj 11:29-32;12:19
Israel memberontak terhadap keluarga Daud.
Pembacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja:


Pada waktu itu
Yerobeam, seorang pegawai Raja Salomo, keluar dari Yerusalem.
Di tengah jalan ia bertemu Nabi Ahia, orang Silo,
yang berselubung kain baru.
Hanya mereka berdua yang ada di padang.
Ahia memegang kain baru yang di badannya,
lalu dikoyakkannya menjadi dua belas koyakan;
Ia berkata kepada Yerobeam, "Ambillah bagimu sepuluh koyakan,
sebab beginilah sabda Tuhan, Allah Israel:
Sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu
dari tangan Salomo
dan akan memberikan kepadamu sepuluh suku.
Tetapi satu suku akan tetap padanya
oleh karena hamba-Ku Daud
dan oleh karena Yerusalem,
kota yang Kupilih dari segala suku Israel."

Demikianlah orang Israel memberontak terhadap keluarga Daud sampai hari ini.

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur
Mzm 81:10-11ab.12-13.14-15

Akulah Tuhan Allahmu, dengarkanlah Aku.


*Janganlah ada di antaramu allah lain,
dan janganlah engkau menyembah kepada allah asing.
Akulah Tuhan, Allahmu,
yang menuntun engkau keluar dari tanah Mesir.

*Tetapi umat-Ku tidak mendengarkan suara-Ku,
dan Israel tidak suka kepada-Ku.
Sebab itu Aku membiarkan dia dalam kedegilan hatinya;
biarlah mereka berjalan mengikuti angan-angannya sendiri!

*Sekiranya umat-Ku mendengarkan Aku;
sekiranya Israel hidup menurut jalan yang Kutunjukkan,
seketika itu juga musuh mereka Aku tundukkan,
dan para lawan mereka Kupukul dengan tangan-Ku.

Bait Pengantar Injil
Kis 16:14b
Ya Allah, bukakanlah hati kami,
agar kami memperhatikan sabda Anak-Mu.


Bacaan Injil
Mrk 7:31-37
Yang tuli dijadikan-Nya mendengar,
yang bisu dijadikan-Nya bicara.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:


Pada waktu itu Yesus meninggalkan daerah Tirus,
dan lewat Sidon pergi ke Danau Galilea,
di tengah-tengah daerah Dekapolis.
Di situ orang membawa kepada-Nya seorang tuli dan gagap
dan memohon supaya Yesus meletakkan tangan-Nya atas orang itu.
Maka Yesus memisahkan dia dari orang banyak,
sehingga mereka sendirian.
Kemudian Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu,
lalu meludah dan meraba lidah orang itu.

Kemudian sambil menengadah ke langit
Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya,
"Effata!", artinya: Terbukalah!
Maka terbukalah telinga orang itu
dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya,
lalu ia berkata-kata dengan baik.


Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ
supaya jangan menceriterakannya kepada siapa pun juga.
Tetapi makin dilarang-Nya mereka,
makin luas mereka memberitakannya.
Mereka takjub dan tercengang dan berkata,
"Ia menjadikan segala-galanya baik!
Yang tuli dijadikan-Nya mendengar,
yang bisu dijadikan-Nya berbicara."

Demikianlah sabda Tuhan.

#


Mutiara Iman

*YERUSALEM*

9 Pebruari 2018

_"Yerusalem, kota yang KUPILIH"_
(1 Raj 11:32)


Lectio
1 Raj 11:29-32; 12:19; Mzm 81:10-11ab, 12-13,14-15; Mrk 7:31-37

Keluarga Surahman memiliki 7 anak di mana mereka sering bertengkar satu dengan yang lainnya. Tetapi anak ke-4 yang bernama David selalu menjadi PENDAMAI di antara mereka. 


Suatu ketika, kakak yang pertama mengatakan bahwa 10 ekor ayam miliknya dipinjam oleh adiknya, tetapi hanya dikembalikan 8 ekor. 


"2 Ekornya tertabrak mobil! Masa aku yang harus ganti!" kata anak yang bungsu. 


Kemudian David berkata :
"Sudah tak perlu ribut. Nanti saya gantikan 2 ekor kepada kakak."


Dan ada beberapa contoh lainya lagi. Namun suatu hari David mengalami sakit leukimia dan tergeletak di Rumah Sakit. Semua kakak dan adiknya berkumpul dan salah satu berkata :
"David kamu jangan mati dulu! Karena kamu adalah PENDAMAI kita semua. Kamu telah dipilih TUHAN untuk mendamaikan kita." 


Kemudian David menjawab :
"Kita semua sudah dipilih Allah dan bisa menjadi PENDAMAI sepanjang kita mau MEMBERIKAN DIRI pada sesama."

Nabi Ahia berkata kepada Yerubeam :
"Sebab ... firman Tuhan, Allah Israel : "Tetapi SATU SUKU akan tetap padanya oleh karena hamba-Ku Daud dan oleh karena Yerusalem, kota yang Kupilih itu dari segala suku Israel."

Yerusalem adalah KOTA pilihan Allah.

Oratio
Ya Allah, bersabdalah hamba-Mu mendengarkan. Amin

Missio
_Marilah kita hidup sebagai orang pilihan Allah yang selalu mewartakan KEDAMAIAN._


*Have a Blessed Friday.*

Mutiara-Iman.org
#

Friday, 9th FEBRUARY


Mark 7:31-37

They brought to him a man who was deaf and had an impediment in his speech; and they besought him to lay his hand upon him. And taking him aside from the multitude privately, he put his fingers into his ears, and he spat and touched his tongue; and looking up to heaven, he sighed, and said to him, "Ephphatha," that is, "Be opened." And his ears were opened, his tongue was released, and he spoke plainly.

Incommunicado, he could not hear or speak properly. He was unable to explain his problems. But when he put himself in Jesus' hands (Ephphatha!) "his ears were opened, his tongue was released, and he spoke plainly." 

Many people have a 'speech impediment'; they find it difficult to talk about their miseries. To recognise our sins and to talk about our mistakes can be embarrassing, but like a doctor, until we explain our problem and show our wound, Jesus can't help and heal us. That's the essence of confession.

"I was a good child." writes a young boy. "I prayed, received the sacraments and went to confession every other week. At the age of 14, I understood that God wanted something from me and started praying more intensely. But one day I made a mistake. I committed a sin against Holy Purity. I felt so embarrassed that I didn't dare go to confession. After a while I stopped praying. I was grumpy, defiant and exploding for silly reasons. I was stuck. It wasn't my mind that was blocked, it was my soul. My mum suspected that something had happened; my sisters, my friends, my teachers too… But more than anyone else, I knew that something HAD happened. My silence was consuming me within. One day I couldn't take it anymore. I went to the priest and told him. I expected an angry reprimand. Instead, very kindly, he explained to me how silly it would be to keep a splinter in my finger hurting for weeks because I was afraid of the pain when it would be pulled out. In two minutes the priest solved all my problems. I went out in peace. I was again the same boy my mum, my sisters, my friends and teachers knew… but with more experience. How silly to keep silent, to feel embarrassed to go to confession; what folly to carry my sins as splinters in my skin when the solution is so simple and easy to get."

Mary, Mother of Good Counsel, may I never be embarrassed of being sincere, confessing my sins and starting again.
#

No comments:

Post a Comment

Do U have another idea ?


LET'S SHARE 2 US.