KITA tidak dapat menjadi seperti yang kita inginkan
bila kita tidak berubah
*Max de Pree*
#
⭕Mutiara Iman
*TAAT*
16 Januari 2017
_".. Ia menjadi pokok keselamatan abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya"_
(Ibr 5:9)
Lectio :
Ibr. 5:1-10; Mzm. 110:1,2,3,4; Mrk. 2:18-22.
Semenjak Ayahnya sakit, Ivan meneruskan usaha yang telah dirintis ayahnya itu. Walaupun masih muda, ia memiliki kemampuan dan mau mendengarkan para profesionalnya.
Suatu saat ketika sedang pergi ke pabrik bersama direktur produksi, melewati suatu tanah, ia bertanya :
"Ini tanah siapa Pak Yosep?"
"Oh, ini tanah milik kita Pak." jawab Yosep.
"Para pekerja tinggal di mana?" tanya Ivan.
"Mereka menyewa di sekitar sini juga." jawab Yosep.
Setelah melewati pabriknya dan berdiskusi dengan para karyawannya ia berkata :
"Pak Yosep, kita akan membangun mess bagi para karyawan, berupa 2 bangunan, yaitu untuk yang single dan yang sudah berkeluarga. Lalu kita siapkan sekolah bagi anak-anaknya agar mereka pun bisa melek teknologi. Kita siapkan tempat berdoa juga supaya mereka selalu bersyukur kepada Tuhan."
Mendengar hal itu dengan mata berkaca-kaca Yosep berkata :
"Saya salut pada pak Ivan dan bersyukur kepada Tuhan karena Pak Ivan sama seperti Pak Silvanus sang ayah."
Lalu Ivan menjawab :
"Karena jasa Bapak dan seluruh karyawan, maka ayah saya bisa sukses dan saya bisa sekolah di luar negeri. Saya berharap dengan dibangunnya fasilitas tadi, akan ada penerus perusahaan dari mereka."
Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya, dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya.
Ketaatan adalah sumber keselamatan.
Oratio
Ya Tuhan, mampukan kami untuk taat dan setia kepada perintah-Mu. Amin
Missio
_Marilah kita hidup dengan taat dan setia kepada perintah Yesus yang menjadi pokok keselamatan._
*Have a Blessed Monday.*
#
JACK.
"Selamat pagi" kata seorang wanita saat ia berjalan menuju pria yg duduk di bangku taman.
Pria itu perlahan mendongak.
Ini jelas seorang wanita kelas atas yg terbiasa dengan hal2 terbaik dari kehidupan seperti mantel barunya. Dia tampak seperti tidak pernah melewatkan hidangan makan dalam hidupnya.
Pikiran pertama adalah bahwa wanita itu ingin mengolok-olok dia, seperti banyak yg telah orang lain lakukan sebelumnya .
"Tinggalkan saya sendiri," geram pria itu ....
Sangat mengherankan, wanita itu terus berdiri di depannya.
Dia tersenyum dengan gigi putih berbaris dan menyilaukan. "Apakah kau lapar?" wanita itu bertanya.
"Tidak," jawab pria itu sinis. "Saya baru saja makan bersama presiden. Sekarang pergilah kau."
Senyum wanita itu menjadi lebih lebar. Tiba-tiba pria itu merasakan tangan lembut di bawah lengannya.
"Apa yang kau lakukan?" pria itu bertanya dengan marah. "Saya katakan, tinggalkan saya sendiri."
Dari kejauhan seorang polisi datang mendekat. "Apakah ada masalah, Bu?" tanya pak polisi.
"Tidak ada masalah di sini, pak," jawab wanita itu. "Saya hanya berusaha untuk membantu pria ini berdiri. Maukah Anda menolong saya?"
Polisi itu menggaruk kepalanya. "Itu si tua Jack. Dia sudah tinggal menetap di sini selama bertahun-tahun. Apa yang Anda inginkan dengan Jack?"
"Lihat cafe di sana?" tanya wanita itu. "Saya akan membelikan sesuatu untuk dimakan dan menghindarkan pria ini dari hawa dingin untuk sementara."
"Apakah kau gila?" pria tunawisma menolak maksud baik wanita itu. "Saya tidak ingin masuk ke sana!" Lalu ia merasa tangan yang kuat menyambar lengannya yg lain dan mengangkatnya. "Biarkan saya pergi, pak polisi. Saya tidak melakukan apa-apa."
"Ini adalah kesempatan yang baik untuk Anda, Jack" polisi itu menjawab. "Jangan menyia-nyiakan itu .."
Akhirnya, dan dengan susah payah, wanita dan polisi membawa Jack ke cafe dan mendudukkan dia di sebuah sudut meja. Saat itu pagi menjelang siang, sehingga sebagian besar dari kerumunan orang untuk sarapan telah pergi dan waktu makan siang belum tiba ...
Manager di cafe itu berjalan menuju meja. "Apa yang terjadi di sini, pak?" Dia bertanya. "Apakah pria ini dalam kesulitan?"
"Wanita ini membawa pria ini di sini untuk diberi makan," jawab polisi itu.
"Tidak di sini!" Manager itu menjawab dengan marah. "Melayani orang seperti ini di sini adalah buruk bagi bisnis kami."
Si tua Jack tersenyum menyeringai ompong. "Hi wanita, lihatkah. Saya sudah bilang begitu. Sekarang jika Anda akan membiarkan saya pergi. Saya tidak ingin datang ke sini lagi."
Wanita itu berpaling ke manager cafe dan tersenyum : "Pak, apakah Anda kenal baik dengan perusahaan Eddy and Associates, perusahaan keuangan di jalan seberang?"
"Tentu saja saya kenal baik," manager itu menjawab dengan tidak sabar. "Mereka mengadakan pertemuan mingguan mereka di salah satu ruang istimewa di cafe saya ini."
"Dan anda mendapatkan sejumlah besar uang dengan menyediakan makanan di pertemuan-pertemuan mingguan itu, bukan?" sahut wanita itu.
"Apa hubungannya dengan Anda?" jawab manager cafe.
"Saya adalah Penelope Eddy, President dan CEO dari perusahaan Eddy and Associates."
"Oh."
Wanita itu tersenyum lagi. "Saya pikir siapa saya mungkin bisa membuat perbedaan."
Wanita itu melirik polisi yang sibuk menahan tawa. "Apakah Anda ingin bergabung dengan kami untuk makan, pak polisi?"
"Tidak, terima kasih, Bu," jawab polisi itu. "Saya sedang bertugas."
"Atau, mungkin, secangkir kopi untuk menemani anda bertugas?"
"Ya, Bu. Itu bagus, terima kasih."
Manager cafe berbalik, "Saya akan menyediakan kopi anda segera, pak polisi."
Polisi itu mengawasinya berjalan pergi. "Anda pasti sudah membuat dia malu" katanya.
"Itu bukan maksud saya. Percaya atau tidak, saya punya alasan untuk semua ini."
Wanita itu duduk di meja seberang si tua Jack yg kagum padanya. Dia menatap lekat-lekat ... "Jack, kau ingat aku?"
Si tua Jack melihat wajah wanita itu dengan lama, matanya berair. "Seharusnya saya mengenal anda - maksud saya, anda terlihat akrab pada saya."
"Saya mungkin sedikit lebih dewasa," katanya. "Atau mungkin saya sudah lebih gemuk dibanding ketika saya lebih muda dan anda masih bekerja di sini. Saya datang melalui itu pintu itu, dingin dan lapar."
"Bu?" Pak Polisi bertanya-tanya. Dia tidak bisa percaya bahwa seorang wanita yg terlihat kaya ini ternyata pernah merasakan kelaparan.
"Saya baru saja lulus dari perguruan tinggi," wanita itu mulai bercerita. "Saya datang ke kota ini untuk mencari pekerjaan, tapi saya tidak bisa menemukan apa-apa. Akhirnya saya hanya punya beberapa sen terakhir dan saya ditendang keluar dari tempat kost saya. Saya berjalan kemana-mana selama beberapa hari. Saat itu bulan Februari dan saya dingin dan hampir kelaparan. Saya melihat tempat ini dan berjalan masuk untuk sebuah kesempatan bahwa saya bisa mendapatkan sesuatu untuk dimakan. "
Mata Jack menyala dengan senyum. "Sekarang saya ingat," katanya .. "Saya berada di belakang meja kasir melayani pelanggan. Anda datang dan bertanya apakah Anda bisa bekerja apa saja untuk bisa mendapat makanan. Saya mengatakan bahwa itu melanggar kebijakan perusahaan."
"Saya tahu," lanjut wanita itu. "Kemudian Anda membuatkan untuk saya sandwich daging sapi panggang terbesar yang pernah saya lihat, memberi saya secangkir kopi, dan mengatakan kepada saya untuk pergi ke sebuah sudut meja dan menikmatinya. Aku takut bahwa Anda akan mendapatkan masalah ..... Tetapi ketika aku menoleh dan melihat Anda membayar harga makanan saya di kasir, aku tahu bahwa semuanya akan baik-baik. "
"Jadi Anda memulai bisnis Anda sendiri?" kata si tua Jack.
"Saya mendapatkan pekerjaan pada sore hari itu. Saya memulai karir saya dan akhirnya saya memulai bisnis saya sendiri, dimana dengan bantuan Tuhan, menjadi sukses." Wanita itu membuka tasnya dan mengeluarkan sebuah kartu nama. "Setelah anda selesai di sini, saya ingin anda menemui Pak Lyons ... Dia adalah direktur personalia perusahaan saya. Saya akan bicara dengan dia sekarang dan saya yakin dia akan menemukan sesuatu yg bisa Anda lakukan di kantor kami. " Wanita itu tersenyum. "Saya pikir Pak Lyons mungkin bahkan bisa memberikan sedikit dana untuk anda sehingga dapat membeli beberapa pakaian dan mendapatkan tempat tinggal sampai Anda mampu untuk berdikari ... Jika Anda membutuhkan sesuatu, pintu selalu terbuka untuk Anda . "
Air mata menetes di mata orang tua itu. "Bagaimana saya bisa berterima kasih?" dia berkata.
"Jangan berterima kasih pada saya," jawab wanita itu. "Bagi Tuhan semua kemuliaan. Terima kasih Yesus ......
Dia membawa saya menemuimu."
Di luar cafe, polisi dan wanita itu berhenti di pintu masuk sebelum mereka berpisah ....
"Terima kasih atas semua bantuan Anda, pak polisi," katanya.
"Sebaliknya, Ibu Eddy," jawabnya. "Terima kasih. Saya melihat keajaiban hari ini, sesuatu yang saya tidak akan pernah lupakan. Dan terima kasih untuk kopinya."
Allah akan mengalihkan beberapa kondisi di sekitar Anda hari ini dan membiarkan semua hal itu bekerja untuk kebaikan Anda.
Tuhan menutup pintu dimana tidak ada orangpun yang bisa membuka & Dia membuka pintu dimana tak seorang pun dapat menutup ..
Jika Anda membutuhkan Tuhan untuk membuka beberapa pintu untuk Anda ... bagikan cerita ini, jika Anda merasa dipimpin olehNya .. kerjakan segera.
🙏 Tuhan memberkati Anda 🙏
Mari kita mulai 2017 dengan sikap yang benar dalam hati kita.
#
Monday, 16th JANUARY
Mark 2:18-22
Now John's disciples and the Pharisees were fasting; and people came and said to him, "Why do John's disciples and the disciples of the Pharisees fast, but your disciples do not fast?"
And Jesus said to them, "Can the wedding guests fast while the bridegroom is with them? As long as they have the bridegroom with them, they cannot fast. The days will come, when the bridegroom is taken away from them, and then they will fast in that day."
Fasting is good. But it's not the most important thing. The Pharisees were convinced that those sacrifices were 'justifying' or 'sanctifying' them. But they forgot more important things, like charity, for instance. They offered all kinds of sacrifices but didn't love God or others.
We could say that fasting is a complement. But love is the essence. Fasting is like a hat. Charity is the clothes. You can run around without your hat; but never without clothes!
There was a friar whose daily job was to collect wood. On his way back, after spending hours out in the scorching sun, he would get very thirsty.
One day, he approached a well with fresh water to quench his thirst, but then he thought: 'What a great sacrifice it could be not to drink from this well'. So he decided to deny himself the drink and offer it up. At night, before going to bed he looked at the sky and discovered a new star shining as an appreciative smile from God. Every day he offered that sacrifice and every night he was delighted to see the star ('his star'!) in the sky.
A young novice was once asked to accompany him. They walked together and suffered in the heat. When in the afternoon they passed by the well, the monk found himself in a dilemma. If he didn't drink, the poor young novice wouldn't quench his thirst either; but if he drank he wouldn't have his star in the sky.
After a moment's hesitation, for the sake of the novice he decided to drink and so, his companion drank also. On his way back he remained silent, sad at the thought of not seeing the star that night. Just before going to bed with an attitude of resignation, he looked up to the sky and saw that in the clear night there was not one... but two stars. Charity was an even greater sacrifice!
Mary, Mother of Fair Love, may I learn to put charity first; may I grow in love for God and for others every day.
#
No comments:
Post a Comment
Do U have another idea ?
LET'S SHARE 2 US.