Friday, August 12, 2016

Tiga RenHar. 12 Agustus 2016. Relasi Perkawinan.

RELASI tidak selalu berjalan indah,
  namun dua orang dapat berbagi satu payung
   dan bertahan melawan badai bersama-sama.


*

Mutiara Iman.

12 Agustus 2016 .

"Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu."
(Mat 19:6)

Lectio
Yeh 16:1-15,60,63 atau Yeh 16:59-63; MT Yes 12:2-3,4bcd,5-6; Mat 19:3-12


Setelah makan malam, Firman mengajak kedua anaknya belajar. Waktu telah menunjukkan pukul 10:00 malam, tetapi Sinta istrinya belum pulang juga.

Lalu ada SMS masuk yang berisi :
"Mas, maafkan saya tidak sanggup hidup bersamamu. Tolong jaga anak-anak ya!"

Firman pun merasa sangat sedih membaca sms itu dan sejak saat itu, ia membesarkan kedua anaknya dengan membuka usaha tambal ban dan tambah angin di depan rumahnya.

Setiap hari ia harus masak, mengajar, dan mengantar jemput anak-anaknya.

Lima tahun kemudian, ketika sedang mengajar anaknya, Sinta yang terlihat kurus kering masuk mendatangi Firman dan kedua anaknya.

"Mas Firman, maafkan saya" kata Sinta lirih.

Lalu Sandi, anak pertamanya bertanya :
"Kamu siapa Mba?"

"Sandi, ini mama kamu yang sedang bekerja di luar negeri.
Kasian dia sudah capek dan sekarang mau kembali untuk bersama kita sebagai satu keluarga."

Mendengar apa yang dikatakan Firman, Sinta pun menangis.

Jawab Yesus :
"Demikianlah mereka bukan lagi 2, melainkan 1.
Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."

Ketika kita berjanji menjadi pasangan suami isteri di depan Tuhan, kita telah menjadi satu.

Oratio
Ya Tuhan, mampukan kami menjadi pasutri yang setia sepanjang masa. Amin.

Missio
Marilah kita melakukan karya kerahiman dengan setia mengasihi pasangan kita.

Have a Blessed Friday.

*
Kehidupan Burung Enggang.

Dahulu kala di salah satu daerah di Kalimantan, ada cerita mengenai kehidupan burung Enggang, jantan dan betina.

Sepasang burung Enggang ini saling menyayangi.
Jika burung Enggang yang betina mau bertelur, burung Enggang yang jantan akan mencari lubang di pohon besar atau di daerah bebatuan yang jauh dari pemukiman penduduk.

Kemudian lubang itu ditutup dengan tanah oleh Enggang jantan, sehingga tinggal paruh Enggang betina saja yang tampak di permukaan.
Enggang jantan memberi makan dari luar sampai telur menetas.

Kehidupan sepasang burung Enggang ini sangat harmonis.
Mereka justru mengalahkan keharmoniasan pasangan manusia di zaman ini.

Cerita kehidupan sepasang burung Enggang jantan dan betina bisa menjadi pelajaran bagi manusia.
Jika hewan saja bisa menyayangi pasangan dan anak-anaknya, bagaimana mungkin hal itu tidak terjadi pada manusia yang berkeluarga?

Manusia adalah ciptaan Tuhan yang lebih daripada hewan.

  Ikatan cinta kasih suami-istri yang tidak terpisahkan. Tuhan sendiri yang menghendaki hal tersebut terjadi.

Tuhan memberi kita gambaran yang luar biasa.
Hewan saja bisa memelihara cinta kasih dan perhatiannya kepada pasangan. Bagaimana dengan manusia?
Sudahkah kita mencintai pasangan dan memberikan perhatian kepadanya?
Kita diajak untuk selalu ingat akan janji setia kepada Tuhan dan kepada sesama.

Janji perkawinan dan kaul kita bukanlah beban.
Janji pernikahan dan kaul adalah berkat yang akan mengantar kita untuk merasakan cinta kasih Tuhan yang besar dalam hidup.

Mari, dalam melangkah dan memulai hidup, kita ingat akan janji dan kaul yang pernah kita ucapkan.
Dengan demikian, hidup kita selalu berkenan kepada Tuhan.

Tuhan, mahasetia.
Dia meminta kita pun selalu setia dalam hidup dan panggilan.

*

Tips of the day:
day 1437

Banyak melakukan hal baik, membuat kita menerima ganjaran yang baik pada akhirnya. Itu harapan kita.

Tapi dalam kehidupan nyata yang terjadi tidak selalu demikian.
Kita sudah melakukan kebaikan, tapi malah menuai hal buruk.

Saat kita dekat dengan Tuhan, bukannya masalah kita selesai, tapi tantangan malah tambah berat.

Murid-murid Yesus sudah memberitakan Injil, namun Tuhan tidak mempermudah hidup mereka, Tuhan seolah-olah membiarkan penderitaan dan aniaya menimpa mereka.

Hidup adalah misteri, kasih Kristus harus jadi motivasi terbesar - upah di surga yang kekal adalah hadiahnya.

"Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi."
(1 Korintus 9:25).

Selamat pagi sahabat,
  have a blessed Friday!


*



SabdaNya.
Jum'at 12 - 08 - 16.

Yeh 16 : 59-63.  
Mat 19: 3-12.

Shalom,
Dlm budaya Yahudi puluhan  ribu yg lalu, kedudukan laki2 sngt dominan.
Semua wanita sngt tergantung pd laki2 n dianggap sbg milik laki2.

Seblm menikah,seorg gadis adlh  milik ayahnya, setlh menikah menjadi milik suaminya.

Dijaman Musa, yg memprihatinkan adlh seringnya terjadi seorg suami menelantarkan istrinya bgt saja.
Dia ditinggalkan tanpa ada yg melindungi n mencukupi kebutuhan hdpnya ttp dia tdk dpt menikah lg krn tetap dianggap milik suaminya selamanya.

Dlm situasi spt itu Musa membuat hukum bhw seorg suami hrs membuat srt cerai, srt melepaskan 'kepemilikannya' kl mau meninggalkan istrinya.

Dg demikian status istri menjadi jelas, dia dpt kembali kerumah ayahnya atau menikah lg.

Hukum yg dibuat Musa adlh untk melindungi para wanita.
Ttp hukum itu kmdn disalah tafsirkan menjadi suatu ijin untk bercerai, untk melepas tg jawab seorg suami terhadap istri n anak2nya.

Ketika Kristus ditanyakan oleh org2 Farisi ttg pernikahan, Dia tdk mengambil hukum yg dibuat Musa sbg landasan, ttp dari Kitab Pertama Taurat, kitab Kejadian. Allah yg menciptakan manusia menginginkan laki2 n wanita yg dipersatukan didlm pernikahan untk menjadi satu daging, shg mrk bukan lg dua ttp satu.

Kmdn Kristus menegaskan, apa yg tlh dipersatukan Tuhan, tdk blh diceraikan manusia.
Kalau itu dibuat, itu berarti manusia melawan kehendak Tuhan.

Ajaran Kristus yg tegas itu mengejutkan bkn hanya bg org2 Farisi ttp jg para muridNya shg mrk sampai mengatakan :
lbh baik jangan menikah.

Bgmnpun mrk pasti takut n tdk mau dikatakan melawan Allah, pdhl pd saat itu sngt biasa seorg laki2 memp bbrp istri

Persoalan ttg pernikahan, tdk bisa lepas dr kehendak Kristus agar kita semua slg memaafkan 70 x 7 kali.
Kita dituntut untk memaafkan dg sgnp hati.

Tdk ada manusia yg sempurna, shg kalau mau bersatu, sdh pasti sngt dibutuhkan untk slg mengampuni.

Kristus mendasarkan sikap slg mengampuni bkn sebatas relasi diantara manusia saja ttp berkaitan sngt erat dg relasi antar manusia dg Tuhan.

Yahwe memberikan FirmanNya kepd Yehezkiel, bhw sekalipun bngsa Isarel tlh sngt mengecewakanNya, ttp Allah tetap punya komitment yg kuat dg janjiNya.

Setlh Allah membuat mrk tersadar akan jahatnya perbuatan mrk, yaitu dg membiarkan mrk mengalami akibat2 buruk dr perbuatan mrk sendiri, Allah kembali mengulurkan tangan untk menolong mrk n mengembalikan mrk ke tanah air mrk..

Lbh dr itu, Allah mlhn mengutus mrk untuk menjadi contoh bg bangsa2 lain agar mrk semua dpt menyembah Allah yg sesungguhnya shg dpt menemukan kebahagiaan sejati. Allah akan memberikan bangsa2 lain sng anak mrk.
(Yeh 16:61).

Tuhan mengharap krn mrk diberi tg jawab n hrs menjadi teladan, mrk sendiripun akan lbh menjaga tingkah laku mrk untk tetp berada dlm jalan Allah.

Pengampunan Allah yg sll mau melupakan kesalahan n memberi kesempatan untk berubah, hrs menjadi pedoman kuat bg setiap org didlm pernikahannya.

Dg kekuatan sendiri kita mmg rapuh dlm menghadapi tantangan n godaan, ttp dg sll menyertakan Allah, tdk ada yg tdk mgkn.

Spt org tua yg sll dpt memaafkan kesalahan anak2nya, sklpn mgkn bgt sering dikecewakan n disakiti, demikian jg setiap org hrs dpt memaafkan pasangan hidupnya n berpegang teguh pd komitment pernikahaan mrk.

Gbu all n hv a blessed Friday.

*

St Jane Frances de Chantal.
Friday 12th August.

Matthew 19:3-12.

Jesus said to his disciples:
"Not all men can receive this saying, but only those to whom it is given.
For there are eunuchs who have been so from birth, and there are eunuchs who have been made eunuchs by men, and there are eunuchs who have made themselves eunuchs for the sake of the kingdom of heaven.
He who is able to receive this, let him receive it."

Jesus is teaching them about celibacy (virginity).
Some people receive the gift of celibacy and don't marry in order to devote their entire lives to God, answering a specific vocation.
This is not given to everyone, says Our Lord, just to those He chooses.
He ordered human beings in Genesis to "Be fruitful and multiply" (1:28).

Then, why does God ask some people not to marry?
Well, because giving birth to babies is not the only way to 'be fruitful'.

Jesus Himself was celibate. This was not new in Jesus' times.

In the Old Testament the prophet Jeremiah was told:
"You shall not take a wife, nor shall you have sons or daughters."

St Paul, who was celibate himself, wrote some wonderful texts about marriage (such as his letter to the Ephesians), but when he speaks about a celibate life, he explains how a person devoted to God has no other concern than to please God.

It is not about not getting married.
It is not about a 'Not'.
It is about a complete 'Yes' with no conditions attached.
It's therefore a gift but given only to some.

Almiro Faccenda was 10 years old. When in 1915 his parish priest was going to be arrested by the Austrians, he gave the boy the Tabernacle key with instructions that, if they were going to besiege the city, he had to give Holy Communion to the villagers.

Four days later, on November 15, the attack began. Almiro told the people what he had been asked to do and, amid the noise of guns and bombs, he gave Communion to the people.

At night he said to his mum:
-'What am I to do with this hand of mine that has touched God?
Should it not serve Jesus for ever?'
He was ordained a priest in 1932.

Mary, Virgin Most Pure, may the Church never lack souls who have the generosity to give their lives entirely to God following their vocation to celibacy.

No comments:

Post a Comment

Do U have another idea ?


LET'S SHARE 2 US.