Saturday, January 30, 2016

Tiga Renhar. 30 JAN 2016. FRESH JUICE. "Menikmati Badai Kehidupan bersama Yesus." Bahasa Kasih. "Panik." "Ketakutan."

JANGAN pernah membiarkan
kehadiran badai
  menyebabkan anda meragukan
  kehadiran Tuhan.

Craig Groeschel.

*

--------------------------------------------
FRESH JUICE 30 JAN 2016.

​Tema : Menikmati Badai-
             Kehidupan bersama-
             Yesus.
             Mrk. 4:35-41.
Oleh   : RD Adam Suncoko.
             Keuskupan Malang.

       http://bit.ly/FJ300116

SALAM FRESH JUICE! GBU.
--------------------------------------------
*

Renungan Harian Katolik
"Bahasa Kasih"
Sabtu, 30 Januari 2016.

2 Sam 12:1-7a,10-17;
Mzm   51:12-13,14-15,16-17;
Mrk    4:35-41.

PANIK.

Guru, Engkau tidak peduli kalau kita binasa?  -- Mrk 4:38.

Beberapa waktu lalu, kakak saya mengalami panic attack dan harus dirawat di rumah sakit.
Tapi hingga saat ini saya masih bingung dengan yang disebut panic attack.

Dalam pemahaman saya, mungkin itu sama seperti rasa kuatir yang berlebihan sehingga membuat kita mengalami ketakutan sehingga otak memberitahukan ke tubuh bahwa ada masalah yang berat.

Saya tidak bermaksud menulis tentang suatu penyakit, tetapi ingin mengajak kita untuk memeriksa diri.
Karena kita juga sering diserang oleh hal tersebut, biasanya ketika ada suatu masalah yang membuat kita berusaha keras memikirkan jalan keluar sehingga kita lupa bahwa kita memiliki Tuhan yang terlebih besar dari masalah kita.

Omong-omong, para murid juga mengalami hal ini. Mereka yang sebagian besar adalah nelayan yang sangat mengerti cara mengemudikan kapal, tiba-tiba ketika menghadapi badai, seluruh kemampuan yang mereka miliki nampaknya sia-sia.
Mereka akan tenggelam.

Dalam keadaan panik, mereka membangunkan Yesus.

Kalau kita bayangkan secara logika, lucu rasanya nelayan bertanya pada tukang kayu, bagaimana melepaskan diri dari badai.

Sebelum kita menyadari hal itu, alangkah baiknya kalau kita selalu memulai hari yang baru dengan berdoa
-- meminta Tuhan menjadi Gembala bagi kita, membimbing setiap langkah kita, dan menuntun kita ke tempat dimana Ia ingin kita berada.

Percayalah, bahwa Dia akan membimbing hidup kita. (An).

Sudahkah saya meminta Tuhan menjadi Gembala bagi hidup saya hari ini...?

*

Sabtu, 30 Januari 2016.
Hari Biasa Pekan III.

Hati manusia merindukan dunia
di mana kasih bertahan,
di mana karunia-karunia dibagikan,
di mana kesatuan dibangun,
di mana kebebasan menemukan maknanya dalam kebenaran,
dan dimana identitas ditemukan dalam persekutuan yang saling menghormati.
Iman kita dapat menanggapi pengharapan-pengharapan ini : semoga kamu menjadi pelopornya!
(Paus Benediktus XVI - Pesan untuk Hari Komunikasi Sedunia ke-43, 24 Mei 2009)   

Arsip renungan Rm. Ign. Sumarya, SJ

2 Samuel (12:1-7a.10-17)   
Mzm 51:12-13.14-15.16-17
Markus (4:35-41) 

Renungan  

Di sebuah rumah sakit ada seorang pasien yang harus menjalani operasi berhubung dengan sakit yang dideritanya.

Ketika pasien tersebut diberi tahu akan dioperasi maka nampak pucat dan ketakutan.

Beberapa waktu setelah informasi tersebut seorang perawat memeriksa tekanan darah yang bersangkutan, dan ternyata tekanan darah pasien cukup tinggi, maka tindakan operasi ditunda.

Hal itu terjadi di pagi hari, dan sorenya pasien di cek tekanan darahnya lagi dan ternyata masih tetap tinggi, maka dokter memutuskan untuk memberi obat penenang serta minta saudara-saudari pasien untuk mempersiapkan saudaranya yang sedang sakit tersebut agar tidak takut dioperasi.

Orang yang sedang dalam ketakutan memang mengalami kenaikan tekanan darah dan pada umumnya juga mudah marah, pasien dalam tekanan darah tinggi tak mungkin untuk dioperasi.

Takut rasanya pernah kita alami dan kiranya dalam situasi dan kondisi hidup yang sarat dengan tantangan, hambatan dan perjuangan masa kini cukup banyak orang menjadi takut.

Gelombang kehidupan begitu menggoncang dan membuat banyak orang tidak tenang serta ketakutan.

"Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?" (Mrk 4:40)

"Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: "Marilah kita bertolak ke seberang."
 (Mrk 4:35).

Menyeberangi danau yang cukup luas diwaktu malam kiranya terasa sepi dan menakutkan, apalagi ketika taufan dahsyat yang mengombang-ambingkan perahu yang sedang ditumpanginya.
Itulah yang sedang terjadi dan dialami oleh para rasul bersama dengan Yesus yang sedang tertidur.

Dalam ketakutan dan kerja keras mengayuh perahu para rasul berkata:
"Guru, Engkau tidak peduli kalau kita binasa?

Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: 
"Diam! Tenanglah!"

Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.
Lalu Ia berkata kepada mereka:
"Mengapa kamu begitu takut?
Mengapa kamu tidak percaya?" 
(Mrk 4:38-40).

Para rasul tidak percaya bahwa Yesus berada di tengah-tengah mereka dan bersama dengan-Nya pasti tidak akan binasa karena taufan dahsyat.

Tuhan hadir dimana-mana dan kapan saja terus menerus di dalam kehidupan dan kebersamaan kita, maka baiklah ketika kita harus menghadapi aneka tantangan, hambatan dan pekerjaan berat marilah kita sadari dan hayati kehadiran dan karya-Nya, Tuhan yang senantiasa mendampingi atau menyertai hidup, kerja, kesibukan dan pelayanan kita.

Dengan kata lain marilah dalam dan semangat iman kita hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Kita lihat, temui dan hayati kehadiran dan karya Tuhan dalam hidup sehari-hari, antara lain dalam diri sesama dan saudara-saudari kita yang berkehendak baik.

Lihat, cari dan hayati apa yang baik, indah, mulia dan benar di dalam sesama dan lingkungan hidup kita dengan rendah hati dan dalam keheningan. 

Beginilah firman TUHAN: Bahwasanya malapetaka akan Kutimpakan ke atasmu yang datang dari kaum keluargamu sendiri.
Aku akan mengambil isteri isterimu di depan matamu dan memberikannya kepada orang lain; orang itu akan tidur dengan isteri-isterimu di siang hari.
Sebab engkau telah melakukannya secara tersembunyi, tetapi Aku akan melakukan hal itu di depan seluruh Israel secara terang-terangan"
(2Sam 12:11-12), 
demikian firman Tuhan bagi Daud yang telah berbuat dosa.

Orang berbuat dosa atau melakukan kejahatan, misalnya mencuri, korupsi, berzinah dst..pada umumnya memang secara sembunyi-sembunyi atau diam-diam agar tidak diketahui orang lain.

Namun betapa rapinya orang menyembunyikan kejahatannya pada suatu saat akan terbongkar juga, dan pembongkaran tidak sembunyi-sembunyi atau diam-diam, melainkan secara terbuka dan terang-terangan, entah secara informal maupun formal.

Secara informal artinya kejahatan orang yang berangkutan menjadi percaturan atau omongan banyak orang di berbagai tempat, sedangkan secara formal berarti dibuka dan dibicarakan dalam proses pengadilan.
Maka dengan ini kami berharap kepada mereka yang telah berbuat jahat atau berdosa: hendaknya sedini mungkin mengakui dosa dan kejahatannya daripada kelak kemudian hari dibuka orang lain dan dengan demikian tersebar luas serta mencelakakan.

Ketika ada orang yang mengingatkan kejahatan atau dosa kita, sebagaimana Natan mengingatkan Daud, hendaknya dengan jujur dan terbuka mengakui seperti Daud yang berkata
 "Aku sudah berdosa kepada TUHAN."

Tuhan akan mengampuni dosa dan kesalahan kita, dan memang sebagai tebusan atau denda dosa ada kemungkinan kita harus berkorban atau melakukan dan melihat sesuatu yang kurang enak dan kurang membahagiakan, sebagaimana akan dilihat oleh Daud dalam keturunannya.

Ada kemungkinan karena dosa dan kejahatan kita, anak-anak atau generasi penerus kita menderita cacat tertentu, meskipun kita sudah bertobat. 

*
Tiga Renhar. 30 JAN 2016.
FRESH JUICE. "Menikmati Badai Kehidupan bersama Yesus."
Bahasa Kasih. "Panik."
"Ketakutan."

No comments:

Post a Comment

Do U have another idea ?


LET'S SHARE 2 US.