Pemimpin-pemimpin sekarang banyak yang terbuai oleh nikmat kekuasaan yang membius.
Slogannya sih "mengabdi rakyat",
tetapi ujung-ujungnya "rakyat mengabdi",
sehingga akhirnya tujuan mereka satu-satunya adalah,
bagaimana melanggengkan kekuasaan yang nikmat itu
______________
Mutiara Iman
Senin, 14 Januari 2013
BERTOBATLAH
"Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!"
(Mrk 1:15)
Lectio:
Ibr 1:1-6;
Mzm 97:1,2b,6,7c,9;
Mrk 1:14-20
Walaupun tujuan keluarga Henry adalah untuk berlibur, tetapi mereka masih membawa masalah-masalah yang ada seputar keluarga, pekerjaan, anak-anak dsb. Memang terlihat keluarga ini ingin mencari waktu bersama.
Tetapi malang tak dapat diduga, tidak pernah terbayangkan Tsunami akan menerjang dengan ganasnya di pulau tempat mereka berlibur. Mereka pun terpisah tanpa bisa dihindari, sang ibu bersama putra pertamanya dan sang ayah bersama 2 putra lainnya.
Pada saat mereka mengalami bencana itu, keluarga-lah yang mereka cari dengan segenap sisa kekuatan yang ada. Cinta dan perhatian kepada keluarga lah yang menyebabkan mereka dapat berkumpul kembali walaupun kemungkinannya terasa sangat tipis. Dan akhirnya dengan kasih yang sejati, Henry, Maria dan ketiga putranya berhasil berkumpul kembali dengan suatu perasaan yang penuh haru dan sukacita.
Itulah kisah nyata yang menginspirasi film The Impossible.
Dalam Injil hari ini, setelah Yohanes ditangkap, Yesus memberitakan Injil Allah dengan berkata:
"Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!"
Kerajaan Allah dapat kita wartakan dalam setiap situasi dan bahkan sering muncul di saat penderitaan, perpecahan,dan kesepian, sepanjang kasih itu selalu ada bersama kita.
Oratio:
Ya Tuhan, mampukan kami mewartakan Kerajaan-Mu di dunia ini. Amin
Missio:
Marilah kita nyatakan Kerajaan Allah dengan selalu berbela rasa kepada keluarga dan sesama.
Have a Blessed Monday.
_______________
Inilah Injil Yesus Kristus menurut St. Markus.
= Mrk.1:14-20 =
Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah, kata-Nya:
"Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!"
Ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat Simon dan Andreas, saudara Simon.
Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan.
Yesus berkata kepada mereka:
"Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."
Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.
Dan setelah Yesus meneruskan perjalanan-Nya sedikit lagi, dilihat-Nya Yakobus, anak Zebedeus, dan Yohanes, saudaranya, sedang membereskan jala di dalam perahu.
Yesus segera memanggil mereka dan mereka meninggalkan ayahnya, Zebedeus, di dalam perahu bersama orang-orang upahannya lalu mengikuti Dia.
________________
RENUNGAN PAGI
Senin, 14 Januari 2013
Jangan pandang parasnya atau perawakannya yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah, manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati
(1 Samuel 16:7)
Pilpres masih setahun lagi, tapi orang-orang yang berambisi untuk menjadi presiden mulai menjual dirinya.
Ada penyanyi, ada pengacara, ada aktivis, ada politikus
Sebenarnya bagaimana sih kepemimpinan dalam perspektif alkitab?
Pertama-tama dan yang paling utama adalah pemimpin harus memiliki hati yang tulus dan murni, lalu punya integritas moral yang tinggi.
Bukan orang yang mau jadi pemimpin agar orang lain atau golongan minoritas tidak bisa jadi pemimpin, bukan orang yang bisanya melemparkan isu-isu SARA atau bersikap rasis, orang yang seperti ini hatinya tidak tulus, penuh dengan niat busuk.
Lalu alkitab juga menekankan moral seorang pemimpin, suami dari satu isteri, dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang, bukan peminum, bukan pemarah, melainkan peramah, pendamai, bukan hamba uang
Daud dipilih Allah bukan kerena ia berperawakan pemimpin, tetapi Allah melihat hatinya
Lalu apakah tidak penting kemampuan yang tinggi, otak yang pintar bagi seorang pemimpin?
Tentu saja penting, tetapi betapa mengerikannya mempunyai pemimpin yang jenius dan berkemampuan tinggi, tapi tidak punya hati, tanpa nurani
Yang ideal tentu saja adalah pemimpin yang paripurna, punya segala-galanya, baik kemampuan yang tinggi, maupun hati yang suci
Tapi bila terpaksa harus memilih antara keduanya, pilihlah pemimpin yang punya hati
Kenapa demikian, karena pemimpin-pemimpin sekarang banyak yang terbuai oleh nikmat kekuasaan yang membius.
Slogannya sih "mengabdi rakyat", tetapi ujung-ujungnya "rakyat mengabdi", sehingga akhirnya tujuan mereka satu-satunya adalah, bagaimana melanggengkan kekuasaan yang nikmat itu
Tuhan Yesus memberkati
________________
God Bless All of You.
Slogannya sih "mengabdi rakyat",
tetapi ujung-ujungnya "rakyat mengabdi",
sehingga akhirnya tujuan mereka satu-satunya adalah,
bagaimana melanggengkan kekuasaan yang nikmat itu
______________
Mutiara Iman
Senin, 14 Januari 2013
BERTOBATLAH
"Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!"
(Mrk 1:15)
Lectio:
Ibr 1:1-6;
Mzm 97:1,2b,6,7c,9;
Mrk 1:14-20
Walaupun tujuan keluarga Henry adalah untuk berlibur, tetapi mereka masih membawa masalah-masalah yang ada seputar keluarga, pekerjaan, anak-anak dsb. Memang terlihat keluarga ini ingin mencari waktu bersama.
Tetapi malang tak dapat diduga, tidak pernah terbayangkan Tsunami akan menerjang dengan ganasnya di pulau tempat mereka berlibur. Mereka pun terpisah tanpa bisa dihindari, sang ibu bersama putra pertamanya dan sang ayah bersama 2 putra lainnya.
Pada saat mereka mengalami bencana itu, keluarga-lah yang mereka cari dengan segenap sisa kekuatan yang ada. Cinta dan perhatian kepada keluarga lah yang menyebabkan mereka dapat berkumpul kembali walaupun kemungkinannya terasa sangat tipis. Dan akhirnya dengan kasih yang sejati, Henry, Maria dan ketiga putranya berhasil berkumpul kembali dengan suatu perasaan yang penuh haru dan sukacita.
Itulah kisah nyata yang menginspirasi film The Impossible.
Dalam Injil hari ini, setelah Yohanes ditangkap, Yesus memberitakan Injil Allah dengan berkata:
"Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!"
Kerajaan Allah dapat kita wartakan dalam setiap situasi dan bahkan sering muncul di saat penderitaan, perpecahan,dan kesepian, sepanjang kasih itu selalu ada bersama kita.
Oratio:
Ya Tuhan, mampukan kami mewartakan Kerajaan-Mu di dunia ini. Amin
Missio:
Marilah kita nyatakan Kerajaan Allah dengan selalu berbela rasa kepada keluarga dan sesama.
Have a Blessed Monday.
_______________
Inilah Injil Yesus Kristus menurut St. Markus.
= Mrk.1:14-20 =
Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah, kata-Nya:
"Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!"
Ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat Simon dan Andreas, saudara Simon.
Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan.
Yesus berkata kepada mereka:
"Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."
Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.
Dan setelah Yesus meneruskan perjalanan-Nya sedikit lagi, dilihat-Nya Yakobus, anak Zebedeus, dan Yohanes, saudaranya, sedang membereskan jala di dalam perahu.
Yesus segera memanggil mereka dan mereka meninggalkan ayahnya, Zebedeus, di dalam perahu bersama orang-orang upahannya lalu mengikuti Dia.
________________
RENUNGAN PAGI
Senin, 14 Januari 2013
Jangan pandang parasnya atau perawakannya yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah, manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati
(1 Samuel 16:7)
Pilpres masih setahun lagi, tapi orang-orang yang berambisi untuk menjadi presiden mulai menjual dirinya.
Ada penyanyi, ada pengacara, ada aktivis, ada politikus
Sebenarnya bagaimana sih kepemimpinan dalam perspektif alkitab?
Pertama-tama dan yang paling utama adalah pemimpin harus memiliki hati yang tulus dan murni, lalu punya integritas moral yang tinggi.
Bukan orang yang mau jadi pemimpin agar orang lain atau golongan minoritas tidak bisa jadi pemimpin, bukan orang yang bisanya melemparkan isu-isu SARA atau bersikap rasis, orang yang seperti ini hatinya tidak tulus, penuh dengan niat busuk.
Lalu alkitab juga menekankan moral seorang pemimpin, suami dari satu isteri, dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang, bukan peminum, bukan pemarah, melainkan peramah, pendamai, bukan hamba uang
Daud dipilih Allah bukan kerena ia berperawakan pemimpin, tetapi Allah melihat hatinya
Lalu apakah tidak penting kemampuan yang tinggi, otak yang pintar bagi seorang pemimpin?
Tentu saja penting, tetapi betapa mengerikannya mempunyai pemimpin yang jenius dan berkemampuan tinggi, tapi tidak punya hati, tanpa nurani
Yang ideal tentu saja adalah pemimpin yang paripurna, punya segala-galanya, baik kemampuan yang tinggi, maupun hati yang suci
Tapi bila terpaksa harus memilih antara keduanya, pilihlah pemimpin yang punya hati
Kenapa demikian, karena pemimpin-pemimpin sekarang banyak yang terbuai oleh nikmat kekuasaan yang membius.
Slogannya sih "mengabdi rakyat", tetapi ujung-ujungnya "rakyat mengabdi", sehingga akhirnya tujuan mereka satu-satunya adalah, bagaimana melanggengkan kekuasaan yang nikmat itu
Tuhan Yesus memberkati
________________
God Bless All of You.
No comments:
Post a Comment
Do U have another idea ?
LET'S SHARE 2 US.