RenHar Sabtu, 29/12
1Yoh 2:3-11
Luk 2:22-35
Melalui Injil hari ini, kita diteguhkan betapa laku eling setiap saat membuahkan kebahagiaan, damai sejahtera & keselamatan sejati yg datang dari Allah.
Hal itu dapat kita saksikan dari pribadi Simeon yg saleh & benar hidupnya, dan dari Bunda Maria yg selalu setia dengan janjinya di hadapan Malaikat Gabriel, meskipun harus rela hidup menderita bagai ditusuk pedang yg menembus jiwanya.
(tak ada laku yg sia2)..
Selamat pagi ..
Selamat berakhir pekan ..
Selamat menikmati libur panjang ..
Berkah Dalem...
⌣Jʧܧ♪ΒŁÊ§§♪Ů⌣☺
______________
Inilah Injil Yesus Kristus menurut St. Lukas.
= Luk.2:22-35 =
Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa,
mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan,
seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan:
"Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah",
dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan,
yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.
Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon.
Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel.
Roh Kudus ada di atasnya,
dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus,
bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias,
yaitu Dia yang diurapi Tuhan.
Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus.
Ketika Yesus, Anak itu,
dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat,
ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah,
katanya:
"Sekarang, Tuhan,
biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera,
sesuai dengan firman-Mu,
sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu,
yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa,
yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel."
Dan bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia.
Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu:
"Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan --dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri--,supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang."
_______________
"Harapkan burung terbang tinggi, punai di tangan dilepaskan."
Pepatah yang lama itu masih saja relevan saat ini. Terlebih bagi Ozan, sebut saja begitu namanya.
Ia sudah mencapai karier yang hampir puncak ketika tiba-tiba saja masa lalu menyapanya. Harusnya ia bisa menepis, namun karena saat itu ia sedang dalam pikiran yang kalut, akhirnya terbawa arus tanpa menyadari bahwa masa lalu dulu itu sudah sangat berbeda dengan masa kini.
Ya, ketika di puncak karier ia memang menghadapi persoalan dengan istrinya. Harus diakui, ketika karier suami menanjak, sang istri tidak bisa mengikuti perkembangan dan mencoba menyejajarkan dengan suami. Baik dalam hal pembicaraan, gaya busana, dan pola pikir. Ozan menyadari hal itu dan ia menuntut sang istri untuk berubah. Sayangnya, ia hanya menuntut tanpa pernah mau membimbing.
Saat ketegangan mereka berdua memuncak, tiba-tiba saja Ozan bertemu dengan teman lama. Cenderung bekas pacar, yang dulu sangat ia harapkan menjadi pendampingnya. Ia merasa sudah cocok. Hanya karena sang pacar harus patuh pada orangtua, maka Ozan tidak bisa mempersunting teman dekatnya itu.
Dalam kondisi itu Ozan harus menjauh dan menyadari bahwa ia sudah tidak mungkin meneruskan apa yang gagal di masa lalu itu berhasil di kehidupan yang sekarang. Seharusnya ia bersyukur bahwa di puncak karier ia dikaruniai dua anak dan istri yang sesungguhnya setia itu. Seharusnya ia membenahi komunikasi dengan istrinya.
Sayang, Ozan terkesiap dengan masa lalu. Kebetulan bekas pacarnya itu juga baru ditinggal pergi suaminya yang meninggal. Dalam bayangan Ozan jika ia bersanding dengan teman lamanya itu kariernya akan semakin moncer. Suasana hatinya akan dipenuhi keceriaan. Gairah kerjanya akan semakin meletup. Pokoknya hal-hal yang dulu dibayangkan akan segera terwujud.
Ia pun lalu menceraikan istrinya dan kemudian mengawini teman lamanya. Setahun dua tahun harapan Ozan seperti menemui jalan bebas hambatan. Kariernya mulai menanjak. Mulai tahun ketiga baru terlihat ada yang tak beres. Istri barunya ternyata sangat berbeda dengan waktu masa muda dulu. Bahkan mulai terbuka semua kebohongan di balik masa-masa setelah Ozan tidak bersua dengan istri barunya itu.
Sampai pada akhirnya Ozan kehilangan semua: karier, keluarga, dan hari depannya. Ia baru tersadar bahwa dulu ia harus bertahan dan menyelesaikan persoalan dengan istri lamanya. Bukan malah kabur hanya karena ada "peluang" jalan keluar.
Ia memang bisa keluar, tapi menemui ruangan yang salah. Mirip pepatah tadi.
[Diana Chuang / Kendari]
______________
God Bless All of You.
1Yoh 2:3-11
Luk 2:22-35
Melalui Injil hari ini, kita diteguhkan betapa laku eling setiap saat membuahkan kebahagiaan, damai sejahtera & keselamatan sejati yg datang dari Allah.
Hal itu dapat kita saksikan dari pribadi Simeon yg saleh & benar hidupnya, dan dari Bunda Maria yg selalu setia dengan janjinya di hadapan Malaikat Gabriel, meskipun harus rela hidup menderita bagai ditusuk pedang yg menembus jiwanya.
(tak ada laku yg sia2)..
Selamat pagi ..
Selamat berakhir pekan ..
Selamat menikmati libur panjang ..
Berkah Dalem...
⌣Jʧܧ♪ΒŁÊ§§♪Ů⌣☺
______________
Inilah Injil Yesus Kristus menurut St. Lukas.
= Luk.2:22-35 =
Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa,
mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan,
seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan:
"Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah",
dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan,
yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.
Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon.
Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel.
Roh Kudus ada di atasnya,
dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus,
bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias,
yaitu Dia yang diurapi Tuhan.
Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus.
Ketika Yesus, Anak itu,
dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat,
ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah,
katanya:
"Sekarang, Tuhan,
biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera,
sesuai dengan firman-Mu,
sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu,
yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa,
yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel."
Dan bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia.
Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu:
"Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan --dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri--,supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang."
_______________
"Harapkan burung terbang tinggi, punai di tangan dilepaskan."
Pepatah yang lama itu masih saja relevan saat ini. Terlebih bagi Ozan, sebut saja begitu namanya.
Ia sudah mencapai karier yang hampir puncak ketika tiba-tiba saja masa lalu menyapanya. Harusnya ia bisa menepis, namun karena saat itu ia sedang dalam pikiran yang kalut, akhirnya terbawa arus tanpa menyadari bahwa masa lalu dulu itu sudah sangat berbeda dengan masa kini.
Ya, ketika di puncak karier ia memang menghadapi persoalan dengan istrinya. Harus diakui, ketika karier suami menanjak, sang istri tidak bisa mengikuti perkembangan dan mencoba menyejajarkan dengan suami. Baik dalam hal pembicaraan, gaya busana, dan pola pikir. Ozan menyadari hal itu dan ia menuntut sang istri untuk berubah. Sayangnya, ia hanya menuntut tanpa pernah mau membimbing.
Saat ketegangan mereka berdua memuncak, tiba-tiba saja Ozan bertemu dengan teman lama. Cenderung bekas pacar, yang dulu sangat ia harapkan menjadi pendampingnya. Ia merasa sudah cocok. Hanya karena sang pacar harus patuh pada orangtua, maka Ozan tidak bisa mempersunting teman dekatnya itu.
Dalam kondisi itu Ozan harus menjauh dan menyadari bahwa ia sudah tidak mungkin meneruskan apa yang gagal di masa lalu itu berhasil di kehidupan yang sekarang. Seharusnya ia bersyukur bahwa di puncak karier ia dikaruniai dua anak dan istri yang sesungguhnya setia itu. Seharusnya ia membenahi komunikasi dengan istrinya.
Sayang, Ozan terkesiap dengan masa lalu. Kebetulan bekas pacarnya itu juga baru ditinggal pergi suaminya yang meninggal. Dalam bayangan Ozan jika ia bersanding dengan teman lamanya itu kariernya akan semakin moncer. Suasana hatinya akan dipenuhi keceriaan. Gairah kerjanya akan semakin meletup. Pokoknya hal-hal yang dulu dibayangkan akan segera terwujud.
Ia pun lalu menceraikan istrinya dan kemudian mengawini teman lamanya. Setahun dua tahun harapan Ozan seperti menemui jalan bebas hambatan. Kariernya mulai menanjak. Mulai tahun ketiga baru terlihat ada yang tak beres. Istri barunya ternyata sangat berbeda dengan waktu masa muda dulu. Bahkan mulai terbuka semua kebohongan di balik masa-masa setelah Ozan tidak bersua dengan istri barunya itu.
Sampai pada akhirnya Ozan kehilangan semua: karier, keluarga, dan hari depannya. Ia baru tersadar bahwa dulu ia harus bertahan dan menyelesaikan persoalan dengan istri lamanya. Bukan malah kabur hanya karena ada "peluang" jalan keluar.
Ia memang bisa keluar, tapi menemui ruangan yang salah. Mirip pepatah tadi.
[Diana Chuang / Kendari]
______________
God Bless All of You.
No comments:
Post a Comment
Do U have another idea ?
LET'S SHARE 2 US.