RENUNGAN Rabu, 4 Juli 2012.

Terpujilah Tuhan yang memberikan tempat perhentian kepada umat-Nya Israel tepat seperti yang difirmankan-Nya:; dari segala yang baik, yang telah dijanjikannya dengan perantaraan Musa, hamba-Nya, tidak ada satupun yang tidak dipenuhi
(1 Raja-raja 8:56)


Kampanye calon gubenur dan wakil gubenur semakin seru, janji untuk rakyat pasti diobral, gereja pun tidak luput dijanjikan sesuatu, kata-kata manis mengalir deras bagai air bah, tapi sayangnya nyaris tak satupun yang bisa dipegang

Berjanji itu mudah, tapi menepatinya tidak mudah, seringkali sukar sekali
Menepati janji adalah sesuatu yang sangat sentral bagi iman kristiani, karena perilaku ingkar janji tidak berbeda dengan berbohong,


Pemazmur mengatakan; "Engkau membinasakan orang-orang yang berkata bohong, Tuhan jijik melihat penumpah darah dan penipu"

Selain itu Allah sendiri selalu serius dengan firman-Nya, Ia tidak pernah ingkar janji, Ia tidak akan melupakan perjanjian yang diikrarkan-Nya, janji Tuhan adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan

Di sisi lain sebagai pemilih, kita harus menyadari konsekuensi pilihan, bisa menjadi baik atau buruk
Gereja harus memainkan perannya sebagai kontrol sosial, menyuarakan suara kebenaran, bukan bersikap pro atau kontra

Pemilih harus cermat menilai program yang ditawarkan sewaktu kampanye, apakah programnya memang realistis? Siapa yang menjanjikan? Apa yang sudah pernah mereka kerjakan sehingga mampu mewujudkan janjinya

Bagaimana dengan kita? Bukankah kita juga sering berjanji, pengakuan iman percaya dengan lantang kita ikrarkan, apakah semuanya sekedar ritual belaka atau sebuah komitmen yang secara konsisten dan konsekwen kita buktikan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga orang lain bisa melihat Kristus di dalam diri kita

Janji yang tidak disertai tindakan nyata sebagai tanda pemenuhan komitmen akan tetap tinggal sebagai slogan yang tidak bermakna sama sekali

Tuhan Yesus memberkati.


God Bless All of You.