Monday, September 4, 2017

Bacaan Liturgi 04 September 2017 Senin Pekan Biasa XXII. Penolakan Terhadap Yesus.

*Penolakan Terhadap Yesus*

YESUS datang mewartakan kabar keselamatan di Nazaret. Awalnya banyak orang yang merasa takjub akan pengajaranNya, namun setelah mengetahui asal usul Yesus, mereka mulai mempertanyakan kredibilitasNya. Bahkan kemudian mereka mengusir Dia ketika Ia memberitakan kebenaran.

Kita pun kerap berperilaku seperti orang Nazaret.
Kita menolak dan merendahkan seseorang hanya karena latar belakangnya yang kurang 'layak' menurut pandangan kita.

Kita juga cepat merasa tersinggung, marah dan dendam ketika seseorang menegur dan mengoreksi kesalahan yang kita perbuat.

Bahkan kita juga menghalau Yesus keluar dari hati kita saat kita lebih mengutamakan hal-hal duniawi atau ketika kita jatuh ke dalam dosa.

Yesus telah mengurbankan diri untuk membebaskan kita dari belenggu dosa. Jangan kecewakan dan mendukakan hatiNya.

Mari benahi sikap hidup kita agar kita tidak jatuh lagi ke dalam genggaman iblis.

Bukalah hati seluas-luasnya bagi Yesus, undang Dia untuk masuk dan bertahta di dalam hati. Bersama Dia, kita dapat mengalahkan kecenderungan untuk berbuat dosa, dan melangkah seirama dengan kehendakNya.

#


Bacaan Liturgi 04 September 2017

Senin Pekan Biasa XXII


Bacaan Pertama
1Tes 4:13-17a
Mereka yang telah meninggal dalam Yesus
akan dikumpulkan oleh Allah bersama dengan Yesus.


Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika:

Saudara-saudara,
Kami ingin agar kalian mengetahui
tentang orang-orang yang sudah meninggal dunia,
supaya kalian jangan berdukacita
seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan.
Karena kalau kita percaya bahwa Yesus telah wafat dan bangkit,
maka kita percaya juga
bahwa semua orang yang telah meninggal dunia dalam Yesus
akan dikumpulkan oleh Allah bersama dengan Yesus.

Hal ini kami katakan kepadamu seturut sabda allah ini.
Kita yang hidup dan masih tinggal sampai kedatangan Tuhan,
sekali-kali takkan mendahului mereka yang sudah meninggal.
Sebab pada waktu tanda diberikan,
yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru
dan sangkakala Allah berbunyi,
Tuhan sendiri akan turun dari surga.
Dan mereka yang telah meninggal dalam Kristus Yesus
akan lebih dahulu bangkit.
sesudah itu kita yang hidup dan masih tinggal,
akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan
menyongsong Kristus di angkasa.

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur
Mzm 96:1.3-5.11-13
R:13
Tuhan akan datang menghakimi dunia dengan adil.


*Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan,
menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi!
Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa
Kisahkanlah karya-karya-Nya yang ajaib di antara segala suku.

*Sebab mahabesarlah Tuhan dan sangat terpuji,
Ia lebih dahsyat daripada segala dewata.
Sebab segala allah para bangsa adalah hampa,
tetapi Tuhan, Dialah yang menjadikan langit.

*Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorai,
biar gemuruhlah laut serta segala isinya;
biarlah beria-ria padang dan segala yang ada di atasnya 
dan segala pohon di hutan bersorak-sorai,

*Biarlah mereka bersukacita di hadapan Tuhan, sebab Ia datang,
sebab Ia datang untuk menghakimi bumi.
Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan,
dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya.

Bait Pengantar Injil
Luk 4:18
Roh Tuhan menyertai aku;
Aku diutus Tuhan mewartakan kabar baik
kepada orang-orang miskin.


Bacaan Injil
Luk 4:16-30
Aku diutus menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin. 
Tiada nabi yang dihargai di tempat asalnya.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Sekali peristiwa datanglah Yesus di Nazaret, tempat Ia dibesarkan.
Seperti biasa, pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat.
Yesus berdiri hendak membacakan Kitab Suci.
Maka diberikan kepada-Nya kitab nabi Yesaya.

Yesus membuka kitab itu dan menemukan ayat-ayat berikut,
"Roh Tuhan ada pada-Ku.
Sebab Aku diurapi-Nya
untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin.
Dan Aku diutus-Nya
memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan,
penglihatan kepada orang-orang buta,
serta membebaskan orang-orang yang tertindas;
Aku diutus-Nya memberitakan
bahwa tahun rahmat Tuhan telah datang."


Kemudian Yesus menutup kitab itu
dan mengembalikannya kepada pejabat, lalu duduk;
lalu Ia duduk
dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya.

Kemudian Yesus mulai mengajar mereka, kata-Nya,
"Pada hari ini genaplah ayat-ayat Kitab Suci itu
pada saat kalian mendengarnya."
Semua orang membenarkan Yesus.
Mereka heran akan kata-kata indah yang diucapkan-Nya.


Lalu kata mereka, "Bukankah Dia anak Yusuf?"
Yesus berkata,
"Tentu kalian akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku,
'Hai Tabib, sembuhkanlah dirimu sendiri.
Perbuatlah di sini, di tempat asal-Mu ini,
segala yang kami dengar telah terjadi di Kapernaum!"

Yesus berkata lagi, "Aku berkata kepadamu:
Sungguh, tiada nabi yang dihargai di tempat asalnya.
Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar,
'Pada zaman Elia terdapat banyak wanita janda di Israel
ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan
dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri.
Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka,
melainkan kepada seorang wanita janda di Sarfat, di tanah Sidon.
Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel
tetapi tiada seorang pun dari mereka yang ditahirkan,
selain Naaman, orang Siria itu."

Mendengar itu sangat marahlah semua orang di rumah ibadat itu.
Mereka bangkit lalu menghalau Yesus ke luar kota,
dan membawa Dia ke tebing gunung tempat kota itu terletak,
untuk melemparkan Dia dari tebing itu.
Tetapi Yesus berjalan lewat tengah-tengah mereka, lalu pergi.

Demikianlah Injil Tuhan.

#


Mutiara Iman

*BERSAMA-SAMA DENGAN TUHAN*

4 September 2017


_".. akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia"_
(1 Tes 4:14)

Lectio
1 Tes 4:13-17a; Mzm 96:1,3,4-5,11-12,13; Luk 4:16-30

Setiap hari Lidia mengawali aktifitasnya dengan mengikuti misa dan mengakhiri harinya dengan menjadi Pewarta. Walaupun harus memakan waktu perjalanan hingga 2 jam, Lidia tetap melakukannya dengan naik kendaraan umum, dari mulai bus way, angkot sampai ojek.


Suatu saat, dia datang terlalu awal, lalu kemudian membaca Kitab Suci sambil menunggu umat datang. Lalu seorang nenek menghampirinya dan bertanya :
"Ibu Lidia rajin sekali ya. Walaupun tempat kita sangat jauh, namun Ibu mau datang."
Jawab Lidi ha :
"Iya Bu, saya senang membagikan KABAR GEMBIRA kepada sesama. Karena saya berharap mereka memiliki PENGHARAPAN bahwa suatu saat nanti kita akan berkumpul bersama di dalam Rumah Bapa di surga."
Lalu Nenek itu memegang tangan Lidia sambil berkata :
"Sungguh Indah sekali Bu Lidia."

Paulus berkata :
"Karena jikalau kita PERCAYA, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan DIKUMPULKAN ALLAH bersama-sama dengan Dia."

Hidup kita adalah suatu PERJALANAN menuju RUMAH BAPA.

Oratio
Ya Tuhan, Engkaulah Jalan, Kebenaran dan Kehidupan. Amin

Missio
_Marilah kita hidup dalam IMAN akan Kebangkitan Tuhan yang akan membawa kita bersama-Nya._


*Have a Blessed Monday*

Mutiara-Iman.org

#


*Senin, 04 September 2017*
*Pekan Biasa XXII*

¤ 1Tes 4:13-17a
¤ Mzm 96:1.3-5.11-13
¤ Luk 4:16-30
*"Misso Dei"*
~ Pengutusan Allah ~
   Adapun misi Yesus itu adalah untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin, memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, pengelihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan yang tertindas dan memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.  Yesus mengatakan bahwa dalam melakukan misinya itu, Roh Tuhan-lah yang ada pada-Nya. Roh Allahlah yang mengurapiNya  untuk melakukan itu semua.


   Mengacu pada bacaan Injil hari ini, kita belajar 4 sikap yang ingin dibebaskan Yesus dalam misi-Nya, antara lain:
1. *Kedegilan hati*
2. *Tidak percaya*
3. *Tidak setia*
4. *Pengecut*


1. *Kedegilan hati*
   Yesus mengetahui alasan penolakan mereka dengan mengungkapkan 'kedegilan hati' mereka.
   Disinilah kita diajak untuk memiliki pikiran dan hati yang terbuka pada Allah sendiri ketika mendengarkan firman Tuhan, renungan atau kotbah; siapapun yang menyampaikannya.

2. *Tidak percaya*
   Yesus mengatakan diri-Nya adalah Mesias yang diutus Allah. Dan mereka semakin tidak percaya dan makin marah kepada Yesus.
   Disinilah kita diajak untuk percaya kepada Yesus; artinya kita tetap percaya kepada Yesus dalam segala situasi hidup yang kita jalani tanpa pernah meragukan Yesus. Sekalipun mungkin kita kecewa kepada Yesus karena hidup 'menderita'.

3. *Tidak setia*
   Yesus mengatakan nabi Elia diutus Allah menyelamatkan janda di Sarfat dan nabi Elisa diutus Allah menyelamatkan Naaman. Padahal mereka mengaku sebagai bangsa pilihan Allah tetapi justru nabi Elia dan Elisa diutus Allah menyelamatkan orang dari bangsa lain, bukan dari bangsa Israel. Mereka tidak mau mengintropeksi diri mengapa Allah berbuat seperti itu sebaliknya mereka justru mengeraskan hati dan berlaku _tidak setia_ kepada Allah yang berulangkali menyelamatkan bangsa Israel.
   Disinilah kita diajak untuk tetap setia kepada Tuhan, artinya jangan pernah kita berpaling dari Tuhan,
oleh karena tergoda akan hal-hal lain diluar Tuhan.
  
4. *Pengecut*
   Yesus diusir dari rumah ibadat dan hendak dibunuh. Ternyata dari dahulu sampai sekarang, sikap orang yang "kalah" atau tahu dirinya bersalah adalah dengan cara menyingkirkan orang yang "mengalahkan dirinya" bahkan bila perlu dibunuh sekalian supaya tidak menyusahkan dirinya. Sifat pengecut dan kerdil ini akibat kesombongan diri yang tidak mau ada orang lain yang melebihi dirinya.
   Disinilah kita diajak untuk mawas diri dan bersikap rendah hati.

  Saudaraku, semoga 4 pelajaran ini semakin menyadarkan kita bahwa diri kita ini rentan oleh kelemahan sehingga kita perlu memperbaiki diri terus-menerus dan bergantung kepada Tuhan senantiasa di sepanjang hidup kita. 


   Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus senantiasa menyertai kita sekeluarga. Amin.

#


SabdaNya Senin  04 - 09 -17

1 Tes 4 : 13-17

  Luk 4 : 16-30

Shalom,
Kristus kembali ke Nazareth, tempat Dia dibesarkan. Saat itu NamaNya telah cukup dikenal banyak orang karena Dia telah membuat banyak mujizat, dari di Kana dan yg tersering di Kapernaum yg letaknya sama2 di provinsi Galilea.


Dihari Sabat, Dia diberi kesempatan oleh kepala rumah ibadat untuk memilih bacaan dari kitab Taurat atau kitab para nabi lainnya dan kemudian menjelaskannya. Hal seperti ini memang sudah biasa dilakukan di sinagoga2.
Kristus mengambil kitab nabi Yesaya dan memilih bacaan seperti yg dicatat di Alkitab di Yes 61:1-2.


Saat itu Yesaya tidak sedang bernubuat tentang kedatangan Mesias, tetapi dia sedang memperkenalkan dirinya yg diutus Yahwe untuk menyampaikan pesan kepada orang2 Israel yg sedang dibuang sebagai budak ke Babel, bahwa sudah tiba saatnya mereka akan dibebaskan.
Kristus mengambil ayat itu untuk menjelaskan tentang misiNya didunia ini.
Dia datang untuk memulihkan relasi antara manusia dg Allah yg rusak karena segala dosa dan ketidak setiaan bangsa Yahudi terhadap Yahwe.


Dia datang untuk membebaskan manusia dari tawanan iblis yg menjerat manusia dg kenikmatan dosa, dg menyampai kan kebenaran2 sejati. 
Ketika kita sedang terjerat didalam dosa, kita tidak lagi merdeka untuk melakukan apa yg sesungguhnya kita yakini sebagai kebenaran dan kehendak Tuhan yg seharusnya kita lakukan. Suara hati dan cara berpikir kita sudah sangat dipengaruhi hal2 duniawi dan cinta diri sehingga kebenaran sejati semakin tidak mampu kita lihat.


Dg kasih dan kuasaNya yg tidak terbatas, Kristus mencelikkan mata hati dan pikiran kita sehingga sadar akan kebenaran, keadilan dan kebahagiaan yg sejati. 

Umat di Tesalonika adalah pengikut2 Kristus yg baru saja bertobat. Mereka yg tadinya mengira bahwa hidup manusia akan berakhir dg kematian, sekarang percaya bahwa ada kehidupan kekal setelah kehidupan yg sementara didunia ini. Dg demikian mereka tidak hanya bekerja untuk mencari kenikmatan2 didunia saja tetapi mereka mau bekerja untuk mempersiapkan diri bagi kehidupan yg akan datang. Mereka percaya bahwa dg mengikuti ajaran2 Kristus, pada saat kematian didunia dialami, mereka akan ditolong Kristus untuk mengalami kebangkitan bersamaNya.


Kristus telah membuka hati dan pikiran mereka sehingga mereka dpt hidup dg pengharapan, bukan dg ke sia2an, karena semula mereka berpikir semuanya akan ditinggalkan dan berakhir dg kematian didunia.

Orang2 di Nazaret tadinya berharap Kristus akan membuat banyak mujizat dikota asalNya. Tetapi Kristus justru tidak berkenan membuat mujizat karena tahu bahwa sulit bagi mereka untuk percaya bahwa Dia adalah Putera Allah yg Maha Kuasa.

Didalam pikiran mereka, Yesus tetap hanya anak Yusuf, tukang kayu yg sama saja dg mereka, manusia2 biasa.


Kristus juga mau membuka pikiran mereka bahwa Allah mencintai semua orang tanpa kecuali, tanpa mem beda2kan suku bangsa atau dari mana mereka berasal. Yg membeda kan tinggallah, siapa yg percaya dan mau mengikuti kehendak Allah akan mengalami keselamatan, sedangkan mereka yg dg kehendak bebasnya tetap menolak, akan terbenam didalam ke sia2an hidup duniawi.


Kristus menunjukkan dg jelas bagaimana ketika Israel mengalami kekeringan yg parah karena hujan selama 3,5 th tidak turun, yg ditolong nabi Elia adalah janda dari Sarfat yg bukan orang Yahudi.
Dijaman nabi Elisa, meskipun banyak orang Yahudi yg terkena kusta, tetapi melalui Elisa, yg ditahirkan Allah dg mujizat, justru seorang perwira Siria.


Ketika orang2 Nazaret mendengar itu, meledaklah kemarahan mereka sehingga mereka berniat membunuhNya. Mereka sangat marah, karena mereka tidak rela Yahwe mencintai bangsa lain sama seperti mencintai mereka yg merupakan bangsa pilihan. 
Tetapi dg kemarahan yg seperti itu, justru menjadi jelas bahwa mereka tidak percaya kepada apa yg diajarkan Kristus dan tetap memilih untuk berpikir dan bersikap seperti orang tawanan dan orang buta. Mereka ditawan dan dibelenggu oleh kesombongan diri dan mereka menjadi buta karena tidak mampu/ tidak mau melihat kebenaran.

Marilah kita periksa diri. Apakah Firman Tuhan dan teladan kasih Kristus kepada setiap kita, telah membuat kita tersadar dari perbuatan2 dosa yg pasti berakibat buruk, bukan hanya untuk diri kita sendiri saja, tetapi juga untuk orang lain?
Apakah Firman Allah telah memerdekakan kita dari cinta diri, kesombongan dan segala nafsu duniawi yg menjerumuskan? Apakah kita telah membiarkan Roh Kristus mencelikkan mata hati dan pikiran kita sehingga mampu melihat kebenaran  hidup yg sejati?
Semoga kita tidak bersikap sama buruknya dg orang2 di Nazaret.
Gbu all n hv a blessed Monday.

#


Monday, 4th SEPTEMBER


Luke 4:16-30

And he came to Nazareth, where he had been brought up; and he went to the synagogue, as his custom was, on the sabbath day. And he stood up to read; and there was given to him the book of the prophet Isaiah...And he began to say to them, "Today this scripture has been fulfilled in your hearing"...When they heard this, all in the synagogue were filled with wrath. And they rose up and put him out of the city, and led him to the brow of the hill on which their city was built, that they might throw him down headlong. But passing through the midst of them he went away.

Jesus came to preach the Good News but they didn't like what they heard or they didn't like Him. The fact is that something had got into them. When we don't like what we hear, for example our neighbour's music, we can shut the windows or go for a walk but we don't try to throw the neighbour off a cliff (even if we are tempted to think about it...)

Sometimes people react in that way. You want to offer them help or share your faith and they go 'up the wall'. When Jesus was a baby, Simeon said that He would be a 'sign of contradiction' and that the 'hearts of many would be revealed'. And some hearts turn violently against the truth of the Gospel.

Just like in the life of Jesus, many saints have had to fight against a similar violent persecution. But Jesus didn't answer back or panic. The Gospel says that "passing through the midst of them He went away". And saints and all Christianity will always do the same thing, 'pass through' the midst of those who do not want to hear us, without answering back, without panicking, and 'go away' to try in another place.

"The truth that sets us free cannot be kept to ourselves; it calls for testimony, it begs to be heard. In our own time, the price to be paid for fidelity to the Gospel is no longer being hanged, drawn and quartered but it often involves being dismissed out of hand, ridiculed or parodied. And yet, the Church cannot withdraw from the task of proclaiming Christ and his Gospel" (Pope Benedict XVI). 


Mary, Queen of the Apostles, with your help, may I never waver when having to witness to the Truth.

#


Commentary of the day :

Blessed Guerric of Igny (c.1080-1157), Cistercian abbot
4th sermon for Epiphany (trans. ©Cistercian publications Inc., 1970; SC 166)

Recognizing Christ in his humility and going down together with him

"My soul is disturbed, O God, mindful of its sins; therefore I will be mindful of you from the land of Jordan" (Ps 41[42]:7)—mindful, that is, of how you cleansed Naaman, the leper, in his humble descent. ''He went down," Scripture says, "and washed seven times in the Jordan according to the bidding of the man of God, and he was cleansed" (2Kgs 5:14). You also, go down, O my soul, from the chariot of pride into the health-giving waters of the Jordan, which from its source in the house of David now flows through the whole world "to purify from sin and uncleanness" (Zac 13:1). This to be sure is the humility of repentance, which flowing at once from Christ's gift and from his example, is now preached throughout the world and purifies the sins of all mankind… But our Jordan flows pure and the proud will not be able to hurt you if you submerge yourself wholly in it and are, as it were, buried together with Christ's humility…

This humility truly re-baptizes us with no infringement of the sole baptism, for it does not repeat Christ's death but renews the mortification and burial of sins and carries out in very truth what is represented in outward form by that baptism. This humility opens the heavens, restores the spirit of adoption. The Father recognizes his son, fashioned anew in the innocence and purity of a regenerate child. Hence Scripture does well to say of Naaman that his flesh was restored like the flesh of a little child… 


Behold, brethren, we who have lost the grace of our first baptism… behold the true Jordan, that is the descent of the humble, in which we find that we may be devoutly re-baptized. All that is required is that we should not be reluctant to go down day by day more deeply… with Christ

#


No comments:

Post a Comment

Do U have another idea ?


LET'S SHARE 2 US.