*Kasih Sejati*
KASIH adalah kata yang mudah dinyatakan tapi sangat sulit untuk dilaksanakan dengan benar.
KASIH adalah kata yang mudah dinyatakan tapi sangat sulit untuk dilaksanakan dengan benar.
Karena pada umumnya kasih manusia merupakan kasih yang membelenggu, ada pamrih dan dilandasi oleh berbagai motivasi yang tersembunyi.
Yesus telah memberi teladan bagaimana mengasihi secara sempurna.
Yesus telah memberi teladan bagaimana mengasihi secara sempurna.
Sebagai muridNya, kita harus belajar kepadaNya tentang kasih sejati, yakni kasih yang:
* senantiasa memberi, tanpa menuntut adanya imbalan
* tidak bersyarat dan tidak membeda-bedakan
* mengalir terus menerus tanpa tergantung situasi dan kondisi
* memberikan pengampunan tanpa batas dengan setulus hati
* bersedia terluka demi yang dikasihinya
Mempraktekkan kasih sejati dalam kehidupan sehari-hari sangatlah tidak mudah.
Namun bila kita ingin memperoleh keselamatan, kita harus terus berjuang dengan sekuat tenaga dan sepenuh hati untuk menjadi saksi kasihNya di dalam keluarga, lingkungan, komunitas, gereja dan di tengah masyarakat.
Semoga dengan kesetiaan kita menebarkan kasih kepada sesama, semakin banyak orang yang tertarik untuk mengenalNya, mengalami kasihNya dan menghantar mereka menuju keselamatan.
* senantiasa memberi, tanpa menuntut adanya imbalan
* tidak bersyarat dan tidak membeda-bedakan
* mengalir terus menerus tanpa tergantung situasi dan kondisi
* memberikan pengampunan tanpa batas dengan setulus hati
* bersedia terluka demi yang dikasihinya
Mempraktekkan kasih sejati dalam kehidupan sehari-hari sangatlah tidak mudah.
Namun bila kita ingin memperoleh keselamatan, kita harus terus berjuang dengan sekuat tenaga dan sepenuh hati untuk menjadi saksi kasihNya di dalam keluarga, lingkungan, komunitas, gereja dan di tengah masyarakat.
Semoga dengan kesetiaan kita menebarkan kasih kepada sesama, semakin banyak orang yang tertarik untuk mengenalNya, mengalami kasihNya dan menghantar mereka menuju keselamatan.
#
Bacaan Liturgi 08 Juni 2017
Kamis Pekan Biasa IX
Bacaan Pertama
Tb 6:10-11;7:1.6.8-13;8:1.5-9
Semoga Tuhan menganugerahkan damai sejahtera kepada kamu berdua.
Kamis Pekan Biasa IX
Bacaan Pertama
Tb 6:10-11;7:1.6.8-13;8:1.5-9
Semoga Tuhan menganugerahkan damai sejahtera kepada kamu berdua.
Pembacaan dari Kitab Tobit:
Dalam perjalanannya, Tobia dan Rafael memasuki negeri Media
dan sudah sampai dekat kota Ekbatana.
Lalu berkatalah Rafael kepada Tobia,
"Saudara Tobia!"
Sahut Tobia, "Ada apa?"
Rafael menyambung,
"Malam ini kita harus bermalam pada Raguel.
Dia itu seorang kerabatmu,
dan mempunyai seorang puteri bernama Sara.
Ketika mereka tiba di kota Ekbatana,
berkatalah Tobia kepada temannya,
"Saudara Azarya,
antarkanlah aku langsung ke rumah Raguel, saudara kami."
Iapun lalu mengantarkannya ke rumah Raguel.
Raguel sedang duduk pada pintu pelataran rumahnya.
Mereka memberikan salam kepada Raguel.
Dia membalas, katanya,
"Banyak salam, saudara-saudara. Selamat datang!"
Lalu mereka dipersilakannya masuk.
Kemudian Raguel berkata kepada Tobia,
"Tuhan memberkati engkau, nak!
Engkau adalah putera seorang mulia dan baik!
Alangkah celakanya ayahmu!
Orang yang begitu baik dan penderma itu menjadi buta!"
Kemudian
Raguel menyembelih seekor domba betina dari kawanannya,
dan ia menyambut Tobia dan Rafael dengan ramah.
Sesudah mencuci dan membasuh diri mereka duduk makan.
Berkatalah Tobia kepada Rafael,
"Saudara Azarya, katakanlah kepada Raguel,
supaya saudariku Sara diberikannya kepadaku."
Mendengar perkataan itu berkatalah Raguel kepada pemuda itu,
"Makan dan minumlah, serta bersenang-senanglah malam ini.
Memang, Saudara,
tak seorangpun lebih berhak mengambil Sara, anakku,
sebagai isterinya, daripada engkau.
Karena itu aku tidak berwenang lagi
memberikannya kepada seseorang kecuali kepadamu.
Sebab engkaulah yang paling karib.
Tetapi, anakku, aku harus memberitahukan kebenaran.
Sara sudah kuberikan kepada tujuh laki-laki
di antara saudara kita!
Tetapi semuanya mati pada malam pertama menghampiri Sara.
Maka anakku, baiklah sekarang makan dan minum saja.
Tuhan akan mengambil tindakan bagimu."
Tetapi sahut Tobia, "Aku tidak akan makan atau minum apa-apa,
sebelum engkau mengambil keputusan tentang diriku."
Maka jawab Raguel,
"Baiklah!
Sara kuberikan kepadamu sesuai dengan ketetapan Kitab Musa.
Allah sudah memutuskan, bahwa Sara harus diberikan kepadamu.
Maka hendaklah menerima saudarimu ini.
Mulai sekarang ini engkau menjadi kakaknya,
dan ia menjadi adikmu.
Semenjak hari ini ia diberikan kepadamu untuk selama-lamanya.
Dan, anakku, semoga kamu pada malam ini juga diberkati
oleh Tuhan semesta langit.
Semoga Ia menurunkan kasih setia dan damai sejahtera atas dirimu."
Lalu Raguel memanggil Sara, anaknya.
Ketika Sara datang, Raguel memegang tangannya,
dan dengan demikian ia menyerahkan Sara kepada Tobia,
sambil berkata,
"Sungguh, sesuai dengan hukum Taurat ia kupercayakan kepadamu
dan seturut ketetapan yang tersurat dalam Kitab Musa
ia kuberikan kepadamu menjadi isterimu.
Ambillah dia,
dan antarkanlah kepada ayahmu dengan sehat walafiat.
Moga-moga Yang Berkuasa di Surga
menganugerahkan damai sejahtera kepada kamu berdua."
Selesai makan dan minum mereka semua mau pergi tidur.
Tobia diantar ke kamar yang sudah disiapkan untuk mereka.
Setelah masuk kamar tidur, Tobia dan Sara berdoa
dan mohon supaya mereka mendapat perlindungan.
Mereka memanjatkan doa sebagai berikut:
"Terpujilah Engkau, ya Allah leluhur kami,
dan terpujilah nama-Mu sepanjang sekalian abad.
Hendaknya sekalian langit memuji Engkau,
dan juga segenap ciptaan-Mu untuk selama-lamanya.
Engkaulah yang telah menjadikan Adam,
dan baginya telah Kaubuat Hawa isterinya
sebagai pembantu dan penopang.
Dari mereka berdua lahirlah umat manusia seluruhnya.
Engkau pun bersabda,
"Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja,
mari Kita menjadikan penolong baginya,
yang sepadan dengan dia."
Ya Tuhan, bukan karena nafsu birahi kuambil saudariku ini,
melainkan dengan hati benar.
Sudilah kiranya mengasihani kami berdua,
dan membuat kami menjadi tua bersama."
Serentak berkatalah mereka, "Amin! Amin!"
Kemudian mereka tidur semalam-malaman.
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur
Mzm 128:1-2.3.4-5
R:4
Orang yang takwa hidupnya akan diberkati Tuhan.
*Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan,
yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya!
Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu,
berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!
*Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur
di dalam rumahmu;
anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun
sekeliling mejamu!
*Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan
orang laki-laki yang takwa hidupnya.
Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion:
boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu,
Bait Pengantar Injil
Mzm 119:34
Berilah aku pengertian, maka aku akan mentaati hukum-Mu,
aku akan menepatinya dengan segenap hati, ya Tuhan.
Bacaan Injil
Mrk 12:28b-34
Inilah perintah pertama,
kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati.
Dan yang kedua sama dengan yang pertama.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:
Pada suatu hari datanglah seorang ahli Taurat kepada Yesus,
dan bertanya, "Perintah manakah yang paling utama?"
Yesus menjawab, "Perintah yang utama ialah:
'Dengarlah, hai orang Israel,
Tuhan Allah kita itu Tuhan yang esa!
Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati,
dengan segenap jiwa, dengan segenap akal budi,
dan dengan segenap kekuatanmu.
Dan perintah yang kedua, ialah:
Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri.'
Tidak ada perintah lain yang lebih utama
daripada kedua perintah ini."
Berkatalah ahli Taurat itu kepada Yesus,
"Guru, tepat sekali apa yang Kaukatakan,
bahwa Dia itu esa, dan tak ada Allah lain kecuali Dia.
Memang mengasihi Dia dengan segenap hati,
dengan segenap pengertian, dan dengan segenap kekuatan
serta mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri,
jauh lebih utama dari pada semua kurban bakar dan persembahan."
Yesus melihat betapa bijaksananya jawaban orang itu.
Maka Ia berkata kepadanya,
"Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah."
Dan tak seorang pun masih berani menanyakan sesuatu kepada Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan.
#
Mutiara Iman
MEREKA BERDOA
8 Juni 2017
"Maka bangunlah Sara dan mereka berdoa.."(Tob 8:5)
Lectio
Tob 6:10-11; 7:1,6,8-13; 8:1,5-9; Mzm 128:1-2,3,4-5; Mrk 12:28b-34
Di suatu malam Minggu, keluarga Sugi berkumpul santai di ruang keluarga. Ayahnya menonton acara Tenis, Ibunya menyiapkan teh, anak yang pertama bermain iPad, anak ke-2 sedang chatting, dan anak ke-3 memperhatikan apa yang dilakukan orangtua dan kedua kakaknya.
MEREKA BERDOA
8 Juni 2017
"Maka bangunlah Sara dan mereka berdoa.."(Tob 8:5)
Lectio
Tob 6:10-11; 7:1,6,8-13; 8:1,5-9; Mzm 128:1-2,3,4-5; Mrk 12:28b-34
Di suatu malam Minggu, keluarga Sugi berkumpul santai di ruang keluarga. Ayahnya menonton acara Tenis, Ibunya menyiapkan teh, anak yang pertama bermain iPad, anak ke-2 sedang chatting, dan anak ke-3 memperhatikan apa yang dilakukan orangtua dan kedua kakaknya.
Lalu Adi berkata :
"Papa, mama dan kakak mari kita BERDOA BERSAMA. Tadi di BIA, kakak pembina mengajarkan supaya kita berdoa bersama keluarga."
Mendengar hal itu semuanya terdiam beberapa saat, lalu sang ayah berkata sambil mematikan TV :
"Mari, puji Tuhan kita diingatkan Adi untuk berdoa bersama."
Dan merekapun berdoa bersama dipimpin oleh Adi, adik paling kecil. Di akhir doanya Adi berkata :
"Ya Bapa, semoga Roh Kudus tinggal di hati kita, sehingga kita selalu berdoa bersama SETIAP HARI."
Dan semua menjawab :
"Amin."
Setelah selesai berdoa, Anna, anak sulung berkata :
"Iya Pah, Mah dan Ano, kita berdoa bersama ya setiap hari. Saya merasakan KEDAMAIAN dan PENUH SUKACITA."
Maka bangunlah Sara dan mereka berdoa dan mohon supaya mereka mendapat perlindungan.
KASIH dan PERLINDUNGAN hadir ketika kita BERDOA BERSAMA KELUARGA.
Oratio
Berbahagialah setiap orang yang takut akan Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya. Amin
Missio
Marilah kita berdoa bersama KELUARGA setiap hari.
Have a Blessed Thursday.
#
Thursday, 8th JUNE
Mark 12:28-34
One of the scribes asked him, "Which commandment is the first of all?"
Mark 12:28-34
One of the scribes asked him, "Which commandment is the first of all?"
Jesus answered, "The first is, 'Hear, O Israel: The Lord our God, the Lord is one; and you shall love the Lord your God with all your heart, and with all your soul, and with all your mind, and with all your strength.' The second is this, 'You shall love your neighbour as yourself.' There is no other commandment greater than these."
The First Commandment is not about doing things but about loving above all things. What God wants from us is 'love'. The most important activity that human beings are capable of is 'love'. And when loving God, that love has to be without limits.
The First Commandment is not about doing things but about loving above all things. What God wants from us is 'love'. The most important activity that human beings are capable of is 'love'. And when loving God, that love has to be without limits.
C.S. Lewis writes in his Screwtape Letters the advice given by a senior demon to his apprentice nephew. Among the tips that he quotes, he suggests talking to the soul he wants to bring to hell about "moderation in all things", and to convince him that "religion is all very well up to a point". At the end of the day, he concludes: "A moderated religion is as good for us as no religion at all—and more amusing".
The day that we will meet St Peter he will check our love. He may have a sort of gadget, like a 'Love-o-meter' to check if we loved God above all things. Certainly "above all things" implies 'many things'. For St Peter it meant to love God more than his boat and his job. For St John and St James, more than their father and their trade. For St Thomas the Apostle, more than his certainties and ideas. For St Matthew, more than his money. For St Augustine, more than his pleasure. For St Francis of Assisi, more than his father and his belongings. For St Thomas Aquinas, more than his family plans and all his books. For St Francis de Borja, more than his prestige. For St Josemaría, more than his architecture degree. For St John Paul II, more than his homeland. For St Teresa of Calcutta, more than her life in her first convent. For thousands of martyrs, more than their lives.
And for you and me? To love God more than my marks and grades, my clothes, my comfort, my friends, my plans, my family, my good name, my works, my health, my appearance, my smart phone, my home…?
The day that we will meet St Peter he will check our love. He may have a sort of gadget, like a 'Love-o-meter' to check if we loved God above all things. Certainly "above all things" implies 'many things'. For St Peter it meant to love God more than his boat and his job. For St John and St James, more than their father and their trade. For St Thomas the Apostle, more than his certainties and ideas. For St Matthew, more than his money. For St Augustine, more than his pleasure. For St Francis of Assisi, more than his father and his belongings. For St Thomas Aquinas, more than his family plans and all his books. For St Francis de Borja, more than his prestige. For St Josemaría, more than his architecture degree. For St John Paul II, more than his homeland. For St Teresa of Calcutta, more than her life in her first convent. For thousands of martyrs, more than their lives.
And for you and me? To love God more than my marks and grades, my clothes, my comfort, my friends, my plans, my family, my good name, my works, my health, my appearance, my smart phone, my home…?
Mary, my Mother, what is it that prevents me from loving God above all things? Would you, Mother, help me to remove any hindrance to my complete love for God?
No comments:
Post a Comment
Do U have another idea ?
LET'S SHARE 2 US.