*Tuhan Sumber Kebahagiaan Sejati*
DALAM Injil pada hari ini, dikisahkan tentang penggarap kebun anggur yang tidak tahu berterima kasih dan bersyukur atas kebaikan sang pemilik kebun.
Keserakahan membutakan mata hati mereka, membuat mereka tega membunuh anak pemilik kebun demi menguasai harta miliknya.
Banyak orang mengukur kebahagiaan dari harta, kekuasaan dan popularitas sehingga mereka berusaha dengan sekuat tenaga untuk mendapatkannya.
Kelekatan terhadap hal-hal tersebut membuat mereka tidak pernah merasa cukup dan puas, sehingga lama kelamaan mereka menjadi budak dari hawa nafsu mereka, yang membuat mereka bersedia melakukan apa saja demi memperoleh yang diidam-idamkannya.
Sadari bahwa hidup di dunia ini hanya sementara. Jangan sampai kita terseret masuk ke dalam kebinasaan abadi akibat mengejar kebahagiaan semu.
Kebahagiaan sejati hanya didapat dengan melekat kepada Tuhan. Dengan senantiasa bersandar kepadaNya dan mengandalkan Dia sepenuhnya, maka kita mendapatkan kekuatan untuk tetap melangkah, melanjutkan perjalanan hidup kita seturut kehendakNya; walau banyak kesulitan dan penderitaan menghadang kita.
Sebagai ungkapan syukur dan terima kasih atas kasih dan penyertaanNya yang tak berkesudahan, mari kita menjadi penggarap kebunNya yang baik, menghasilkan buah-buah kebaikan bagi sesama.
#
Bacaan Liturgi 05 Juni 2017
Senin Pekan Biasa IX
PW S. Bonifasius, Uskup dan Martir.
Bacaan Pertama
Tb 1:1a.2a.3;2:1b-8
Tobit lebih takut kepada Tuhan daripada kepada Raja.
Pembacaan dari Kitab Tobit:
Inilah kisah Tobit, suku Naftali,
yang diangkut sebagai tawanan pada zaman Salmaneser, raja Asyur.
Aku, Tobit, menempuh jalan kebenaran dan kesalehan seumur hidupku
dan banyak melakukan kebajikan
kepada para saudara dan segenap bangsaku
yang bersama dengan daku telah berangkat ke pembuangan,
ke negeri Asyur, ke kota Niniwe.
Sekali peristiwa pada hari raya Pentakosta,
yaitu hari raya Tujuh Minggu,
disajikan kepadaku suatu jamuan makan yang baik.
Aku pun telah duduk untuk makan.
Sebuah meja ditempatkan di hadapanku,
dan kepadaku disajikan banyak hidangan.
Tetapi berkatalah aku kepada anakku Tobia,
"Nak, pergilah dan jika kaujumpai seorang miskin
dari saudara-saudara kita yang diangkut tertawan ke Niniwe
dan yang dengan segenap hati ingat akan Tuhan,
bawalah ke mari, supaya ikut makan.
Aku hendak menunggu, hingga engkau kembali."
Maka keluarlah Tobia untuk mencari
seorang saudara yang miskin.
Sepulangnya berkatalah ia, "Pak!"
Sahutku, "Ada apa, nak?"
Jawabnya, "Salah seorang dari bangsa kita sudah dibunuh.
Ia dicekik dan dibuang di pasar. Jenazahnya masih ada di situ!"
Aku meloncat berdiri,
dan jamuan itu kutinggalkan sebelum kukecap.
Jenazah itu kuangkat dari lapangan
dan kutaruh dalam salah satu rumah hingga matahari terbenam,
untuk kukuburkan nanti.
Kemudian aku pulang, kubasuh diriku,
lalu makan dengan sedih hati.
Maka teringatlah aku akan sabda
yang diucapkan nabi Amos mengenai kota Betel,
"Hari-hari rayamu akan berubah menjadi hari sedih
dan segala nyanyianmu akan menjadi ratapan!"
Lalu menangislah aku.
Setelah matahari terbenam aku pergi menggali liang
lalu jenazah itu kukuburkan.
Para tetangga menertawakan daku, katanya,
"Ia belum juga takut!
Sudah pernah ia dicari untuk dibunuh karena perkara yang sama.
Dahulu ia melarikan diri
dan sekarang ia menguburkan jenazah lagi!"
Tetapi Tobit lebih takut kepada Allah daripada kepada Raja.
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur
Mzm 112:1-2.3-4.5-6
R:1a
Berbahagialah Orang yang takwa pada Tuhan.
*Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan,
yang sangat suka kepada segala perintah-Nya.
Anak cucunya akan perkasa di bumi;
keturunan orang benar akan diberkati.
*Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya,
kebajikannya tetap dikenang selamanya.
Bagi orang benar ia bercahaya laksana lampu di dalam gelap
ia pengasih dan penyayang serta berlaku adil.
*Orang baik menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman,
ia melakukan urusan dengan semestinya.
Orang jujur tidak pernah goyah;
ia akan dikenang selama-lamanya.
Bait Pengantar Injil
Why 1:5ab
Yesus Kristus, Engkaulah saksi yang setia,
yang pertama bangkit dari alam maut;
Engkau mengasihi kami dan mencuci dosa kami dengan darah-Mu.
Bacaan Injil
Mrk 12:1-12
Mereka menangkap dan membunuh putera kesayangan,
dan melemparkannya ke luar kebun anggur.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:
Pada suatu hari Yesus berbicara kepada imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan kaum tua-tua
dengan perumpamaan, kata-Nya,
"Adalah seorang membuka kebun anggur
dan menanam pagar sekelilingnya.
Ia menggali lubang tempat memeras anggur,
dan mendirikan menara jaga.
Kemudian disewakannya kebun anggur itu
kepada penggarap-penggarap,
lalu ia berangkat ke negeri lain.
Ketika sudah tiba musim panen,
ia mengutus seorang hamba kepada penggarap-penggarap itu
untuk menerima sebagian dari hasil kebun.
Tetapi hamba itu ditangkap dan dipukuli oleh para penggarap
lalu disuruh pergi dengan tangan hampa.
Kemudian pemilik kebun anggur itu menyuruh pula
seorang hamba lain kepada mereka.
Orang itu mereka pukuli sampai luka kepalanya,
dan sangat mereka permalukan.
Lalu pemilik itu menyuruh seorang hamba lain lagi,
dan orang ini mereka bunuh.
Dan banyak lagi yang lain,
ada yang mereka pukul, dan ada yang mereka bunuh.
Kini tinggal satu orang, yakni puteranya yang kekasih.
Dialah yang akhirnya diutus kepada mereka,
sebab pikirnya, 'Puteraku pasti akan mereka segani.'
Tetapi penggarap-penggarap itu berkata seorang kepada yang lain,
'Dia itulah ahli waris!
Mari kita bunuh dia, maka warisan ini menjadi milik kita.
Mereka menangkap dan membunuh dia,
lalu melemparkannya ke luar kebun anggur itu.
Sekarang apa yang akan dilakukan oleh pemilik kebun anggur itu?
Ia akan datang dan membinasakan penggarap-penggarap itu,
lalu mempercayakan kebun anggurnya kepada orang-orang lain.
Tidak pernahkah kamu membaca ayat ini:
Batu yang dibuang oleh para tukang bangunan
telah menjadi batu penjuru.
Itulah tindakan Tuhan, suatu hal yang ajaib dalam pandangan kita."
Lalu mereka berusaha untuk menangkap Yesus,
karena mereka tahu,
bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya dengan perumpamaan itu.
Tetapi mereka takut kepada orang banyak.
Maka mereka pergi dan membiarkan Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan.
#
Mutiara Iman
TOBIT
5 Juni 2017
" Aku, Tobit menempuh jalan kebenaran.." (Tob 1:3)
Lectio
Tob 1:1a,2a,3; 2:1b-8; Mzm 112:1-2,3-4,5-6; Mrk 12:1-12
Suatu malam, Ibu Frida didatangi tetangganya yang bernama Bu Soleha.
"Mba Frida, maaf saya sedang perlu uang. Di rumah tidak ada beras, pulsa listrik belum beli, uang sekolah bulanan anak belum dibayar. Mohon dibantu ya."
Frida menjawab :
"Mba, kalau pinjam sama saya itu sama saja, karena saya juga dibantu orang. Kamu coba datang ke rumah Pak Paulus di kampung sebelah, semua biaya pendidikan ditanggung, jembatan dibangun, sehingga kita tidak perlu muter jauh. Beliau orangnya sangat soleh, taat dan takut pada Allah."
Lalu Soleha pun segera pergi dan satu jam kemudian dia kembali lagi dan berkata :
"Baru kali ini saya bertemu orang sebaik ini. Mungkin karena soleh, makanya Pak Paulus diberi rejeki yang banyak oleh Tuhan yah mbak."
Aku, TOBIT menempuh jalan KEBENARAN dan KESALEHAN seumur hidupku.
Hidup orang BENAR adalah takut akan TUHAN dan yang SANGAT suka kepada segala PERINTAH-Nya.
Oratio
Ya Tuhan, Engkaulah Jalan, Kebenaran dan Kehidupan. Amin
Missio
Marilah kita hidup dengan setia mengikuti PERINTAH Allah.
Have a Blessed Monday.
#
Monday, 5th JUNE
St Boniface, bishop and martyr
Mark 12:1-12
And he began to speak to them in parables. "A man planted a vineyard, and set a hedge around it, and dug a pit for the wine press, and built a tower, and let it out to tenants, and went into another country. When the time came, he sent a servant to the tenants, to get from them some of the fruit of the vineyard... And he sent another, and him they killed; and so with many others, some they beat and some they killed."
These people had been given a vineyard and everything that they needed to produce fruit: vines, hedge, wine press, tower... It was not their property, but they decided to keep the vineyard for themselves instead of handing over the fruit to their master. They were entrusted with something that wasn't theirs, but they killed the heir and tried to keep the property. In the end, they are left with nothing but guilt: the owner gets rid of them and gives their job to others. Like the tenants, God has given us a job to do and the talents to do it. And we too can be tempted to try to use our talents as our own property and collect their fruit for ourselves.
In 1723 a brilliant lawyer was defending his client in the court of Naples. He was an intelligent young fellow with two PhDs, knowledge of several languages, talent in music, arts and politics and a very successful career in law.
In 8 years he hadn't lost a single trial.
On this occasion he was defending Dr Orsini and made a skilful exposition of his client's innocence. He thought he had already won the case when the prosecution counsel produced a document that destroyed all his arguments. He had been fooled by his client. He was deeply humiliated and admitted his mistake.
But later he thought about his life: he had been putting all his talents into defending wrong causes.
After a long discernment, in 1726, at the age of 30 he was ordained a priest. Eventually he founded the Congregation of the Most Holy Redeemer (Redemptorists) and devoted his talents to preaching and teaching, writing more than 100 books. St Alphonse of Liguori is today a Doctor of the Church. He certainly had talents. And God knew well what they were for.
Our Lady, Mother of Good Counsel, help me to put my talents at Our Lord's disposal and discern His plan for me.
#
No comments:
Post a Comment
Do U have another idea ?
LET'S SHARE 2 US.