Wednesday, July 11, 2018

1807114. Tuhan Yesus Mendamaikan Yang Berbeda-Beda (RD Josep Susanto)

Tuhan Yesus Mendamaikan Yang Berbeda-Beda
(RD Josep Susanto)


Sore ini aku ikut misa konselebran dengan Bapak Uskup di Gereja Katedral dalam rangka Misa pertemuan frater-frater calon imam diosesan sejawa dan beberapa keuskupan di luar Jawa.

Aku membaca Injil, sementara Bapak Uskup yang berkotbah.

Kualitas seorang Uskup Ignatius Suharyo tidak perlu diragukan lagi. Itulah alasan aku memasang telinga tajam-tajam untuk menyimak isi kotbahnya.

Seperti biasa Bapak Uskup berkotbah dengan gaya khasnya yang kalem, lembut, namun sangat jeli dan mendalam.

Tidak heran sepanjang kotbah, aku terpukau dan kagum, sambil berkata dalam hati: "hebat bener, kok Bapak Uskup bisa mikir sampai sejauh itu ya?"

Dalam kotbah kali ini Bapak Uskup membahas realitas para rasul yang dipanggil oleh Yesus seperti yang dibacakan dalam Injil hari ini.

Ada 3 point dari Kotbah Bapak Uskup (seperti biasa selalu 3):

PERTAMA
Ada perbedaan penggunaan kata MURID dan RASUL dalam bacaan Injil hari ini.

Dalam Kitab Suci, seorang murid akan selalu digambarkan sebagai murid. Seorang murid tidak pernah menjadi GURU. Artinya, seorang murid Yesus adalah seorang PRIBADI PEMBELAJAR.

Sampai kapan? Sampai seterusnya semangat seorang murid adalah terus belajar tanpa kenal lelah.

KEDUA
Dari istilah murid, Bapak Uskup beralih ke istilah RASUL. Kata RASUL dalam Kitab Suci lebih menyangkut pribadi yang diutus. Utusan berbeda dengan pesuruh.

Seorang utusan harus mampu menampilkan wajah, kharisma, kuasa dari pribadi yang mengutusnya.

Demikianlah jati diri para pengikut Kristus, siapapun dan apapun bentuk panggilannya.

KETIGA
Dari daftar nama-nama rasul Yesus ternyata ada yang menarik. Tidak semua rasul Yesus itu adalah nelayan.
Ada 2 pekerjaan yang menarik di antara para rasul itu:

Matius si PEMUNGUT CUKAI dan
Simon si ORANG ZELOT.

Tidak banyak yang tahu bahwa 2 pribadi ini sebetulnya sangat berbeda, bahkan bertentangan dan bermusuhan.

Pemungut cukai dianggap pengkhianat bangsa, karena ia memungut cukai/pajak dari orang-orang Israel untuk penjajah Romawi. Ia antek antek, kaki tangan penjajah, biasa dimusuhi oleh orang-orang sebangsanya. Ia dianggap najis.

Sementara orang Zelot adalah kaum pejuang, mereka adalah pahlawan-pahlawan bangsa yang siap tempur menumpahkan darah demi melawan penjajah Romawi.

Maka bisa dibayangkan betapa bertentangan dan bermusuhan si Matius pemungut cukai dan si Simon orang Zelot ini.

Tetapi hebatnya, Tuhan Yesus mampu menyatukan dan mendamaikan orang-orang dengan latar belakang yang kontras seperti ini.

Mereka dipanggil untuk menjadi pribadi-pribadi yang baru sama sekali.

Dengan harapan yang sama kita pun dipanggil menjadi pribadi-pribadi baru sebagai murid-murid Tuhan.

Semoga menginspirasi Anda.
Selamat malam.

No comments:

Post a Comment

Do U have another idea ?


LET'S SHARE 2 US.