Saturday, October 8, 2016

RenHar. Sabtu biasa 27. 8 Oktober 2016.

KETAATAN

  adalah Kunci untuk Iman Sejati.

*Chuck Colson*


*


⭕Mutiara Iman

*YANG BERBAHAGIA*

8 Oktober 2016

_" Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya"_
(Luk 11:28)

Lectio
Gal 3:22-29; Mzm 105:2-3,4-5,6-7; Luk 11:27-28.

Sejak SD, Yuliana selalu naik mikrolet dan karena ia ketua kelas, ia selalu naik mobil Pak Agung yang paling pagi tiba di terminal, dan karena ia selalu memperdengarkan lagu-lagu Rohani.

Suatu saat ketika Yuliana kecopetan, Agung pun mengijikannya ikut menumpang dengan gratis.

Sepuluh tahun kemudian, ketika hampir lulus SMA, Yuliana masih naik Mikrolet yang sama, tetapi ketika berjalan hampir 3km, mobilnya mogok.

Yang menarik, begitu banyak teman-teman pak supir datang membantunya, sampai akhirnya mobil tersebut bisa berjalan lagi, dan Agung kemudian bernyanyi :
"Terima kasih Yesusku.."

Dengan penuh penasaran, Yuliana pun memberanikan bertanya :
"Pak Agung selalu hidup berbahagia, sejak saya masih SD. Apa rahasianya?"

Agung tersenyum dan menjawab :
"Saya selalu memuji Tuhan, mendegarkan Sabda-Nya dan mengasihi sesama. Oh alangkah indahnya hidup kita."

Tetapi Yesus berkata :
"Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya."

Orang yang berbahagia adalah mereka yang mendengarkan Sabda Tuhan dan tekun melakukannya.

Oratio
Ya Tuhan, Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan kehidupan.
Amin.

Missio
_Marilah kita melakukan karya kerahiman dengan mendengarkan Sabda Tuhan setiap hari dan berbuah dalam pelaksanaannya._

*Have a Blessed Saturday.*

*

"Memelihara dan Melaksanakan Firman Tuhan."

Hari Sabtu 8 Okt. Dalam Pekan Biasa XXVII.
Injil Lukas 11:28, menulis.

Yesus berkata: "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya."

Kalau bertanya kepada seseorang: "Apa yang menjadi tujuan pokok hidupnya", maka orang akan menjawab: "Menjadi orang yang bahagia.

  Sabda Yesus kali ini memberikan pencerahan:  mereka yang mendengarkan firman dan memeliharanya, itulah yang disebut bahagia.

  Memelihara firman dengan melaksanakannya adalah kunci kebahagiaan yang sejati, berlaku untuk selamanya dan bukan hanya demi kepuasan atau kegembiraan sesaat.

  Kekayaan, kekuasaan, nama baik, status sosial, karier pekerjaan dll, merupakan hal duniawi yang bisa hilang dalam sekejap.

  Sabda Tuhan merupakan Sabda kekal yang akan bertahan selamanya. Karena itu dengan mendengarkan Sabda Tuhan, memelihara dalam hati dan melaksanakan dalam tindakan nyata, orang akan mendapatkan dampak pada kekekalan pada akhir hidup orang beriman.

Tuhan Yesus jadikanlah aku pembawa dan pelaksana Sabda, agar semakin banyak orang merasa bahagia dengan dan melalui SabdaMu itu. Amin.

Met Akhir Pekan.

Bacaan: Gal 3:22-29. Mzm 105:2-7. Lukas 11:27-28.


*

Kutipan HIK : Sabtu, 08 Oktober 2016
Gal. 3:22-29;
Mzm.105:2-3,4-5,6-7;
Luk. 11:27-28

"Laudatio - Pujian."

Inilah yang terjadi waktu Yesus memenangkan perdebatan dengan musuh2Nya yang menuduh/memfinahNya mengusir setan dengan kuasa Beelzebul.

Adapun pujian itu berasal dari wanita yang sangat gembira dan kagum pada Yesus, sehingga berseru:
"Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau."

Adapun tiga hal yang diajarkanNya pada kita, antara lain :

1. Memuji.
Pujian ini sebenarnya hendak mengungkapkan penghargaannya pada Kristus sekaligus mencerminkan rasa hormatnya terhadap Maria, ibuNya, karna hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Maria: "Segala keturunan akan menyebut aku berbahagia" (Luk 1:48)

2. Mendengarkan.
Yesus bukan tipe orang yang haus pujian tapi selalu mengarahkan kita ke masalah lain yang lebih tinggi dan lebih berkaitan langsung dengan diriNya sendiri:
"Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah."

Kita diajak selalu menjadi orang yang rendah hati di tengah dunia dimana banyak org kerap menjadi besar mulut daripada lebar telinga.

3. MemeliharaNya.
Yesus tidak hanya ajak kita utk mendengarkan firmanNya tapi juga memelihara firman itu, dengan mengingat dan memakainya sebagai jalan dan aturan hidup.

Secara lebih mendalam, ajakan Yesus ini merupakan pujian kepada sikap batin Maria, dalam bahasa Konsili Vatikan II:
"Dalam pewartaan Yesus, ia [Maria] menerima sabdaNya, ketika Puteranya mengagungkan Kerajaan di atas pemikiran dan ikatan akan daging dan darah, dan Ia menyatakan bahagia mereka yang mendengar dan melakukan sabda Allah (Mrk 3:35; Luk 11:27-28), seperti yg dijalankan Maria dg setia (Luk 2:19 dan 51)."


  Itulah juga yg menjadikan Maria berbahagia karena ia telah mendengarkan firman Tuhan dan melaksanakannya (Luk 8:19, Mat 12:49-50, Mrk 3: 31-35)

"Dari Tangerang ke Jakarta -
Jadilah Terang dg penuh sukacita"

Salam HIKers,
Tuhan berkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh


*

Saturday, 8th OCTOBER
Luke 11:27-28

As he said this, a woman in the crowd raised her voice and said to him, "Blessed is the womb that bore you, and the breasts that you sucked!"

But he said, "Blessed rather are those who hear the word of God and keep it!"

The most beautiful thing ever said of Our Lady was what Jesus said of her: she was always ready to hear the Word of God, to keep it and follow it.

It was in prayer that Mary heard the Word of God, His Will for her; there she got the grace she needed to carry it out.

'Prayer': the best way to make decisions in our lives.

"Never make a decision without stopping to consider the matter in the presence of God" said St Josemaria; a very sound piece of advice.

During our life we will have to make decisions about many issues: reading, good use of time, studies, family, friends, career. God made us for happiness, for greatness - and He knows how to get it.

Our paths are all different and personal, so we need to discover the Will of God for us.
  We need to ask for light to see His Will.
  We need to want to hear His Word:
  We need to pray, to talk to God.

The Russian author, Gorki, tells the story of a thinker who decided to rest for a few days in a monastery. His name was written on the door of his room.

At night he couldn't sleep and decided to take a stroll through the impressive cloister.

When he came back he discovered that there wasn't enough light to find his room; all the doors around the cloister looked alike; all had names on them but he couldn't read them.
  He didn't want to wake the monks so he spent the night wandering through the huge, dark corridor.

With the first light of dawn he saw at last the door of his room and realised that he had passed in front of it a hundred times that night without recognising it.

Like the man in the story, we need light to see which door to open.
And that light comes with prayer.

We need to be souls of prayer.
Not just souls who say prayers, but souls who pray, who have a personal conversation with God.


Mary, Virgin most Faithful, as Jesus blessed you for hearing His Word and for keeping It, you can be my Teacher of prayer.
  I want to talk to God like you did in your Home in Nazareth, like you do now in Heaven.

Mary, teach me to pray.

*

Tips of the day: day 1486.

Maksud Tuhan bisa saja tersembunyi, terkadang penuh misteri.

Ayub dituntun masuk pada tujuan Allah yang tidak diketahuinya.

Setelah melewati proses dan pergumulan panjang, barulah misteri itu terurai.

Tuhan memproses supaya Ayub punya pengenalan yang benar akan Tuhan. Setelah proses itu bisa dilalui, Tuhan memberkati Ayub dan mengembalikan sesuatu yang dahulu hilang dari Ayub. Tidak tanggung-tanggung, Tuhan memberi dua kali lipat dari segala kepunyaan Ayub yang dahulu.

Kenalilah Tuhan bukan hanya dari kata orang, kenalilah secara pribadi.

"Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau."
(Ayub 42:5).

Selamat pagi sahabat,
  have a blessed weekend!
*

No comments:

Post a Comment

Do U have another idea ?


LET'S SHARE 2 US.