Saturday, April 16, 2016

Jangan Menyerah. Bacaan Liturgi.  16 April 2016. Sabtu Pekan Paskah III.

Jangan Menyerah.

Mengikuti Yesus memang tidak mudah,
   selain harus menghadapi banyak tantangan,
   sabdaNya pun sulit untuk dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.

Banyak orang yang pada akhirnya jatuh pada sikap skeptis terhadapNya
   setelah mengalami pelbagai pengalaman buruk, kegagalan dan penderitaan.

Mari sikapi secara positif,
   belajar untuk memandang setiap peristiwa yang terjadi lewat kacamata iman. 

Sadari bahwa semua pencobaan yang Ia izinkan terjadi adalah
   sarana yang Ia gunakan untuk memurnikan kita
   agar kelak kita layak dan berkenan di hadapanNya.

Oleh sebab itu,
   jangan cepat menyerah
   dan melarikan diri setiap kali menemui kesulitan.

Hidup di dunia hanyalah sementara,
   seluruh pergulatan hidup yang kita alami tidak ada artinya
   dibandingkan dengan kebahagiaan yang akan kita raih bila kita setia berjalan bersamaNya.

Teruslah berjuang, pantang mundur,
   Ia selalu menyertai setiap langkah kita.


*


Bacaan Liturgi.

 16 April 2016.
Sabtu Pekan Paskah III

Bacaan Pertama
Kis 9:31-42
Jemaat dibangun, dan jumlahnya makin bertambah besar,
oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus.


Pembacaan dari Kisah Para Rasul:

Selama beberapa waktu setelah Saulus bertobat,
jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria
berada dalam keadaan damai.
Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan.
Jumlahnya makin bertambah besar
oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus.

Pada waktu itu Petrus berjalan keliling,
mengadakan kunjungan ke mana-mana.
Dalam perjalanan itu
ia singgah juga kepada orang-orang kudus yang di Lida.
Di situ didapatinya seorang bernama Eneas,
yang telah delapan tahun terbaring di tempat tidur karena lumpuh.
Kata Petrus kepadanya,
"Eneas, Yesus Kristus menyembuhkan engkau;
bangunlah dan bereskanlah tempat tidurmu!"
Seketika itu juga bangunlah orang itu.
Semua penduduk Lida dan Saron melihat dia,
lalu mereka berbalik kepada Tuhan.

Di Yope ada seorang murid perempuan bernama Tabita,
dalam bahasa Yunani: Dorkas.
Perempuan itu banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah.
Tetapi pada waktu itu ia sakit lalu meninggal.
Dan setelah dimandikan, mayatnya dibaringkan di ruang atas.
Adapun Lida dekat dengan Yope.
Maka ketika murid-murid mendengar, bahwa Petrus ada di Lida,
mereka menyuruh dua orang kepadanya dengan permintaan,
"Segeralah datang ke tempat kami."

Maka berkemaslah Petrus
dan berangkat bersama-sama dengan mereka.
Setelah sampai di sana, ia dibawa ke ruang atas,
dan semua janda datang berdiri di dekatnya.
Sambil menangis,
mereka menunjukkan kepada Petrus semua baju dan pakaian,
yang dibuat Dorkas waktu ia masih hidup.
Tetapi Petrus menyuruh mereka keluar,
lalu ia berlutut dan berdoa.
Kemudian ia berpaling ke mayat itu dan berkata,
"Tabita, bangkitlah!"
Lalu Tabita membuka matanya,
dan ketika melihat Petrus, ia bangun lalu duduk.
Petrus memegang tangannya dan membantu ia berdiri.
Kemudian ia memanggil orang-orang kudus beserta janda-janda,
lalu menunjukkan kepada mereka, bahwa perempuan itu hidup.
Peristiwa itu tersiar di seluruh Yope,
dan banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan.
Sesudah peristiwa itu Petrus tinggal beberapa hari di Yope,
di rumah seorang yang bernama Simon, seorang penyamak kulit.

Demikianlah sabda Tuhan.
(Syukur kepada Allah)


*


Mazmur
Mzm 116:12-13.14-15.16-17
R:12
Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan
segala kebajikan-Nya kepadaku?


*Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan
segala kebajikan-Nya kepadaku?
Aku akan mengangkat piala keselamatan,
dan akan menyerukan nama Tuhan.

*Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan
di depan seluruh umat-Nya.
Sungguh berhargalah di mata Tuhan
kematian semua orang yang dikasihi-Nya.

*Ya Tuhan, aku hamba-Mu!
Aku hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu!
Engkau telah melepaskan belengguku:
Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu,
dan akan menyerukan nama Tuhan.

*


Bait Pengantar Injil
Yoh 6:63b.68b
Perkataan-perkataan-Mu adalah roh dan hidup.
Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal.

Bacaan Injil
Yoh 6:60-69
Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi?
Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Setelah Yesus menyelesaikan ajaran-Nya tentang roti hidup,
banyak dari murid-murid-Nya berkata,
"Perkataan ini keras,

   siapakah yang sanggup mendengarkannya?"

Yesus dalam hati-Nya tahu,
bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu,
maka berkatalah Ia kepada mereka,
"Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu?
Lalu bagaimanakah,
jikalau kamu melihat
Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada?
Rohlah yang memberi hidup,

   daging sama sekali tidak berguna!
Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu
adalah roh dan hidup.
Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya."

Sebab Yesus tahu dari semula,
siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia.


Lalu Ia berkata, "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu:
Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku,
kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya."

Mulai dari waktu itu banyak murid Yesus mengundurkan diri
dan tidak lagi mengikut Dia.


Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya,
"Apakah kamu tidak mau pergi juga?"

Jawab Simon Petrus kepada-Nya,
"Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi?
Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal.
Kami telah percaya dan tahu,
bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah."

Demikianlah Injil Tuhan.

(Terpujilah Kristus)


*

Jangan Menyerah.

Bacaan Liturgi.

 16 April 2016.
Sabtu Pekan Paskah III

No comments:

Post a Comment

Do U have another idea ?


LET'S SHARE 2 US.