Saturday, August 17, 2013

REN" Sabtu-Minggu, 17-18 Agustus 2013. Merdeka.

[KOMSOS_KAJ]
Mg B XX

 Mg Biasa XX:


Yer 38:4-6.8-10;
Ibr 12:1-4;
Luk 12:49-53


"Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan,

api itu telah menyala"


Jika terjadi kebakaran, entah kebakaran rumah atau hutan, pada umumnya

aneka barang atau pohon ludes menjadi abu, tak berbekas lagi. Kiranya

hanya emas murni yang tak akan hancur bahkan semakin memperlihatkan

kemurnian atau keasliannya.


Demikan juga dalam keadaan terang

benderang, entah itu siang hari ketika matahari bersinar atau malam

hari dengan penerangan listrik yang kuat dan besar, maka semuanya akan
terlihat dengan jelas.


Hal yang sama juga ada dalam diri manusia, jika

telanjang bulat tanpa asesori apapun, kiranya akan kelihatan jelas

lekuk-lekuk tubuh serta kehalusan atau kekasaran kulit/lapisan luar

tubuhnya dimana antara lain kelihatan saluran ototnya.


Sabda hari ini

mengajak dan mengingatkan kita semua untuk menampilkan atau

menghadirkan diri asli, apa adanya, tanpa ditutup-tutupi atau dengan

assesori, dan tidak bersandirawa dalam kehidupan.


Maka marilah kita

renungkan atau refleksikan sabda Yesus di bawah ini.


"Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan,

api itu telah menyala!Aku harus menerima baptisan, dan betapakah

susahnya hati-Ku, sebelum hal itu berlangsung!Kamu menyangka, bahwa

Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu,

bukan damai, melainkan pertentangan." (Luk 12:49-51)


Yesus datang ke dunia, Allah menjadi manusia, untuk memperbaharui

dunia seisinya atau memurnikan atau menjernihkan manusia agar tetap

setia menjadi gambar atau citra Allah. Maka marilah kita mawas diri:

sejauh mana kita masih menjadi gambar atau citra Allah, orang yang

senantiasa setia melaksanakan kehendak dan perintah Allah.


Atau

mungkin secara konkret mawas diri: apakah saya setia pada janji-janji

yang pernah kita ikhrarkan, misalnya janji baptis, janji perkawinan,

janji imamat atau kaul dst..


Mungkin baik mengingat dan memperhatikan

kita semua pada umumnya, saya mengajak anda sekalian untuk berrefleksi

perihal janji baptis dan janji perkawinan.

Ketika dibaptis, entah secara langsung atau melalui wali baptis, kita

berjanji "hanya mau mengabdi Tuhan Allah saja serta menolak semua

godaan setan". Tuhan Allah hidup dan berkarya dalam diri manusia yang

berkehendak baik, maka baiklah kita imani kehadiran dan karyanya, yang

berarti secara konkret kita semua yang berkehendak baik dipanggil

untuk saling mengabdi atau melayani alias saling membahagiakan atau

menyelamatkan, terutama keselamatan jiwa. Sedangkan dalam diri manusia

yang tak berkehendak baik, Tuhan Allah mengundang dan memanggil kita

untuk mengajak orang yang bersangkutan bertobat, kembali senantiasa

berkehendak baik serta melakukan apa yang baik, menyelamatkan dan

membahagiakan.


Godaan setan pada masa kini menggejala dalam tawaran aneka kenikmatan,

misalnya dalam hal makanan dan minuman, harta benda atau uang dan

seks, maupun kehormatan dunia, sebagaimana juga setan pernah merayu

Yesus. Saat ini yang sungguh dengan mudah orang jatuh ke tawaran

adalah makanan atau minuman, yaitu makanan dan minuman dalam kemasan

atau instant. Makanan dan minuman instant akan memperlemah ketahanan

tubuh kita dan dengan mudah kita jatuh sakit, maka kami harapkan anda

semua menikmati atau mengkomsumsi makanan dan minuman `organik'/alami.


Tawaran kenikmatan seks juga merebak di mana-mana, antara lain karena

pengaruh internet atau HP.


Marilah dengan tegas kita lawan godaan

setan yang menggejala dalam aneka tawaran kenikmatan tersebut.


Hidup berkeluarga sebagai suami-isteri yang setia dan baik merupakan

dasar dan landasan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara maupun

beragama. Maka kepada anda yang sudah berkeluarga kami harapkan anda

`terlepas' dari orangtua atau saudara kandung. Yang terkasih bagi anda

adalah pasangan hidup anda masing-masing, maka hendaknya anda sebagai

suam-isteri saling memboroskan waktu dan tenaga satu sama lain; jangan

mudah dipengaruhi oleh orangtua maupun mertua anda, namun ketika anda

nasihat agar anda berdua saling mengasihi dengan baik dan benar,

hendaknya didengarkan dan diikuti.


Kepada rekan-rekan segenap anggota

lembaga hidup bakti kami ingatkan dan ajak untuk setia menghayati

spiritualitas atau charisma pendiri.


Kepada kita semua kami ajak dan

ingatkan untuk hidup dan bertindak dengan jujur, tanpa sandiwara atau

kepura-puraan. Marilah kita saling mengingatkan dalam hal kesetiaan

pada panggilan dan tugas pengutusan.

"Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi

kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu

merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang

diwajibkan bagi kita.


Marilah kita melakukannya dengan mata yang

tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa

iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan

tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang

sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah." (Ibr 12:1-2)


Sebagai orang yang beriman kepada Yesus kita dipanggil untuk melakukan

segala sesuatu `dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin

kita dalam iman dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan'.


Memang dengan itu kita tak akan terlepas dari `salib', yang berarti

cara berpikir kita sesuai dengan cara berpikir Yesus, cara melangkah

sesuai dengan langkah Yesus, dan gerakan tangan kita senantiasa

menjadi berkat atau rahmat bagi orang lain, sebagaimana juga terjadi

dalam diri Yesus. Namun karena belum tentu kita semua beriman kepada

Yesus, maka baiklah saya mengajak anda semua dalam melakukan segala

sesuatu dengan mata yang tertuju kepada Allah, dengan kata lain segala

sesuatu yang kita lakukan membantu kita semakin beriman kepada Allah,

semakin suci, semakin membaktikan diri pada Penyelenggaraan Ilahi.


Sebagai orang beriman kita semua juga diingatkan untuk `mengabaikan

kehinaan tekun memikul salib', yang secara konkret berarti siap sedia

melakukan sesuatu yang menurut banyak orang hina dan kurang diminati,

tetapi merupakan jalan utama untuk mengusahakan keselamatan jiwa

manusia. Aneka derita dan tantangan yang lahir dari kesetiaan pada

iman, panggilan dan tugas pengutusan hendaknya disikapi dan dihayati

sebagai `api yang membakar hati kita' atau membakar cinta kita agar

semakin membara, bergairah dalam mencinta. Cinta semakin dibakar akan

semakin menyala dan membara.


"Baiklah orang ini dihukum mati! Sebab sebenarnya dengan mengatakan

hal-hal seperti itu maka ia melemahkan semangat prajurit-prajurit yang

masih tinggal di kota ini dan semangat segenap rakyat. Sungguh, orang

ini tidak mengusahakan kesejahteraan untuk bangsa ini, melainkan

kemalangan."( Yer 38:4), demikian kata para pemuka rakyat kepada

pemimpinnya. Kata atau saran tersebut sebenarnya merupakan bujukan

atau rayuan untuk membunuh orang baik yang akan memperbaiki cara hidup

para prajurit dan rakyat kota, yang brengsek dan tak bermoral.


Sepintas kelihatan sebagai usulan atau saran demi kepentingan umum.


Nabi memang harus berani melawan arus, dimana arus umum hidup bersama

brengsek harus dihancurkan dan untuk itu memang harus berani mati.


Maka kepada para pejuang dan pembela kebenaran kami ajak dan ingatkan

untuk tidak takut dan tidak gentar menghadapi ancaman macam itu, namun

tetaplah setia memperjuang kebenaran dan enkejujuran.


"Aku sangat menanti-nantikan TUHAN; lalu Ia menjenguk kepadaku dan

mendengar teriakku minta tolong. Ia mengangkat aku dari lobang

kebinasaan, dari lumpur rawa; Ia menempatkan kakiku di atas bukit

batu, menetapkan langkahku,Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku

untuk memuji Allah kita. Banyak orang akan melihatnya dan menjadi

takut, lalu percaya kepada TUHAN." (Mzm 40:2-4)


Ign 18 Agustus 2013


God Bless All of You.

No comments:

Post a Comment

Do U have another idea ?


LET'S SHARE 2 US.