Thursday, 26th OCTOBER
Luke 12:49-53
"I came to cast fire upon the earth; and would that it were already kindled! I have a baptism to be baptised with; and how I am constrained until it is accomplished!"
The fire of God's Love, like any big fire, spreads on contact: one tree ignites the next one and that sets the next ablaze. A tiny spark can set a whole forest alight. That's what a soul in love with God can do and what Jesus is longing for. But those who want to set the world on fire with the Love of God may have to fight many battles. All saints have had to struggle against the resistance of those who hate that fire because they hate the light: the light of the Gospel. Saints are strong, they are ready for the spiritual battle. As Peter Kreeft says: 'God has made saints out of sinners, but never out of wimps.'
St John Paul II, whose feast day was on the 22nd of this month, is a good example of this. Karol was born in Wadowice, Poland, on May 18, 1920. His elder sister Olga had died before his birth. His mother died when he was 9. His only brother Edmund also died when he was 12 and eventually his father passed away during WWII when he was 20. He had no family left. The Nazi occupying forces closed his university and young Karol had to work in a quarry and in the Solvay chemical factory for 5 years. During that time, aware of his call to the priesthood, he began studying courses in the clandestine seminary of Krakow. Many of his friends were killed. When he became a priest the communists spied on him. At the age of sixty, an assassin shot him and he nearly died. As an old man, he suffered from an intestinal tumour, a femur fracture and the debilitating Parkinson's disease that rendered him immobile, distorted his physical appearance, and finally took away his ability to speak.
It doesn't look like the story of a powerful man. However, he changed the world with the fire of the love of God that he had in his heart. St John Paul inspired many countries in Eastern Europe to turn away from Communism; his zeal for the Gospel took him on apostolic trips all over the world. Neither illnesses, Nazis, communists nor bullets could stop that flame because it's a divine Fire! Saints are not made out of wimps.
Mary, Queen of all Saints, help me to be strong and reliable, so that I can serve your Son to spread this divine Fire.
#
Commentary of the day :
Isaac the Syrian (7th century), monk near Mosul
Ascetical discourses, 1st series, no. 2
"I have come to set the earth on fire"
Do violence to yourself (cf Mt 11:12), strive to copy Christ's humility so that the fire he has cast into you may burn ever brighter: the fire with which all this-worldly compulsions, which destroy the new man and defile the dwellings of our holy and mighty Lord, are consumed. For I affirm, along with Saint Paul, that "we are the temple of God" (2Cor 6:16). So let us purify his temple "as he himself is pure" (1Jn 3:3) so that he may have a desire to dwell there; let us make it holy as he himself is holy (1Pt 1:16) and adorn it with every good and worthy deed.
Let us fill the temple of the dwelling place of his will as with incense: by pure prayer, the heartfelt prayer that is impossible to obtain if we give ourselves up to the constant compulsions of this world. Then will the cloud of his glory overshadow your soul and the light of his greatness shine in your hearts (cf 1Kgs 8:10). All who dwell in God's house will be filled with joy and rejoice. But the insolent and ignoble will shrivel under the Holy Spirit's flame.
#
Siraman Rohani
Kamis 26 Oktober 2017
RP Fredy Jehadin SVD
Tema:
Hidupkanlah Api Cinta Kasih Kristus!
Lukas 12: 49-53
Saudara-saudari ... Apakah kita selalu siap menjadi api Kristus? Hari ini Yesus membuat para murid-Nya kaget waktu Dia katakan "Aku datang melemparkan api ke bumi, betapa Kudambakan agar api itu selalu bernyala. Aku datang bukannya membawa damai, melainkan pertentangan.
Api apa yang dimaksudkan Yesus Kristus? Yang dimaksudkanya adalah Api cinta kasih Allah yang menyucikan.
Gambaran api dalam Kitab Suci selalu diasosiasikan dengan kegiatan Allah di bumi dan dalam diri manusia.
Kadang Tuhan menampakkan kehadiran-Nya dalam bentuk api: kita ingat waktu Ia menampakan diri-Nya kepada Moses dalam semak terbakar (Keluaran 3:2). Tuhan memberi jaminan kepada bangsa Israel di padang gurun selama 40 tahun lewat tiang api pada malam hari dan tiang awan di siang hari (Kel 13:21-22). Ia hadir dalam bentuk tiang api dan awan.
Api juga dilihat sebagai symbol kehadiran dan kuasa Roh kudus.
Yohanes Pembaptis katakan bahwa Yesus Kristus akan mempermandikan kamu dengan Roh Kudus dan Api (Mateus 3:11-12 dan Lukas 3:16-17). Waktu Roh Kudus turun ke atas para Rasul pada waktu Pentekosten, lidah api muncul di atas kepala para Rasul (Kis 2:3). Sesudah kejadian itu para rasul mendapat semangat baru. Jiwa mereka sepertinya dibakar oleh kekuatan Allah dan sejak waktu itu mereka tidak merasa takut lagi. Semangat yang sama inilah yang selalu didambakan oleh Yesus Kristus dari kita.
Hari ini Yesus kembali berkata: "Betapa Kudambakan agar api itu selalu menyala." Kita yang sudah dipermandikan sudah menerima Roh Kudus yang sama. Yesus juga mendambahkan semangat yang sama, agar api itu selalu menyala dalam diri kita sehingga kita pun selalu bersemangat dan tidak merasa takut sedikit pun untuk mewartakan Sabda Tuhan dan menjadi saksi Kristus yang pantang menyerah.
Saudara-saudari ...
Hakekat menjadi seorang kristiani adalah loyalitas kepada Yesus Kristus. Di saat seorang dipanggil menjadi pengikut Kristus, ia harus menjadikan Kristus nomor satu dan yang lain menjadi kemudian. Itu tidak berarti kita melepaskan relasi kita dengan keluarga. Sama sekali tidak. Skala prioritas sudah harus dibedakan. Yesus juga pernah katakan: "Barang siapa mau mengikuti Aku, ia harus meninggalkan orangtuanya, sanak saudaranya." Itu berarti, Yesus Kristus sudah menjadi prioritas dalam hidup orang yang dipanggil. Bagi keluarga yang memberikan anaknya/saudara/i-nya untuk mengikuti Yesus Kristus pasti mereka pun akan mendapat berkat dari Tuhan. Tuhan sama sekali tidak ingat diri. Dia selalu mencintai kita, dan selalu memperhatikan apa yang kita butuhkan. Dia tidak membiarkan orang yang dicintaiNya melarat.
Marilah saudara/i... kita berdoa semoga api cinta kasih Allah selalu bernyala dan menghangatkan semangat hidup kita sehingga kita pun selalu dengan penuh semangat mewartakan Sabda Tuhan dan menjadi saksi Kristus yang setia.
Kita memohon Bunda Maria untuk selalu mendoakan kita. Amin.
#
*Kamis, 26 Oktober 2017*
*Pekan Biasa XXIX*
¤ Rm 6:19-23
¤ Mzm 1:1-2,3,4,5,6
¤ Luk 12:49-53
*"Vita Aeterna"*
~ Hidup Kekal ~
_Hidup kekal_ inilah tujuan hidup orang beriman yang hidup di dalam Roh Allah yang MahaKudus.
Mengacu pada bacaan Injil Lukas hari ini, kita harus lebih dalam mencermati dan merenungkan karena Yesus menggunakan gaya bahasa _paradoks_ yaitu gaya bahasa yang menggunakan pernyataan yang bertentangan dengan fakta; seperti:
Pernyataan: _"melempar api ke bumi"_; faktanya: _"membawa cahaya *pengharapan*"_.
Pernyataan: _"membawa pertentangan di keluarga"_; faktanya: _"membawa *pemulihan* di keluarga"_
Inilah _dua fakta_ yang ingin diajarkan Yesus hari ini, yakni:
1. *Pengharapan*
2. *Pemulihan*
1. *Pengharapan*
Dengan perutusan Yesus ke dunia, Allah memberikan _cahaya pengharapan_ kepada manusia agar dapat keluar dari kegelapan dunia menuju jalan terang yang menuntun manusia kedalam hidup yang kekal di surga.
Disinilah kita diajak untuk menyadari bahwa Yesus ingin _cahaya_ yang dibawa-Nya itu menyala di hati setiap manusia sebagai sinar cahaya terang menuju jalan kebenaran dan jalan kehidupan.
2. *Pemulihan*
Yesus datang ke dunia untuk _memulihkan_ hubungan manusia dengan Allah yang telah rusak akibat dosa. Dari sisi Allah, hanya satu tujuan yaitu menyelamatkan manusia dari akibat dosa yang menyeret manusia kepada kematian kekal di alam maut neraka.
Disinilah kita diajak untuk kembali pada rencana Allah sejak semula yaitu: Allah menginginkan manusia hidup bahagia bersama Allah dimana manusia bersatu pandangan yaitu _"hanya Menyembah Allah saja"_ dan _"hidup bersatu dalam keluarga Allah."_
Saudaraku, marilah kita hidup dalam _terang Kristus_ dengan menjauhi dan meninggalkan kegelapan dunia.
Kita perlu membedakan terang yg sesungguhnya supaya tidak tertipu, sebab terang dunia sifatnya sementara dan tidak seperti terang Kristus yang lebih berkilauan cahaya surgawi.
Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus senantiasa menyertai kita sekeluarga dalam berjuang menuju kehidupan kekal bersama Bapa di surga. Amin.
#
No comments:
Post a Comment
Do U have another idea ?
LET'S SHARE 2 US.