*Kemurahan Hati Allah*
Tuhan sangat mengasihi manusia, sehingga Ia tak pernah berhenti memanggil setiap orang untuk bekerja di kebunNya agar kelak mengalami keselamatan.
Ada yang segera menanggapinya di usia yang relatif muda, namun ada pula yang baru menanggapinya setelah memasuki usia senja.
Bagi mereka yang sudah sejak muda berkecimpung di dalam pelayanan, jangan pernah meremehkan rekan sepelayanan dan merasa diri lebih berjasa sehingga menuntut perlakuan dan berkat yang lebih istimewa daripada yang lainnya; karena Tuhan tidak menilai manusia dari kehebatan prestasi mereka.
Jangan juga bersikap iri hati dan menuduh Tuhan tidak adil karena Dia adalah Sang Pencipta; adalah hakNya untuk menentukan apa yang pantas kita terima.
Sadari bahwa Tuhan sudah bermurah hati dengan membukakan pintu kesempatan bagi kita untuk ikut ambil bagian di dalam pewartaan kabar keselamatan.
Mari ungkapkan syukur kita kepadaNya dengan giat bekerja dan mempersembahkan hanya yang terbaik kepadaNya.
Dengan mengandalkan belas kasihNya, semoga kelak kita layak menerima anugerah mahkota kehidupan abadi.
#
Bacaan Liturgi 23 Agustus 2017
Rabu Pekan Biasa XX
PF S. Rosa dari Lima, Perawan.
Bacaan Pertama
Hak 9:6-15
Kalian berkata, "Seorang raja akan memerintah kami, "
padahal Tuhanlah rajamu.
Pembacaan dari Kitab Hakim-Hakim,
Sekali peristiwa
berkumpullah seluruh warga kota Sikhem dan seluruh Bet-Milo.
Mereka menobatkan Abimelekh menjadi raja
di dekat pohon tarbantin
di dekat tugu peringatan yang ada di Sikhem.
Hal itu dikabarkan kepada Yotam.
Maka pergilah ia ke gunung Gerizim dan berdiri di atasnya.
Lalu berserulah ia dengan suara nyaring kepada mereka,
"Dengarkanlah aku, kalian warga kota Sikhem,
maka Allah akan mendengarkan kalian juga.
Sekali peristiwa pohon-pohon pergi
hendak mengurapi yang akan menjadi raja atas mereka.
Kata mereka kepada pohon zaitun, 'Jadilah raja atas kami!'
Tetapi jawab pohon zaitun itu kepada mereka,
'Masakan aku meninggalkan minyakku
yang dipakai untuk menghormati Allah dan manusia,
dan pergi melayang di atas pohon-pohon?'
Lalu kata pohon-pohon itu kepada pohon ara,
'Mari, jadilah raja atas kami!'
Tetapi jawab pohon ara itu,
'Masakan aku meninggalkan manisanku dan buahku yang baik,
dan pergi melayang di atas pohon-pohon?'
Lalu kata pohon-pohon itu kepada pohon anggur,
'Mari, jadilah raja atas kami!'
Tetapi jawab pohon anggur,
'Masakan aku meninggalkan air buah anggurku,
yang menyukakan hati Allah dan manusia,
dan pergi melayang di atas pohon-pohon?'
Lalu kata segala pohon itu kepada semak duri,
'Mari, jadilah raja atas kami!'
Jawab semak duri itu,
'Jika kalian sungguh-sungguh mau mengurapi aku
menjadi raja atas kalian,
datanglah berlindung di bawah naunganku.
Tetapi jika tidak, biarlah api keluar dari semak duri,
dan memakan habis pohon-pohon aras di gunung Libanon'."
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur
Mzm 21:2-3.4-5.6-7
R:2a
Ya Tuhan, karena kuasa-Mulah raja bersukacita.
*Tuhan, karena kuasa-Mulah raja bersukacita;
betapa girang hatinya karena kemenangan yang Kauberikan!
Apa yang menjadi keinginan hatinya telah Kaukaruniakan,
dan permintaan bibirnya tidak Kautolak.
*Sebab Engkau menyambut dia dengan berkat melimpah;
Engkau menaruh mahkota dari emas tua di atas kepalanya.
Hidup dimintanya dari pada-Mu dan Engkau memberikannya:
Umur panjang untuk selama-lamanya.
*Besarlah kemuliaannya karena kemenangan yang Kauberikan;
keagungan dan semarak Kaukaruniakan kepadanya.
Engkau membuat dia menjadi berkat abadi,
Engkau memenuhi dia dengan sukacita di hadapan-Mu.
Bait Pengantar Injil
Ibr 4:12
Sabda Allah itu hidup dan penuh daya,
menguji pikiran dan segala maksud hati.
Bacaan Injil
Mat 20:1-16a
Iri hatikah engkau, karena aku murah hati?
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:
Sekali peristiwa
Yesus mengemukakan perumpamaan berikut
kepada murid-murid-Nya,
"Hal Kerajaan Surga itu seperti seorang tuan rumah
yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja
untuk kebun anggurnya.
Setelah sepakat dengan para pekerja mengenai upah sedinar sehari,
ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya.
Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula,
dan dilihatnya ada orang-orang lain menganggur di pasar.
Katanya kepada mereka,
"Pergi jugalah kalian ke kebun anggurku,
dan aku akan memberimu apa yang pantas."
Dan mereka pun pergi.
Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga sore ia keluar pula,
dan berbuat seperti tadi.
Kira-kira pukul lima sore ia keluar lagi
dan mendapati orang-orang lain pula;
lalu katanya kepada mereka,
'Mengapa kalian menganggur saja di sini sepanjang hari?'
Jawab mereka, "Tidak ada orang yang mengupah kami.'
Kata orang itu, 'Pergilah kalian juga ke kebun anggurku.'
Ketika hari sudah malam berkatalah tuan itu kepada mandornya,
'Panggillah sekalian pekerja dan bayarlah upahnya,
mulai dari yang masuk terakhir
sampai kepada yang masuk terdahulu.
Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima sore,
dan mereka masing-masing menerima satu dinar.
Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu.
Mereka mengira akan mendapat lebih besar.
Tetapi mereka pun menerima masing-masing satu dinar juga.
Ketika menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, katanya,
'Mereka yang masuk paling akhir ini hanya bekerja satu jam,
dan engkau menyamakan mereka dengan kami
yang sehari suntuk bekerja berat
dan menanggung panas terik matahari.
Tetapi tuan itu menjawab salah seorang dari mereka,
'Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadapmu.
Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari?
Ambillah bagianmu dan pergilah.
Aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu.
Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku
menurut kehendak hatiku?
Atau iri hatikah engkau karena aku murah hati?'
Demikianlah yang terakhir menjadi yang terdahulu
dan yang terdahulu menjadi yang terakhir."
Demikianlah Injil Tuhan.
#
⭕Mutiara Iman
*RAJA*
23 Agustus 2017
_"Marilah, jadilah raja atas kami"_ (Hak 9:12)
Lectio
Hak 9:6-15; Mzm 22:2-3,4-5,6-7; Mat 20:1-16a
Ketika istirahat sekolah, Rony berkata kepada Herman,"Man kamu kan pintar sekolahnya. Sebaiknya kamu calonin jadi ketua kelas atau ketua osis, jadi kamu bisa BALAS kepada teman-teman yang suka bully kamu". Tetapi Herman berkata:"Ron, jadi ketua kelas atau ketua OSIS memang baik, tetapi bukan untuk MEMBALAS DENDAM sahabat kita yang suka ganggu gua, tetapi justru gua harus bisa mengajak mereka supaya sadar bahwa apa yang mereka lakukan merugikan orang lain dan diri mereka sendiri." Mendengar jawaban Herman, Roni berkata:"Wah, kamu hebat Man! Tuhan pasti selalu mengasihimu."
Tetapi jawab pohon anggur itu kepada mereka: Masakan aku meninggalkan air BUAH anggurku, yang menyukakan HATI ALLAH dan manusia, dan pergi melayang di atas pohon-pohon?
Segala BUAH dari KEHIDUPAN kita HANYA untuk MEMULIAKAN TUHAN dan MENGASIHI sesama.
Oratio
Ya Tuhan, tambahkanlah iman kami. Amin
Missio
_Marilah kita menjalani hidup dengan MENGASIHI TUHAN dan SESAMA._
*Have a Blessed Wednesday.*
Mutiara-Iman.org
#
*Peringatan Santa Rosa dari Lima*
_23 Agustus_
_Santa Rosa da Lima, Perawan_
Isabella de Flores-demikian nama Rosa da Lima-lahir di Lima, Peru pada tanggal 20 April 1586. Puteri bungsu dari pasangan Gaspar Flores dan Maria Olivia ini begitu cantik, sehingga ibunya memanggil dia 'Rosa' yang berarti 'bunga mawar'. Nama ini pun secara spontan diberikan oleh Uskup Agung kota Lima tatkala Isabella menerima Sakramen Krisma. Namun nama yang manis ini kontras sekali dengan cara hidup yang keras yang ia praktekkan untuk mengambil bagian dalam penderitaan Kristus. Sewaktu Rosa masih kanak-kanak, orangtuanya yang berdarah Spanyol yang tergolong kaya itu. Namun sayang bahwa kemudian mereka jatuh miskin karena bangkrut dalam usaha dagang yang dikelola sang ayah. Ketika menanjak remaja, Rosa terpaksa harus bekerja membantu orangtuanya. Selain bekerja di kebun, ia juga menjahit untuk sekedar memperoleh uang tambahan guna memenuhi kebutuhan keluarganya. Dalam perjalanan hidup selanjutnya, Rosa merasakan suatu gejolak batin yang mendorong dia untuk menjalani suatu cara hidup khusus mengikuti jejak Kristus. Ia tak berdaya menghalau gejolak batin itu, sehingga akhirnya ia mulai menjalani corak hidup khusus itu.
Ia berpuasa tiga hari seminggu dan berpantang dari buah-buahan. Wajahnya yang cantik molek itu sering dicorengnya dengan kapur agar tampak tidak menarik. Daripada itu, orangtuanya telah merencanakan perkawinannya dengan seorang pemuda yang mereka sukai. Selama 10 tahun ia berjuang keras melawan keinginan orangtuanya untuk mengawinkan dia dengan pemuda itu. Tatkala desakan dan paksaan orangtuanya memuncak, Rosa segera mengikrarkan kaul keperawanan dan masuk ordo ketiga Santo Dominikus. Sebagaimana biasa, ordo ketiga tidak menuntut anggota-anggotanya menjalani kehidupannya di dalam biara; sebaliknya membiarkan mereka tetap menjalani kehidupannya di tengah–tengah masyarakat. Rosa pun tetap tinggal bersama orangtuanya sambil dengan tekun menghayati panggilannya.
Rosa mendirikan sebuah pondok dikebunnya dan hidup disana sebagai seorang pertapa sampai berusia 28 tahun. Cara hidup Rosa sangat keras. Ia lebih banyak menggunakan waktunya untuk berdoa dan bertapa. Waktu malam ia hanya tidur selama dua jam. Ia tidur diatas ranjang yang ditaburi dengan pecahan-pecahan kaca. Tudung kepalanya sangat kasar; makanannya sangat sedikit berupa roti untuk jangka waktu dua–tiga minggu. Pantang dan puasa yang keras ini membuat badannya sangat lemah.
Rosa dipandang sebagai wanita yang kudus luar biasa dengan suatu corak hidup yang luar biasa pula. Cara hidupnya yang diwarnai dengan penyiksaan diri yang heroik itu sulit ditiru wanita kudus lainnya, bahkan semua orang lain. Selama tiga tahun terakhir hidupnya, Rosa tinggal di rumah Don Gonzalo de Massa, seorang pegawai pemerintahan yang istrinya mengenal baik Rosa. Di sana pula, Rosa menghembuskan nafasnya yang terakhir tanggal 24 Agustus 1617 di Lima. Ia dinyatakan 'kudus' oleh Sri Paus Klemens X (1670–1676) pada tanggal 12 April 1671.
Iman-katolik.or.id
#
Rabu, 23 Agustus 2017
Shalom!
SABDA ALLAH ITU HIDUP DAN PENUH DAYA, MENGUJI PIKIRAN DAN SEGALA MAKSUD HATI. ALLELUYA.
Hakim-Hakim 9: 6-15
Mzm 21: 2-3,4-5,6-7
Mat 20: 1-16
PEKAN BIASA XX
*
Engkau membuat dia menjadi berkat untuk seterusnya. Engkau memenuhi dia dengan sukacita di hadapanMu.
*
Injil hari ini menceritakan para pekerja yang masuk sejak pagi menerima upah dengan bersungut-sungut; mereka iri dan memprotes karena mereka menerima upah sama dengan pekerja yang masuk jam lima sore. Mereka bersungut-sungut karena upah yang mereka peroleh tidak sesuai dengan harapan mereka. Mereka lupa, sebelum mereka bekerja sudah membuat kesepakatan akan menerima upah sedinar sehari.
*
Pemilik kebun anggur ialah Allah sendiri, sedangkan kebun anggur adalah gambaran Kerajaan Surga.
Tuhan Mahaadil, selalu bertindak adil terhadap manusia dan di dalam Kerajaan Surga senantiasa ada keadilan. Keadilan Tuhan berbeda dengan keadilan menurut manusia. Dia selalu berpihak pada mereka yang mengalami ketidakadilan.
*
"Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau karena aku murah hati? Lewat Injil hari ini, kita diajak untuk membangun kesadaran dalam diri kita bahwa Allah itu Baik. Allah itu Kasih. Allah itu Adil dan Maha Pengampun. Kita diajak untuk mensyukuri akan apa yang kita miliki saat ini. Banyak rahmat yang Tuhan telah berikan dalam hidup kita ini.
*
Kita diajak pula untuk menyadari bahwa di atas kita pasti ada orang yang lebih dari kita, dalam hal kekayaan, kepintaran, keahlian dan kehebatan kita. Kita perlu menanamkan semangat bermurah hati dalam hidup kita. Banyak orang yang butuh pertolongan dan mengharapkan kemurahan hati dari orang lain. Janganlah menunda untuk berbagi dan biarlah kita semakin hari semakin menyatakan kemurahan hati Allah.
*
YUK KITA BERSYUKUR DAN BERMURAH HATI TERHADAP SESAMA, KARENA TUHAN TELAH MEMBERI KITA SERBA LEBIH DARI APA YANG KITA PIKIRKAN.
SEBAB KEMURAHAN HATI TERHADAP SESAMA, MEMBUKA PINTU KEMURAHAN HATI ALLAH TERHADAP KITA. Gbu
#
Wednesday, 23rd AUGUST
St Rose of Lima, virgin
Matthew 20:1-16
"For the kingdom of heaven is like a householder who went out early in the morning to hire labourers for his vineyard. After agreeing with the labourers for a denarius a day, he sent them into his vineyard... And about the eleventh hour he went out and found others standing... He said to them, 'You go into the vineyard too.' And when evening came ... those hired about the eleventh hour came, each of them received a denarius. Now when the first came, they thought they would receive more; but each of them also received a denarius."
They were idle because they didn't have any work. That morning those people thought: if by the end of the day I can get one denarius I will be happy. They found an employer who offered them work and promised to pay them a denarius. And that's what they got. But they weren't happy. They would have been happy if they hadn't seen the others getting the same money. They lost their happiness because they started comparing and judging the others...
The world is full of these sorts of ungrateful people whose happiness depends not on what they get, but on getting more than others. They are like children unwrapping Christmas presents who, instead of being happy with what they have got, they look at what the others have got and check if they've got more or less than them. Comparisons steal joy. When you compare, you transform everything into a competition. And you always risk being the loser.
Today Jesus refers to those who will go to Heaven even if they convert after a long sinful life; the same Heaven as those who have been good Christians their entire lives. The fellows in the parable thought they deserved their denarius: Eternal Life. But eternal happiness is an undeserved 'gift'. Imagine that you organise your birthday party and one of your friends says to you: 'Don't invite many... so each one of us will have more cake!' Would you have a party with three friends just for that mean reason? No. You would probably just leave that selfish guy out of it. Heaven is a great party and God is like the 'cake'. We can never run out of God in Heaven. There is plenty for everyone! Our joy, on the contrary, would be to share that 'cake' with many people we love.
Holy Mary, Queen of the Apostles, help me to bring many souls to the Party.
#
Commentary of the day :
Saint Gregory the Great (c.540-604), Pope, Doctor of the Church
Homilies on the Gospel, no.11 (©Cistercian Fathers series)
"'Why do you stand here idle all day?"
We can apply these hourly periods to each individual person's life. Morning is the childhood of our understanding. The third hour can be taken as our youth, because the sun is advancing on high as the impetuosity of age increases. The sixth hour is that of young adulthood, because when we reach our full strength it is as if the sun is in the center of the heavens. The ninth hour we take to be old age, because like the sun descending from its zenith, this age lacks the warmth of youth. The eleventh hour is the age that is called infirm or old... Since then one person is brought to a good life in childhood, another in youth, another in young adulthood, another in old age, another at the age of infirmity, it is as if workmen are being called to the vineyard at different hours.
Look at your conduct, my friends, and see if you are still God's workmen. Let everyone reflect on what he is doing, and consider whether he is laboring in the Lord's vineyard... One who has neglected to live for God up to the last period of his life has stood idle, as it were, up to the eleventh hour... "Why do you stand here all day idle?" meaning, "Even though you have not been willing to live for God in your childhood and young adulthood, at least come to your right mind in the final time of your life. Come to the ways of life"...
Did not the thief come at the eleventh hour? (Lk 23,39f.) He possessed nothing by the length of his life, but he had something, coming late though it did, by his punishment. He confessed God on the cross, and he gave forth his last breath almost as he spoke. The householder began paying the denarius beginning with the last, because he called the thief to the repose of paradise before he called Peter.
#
No comments:
Post a Comment
Do U have another idea ?
LET'S SHARE 2 US.