Monday, July 31, 2017

Bacaan Liturgi 31 Juli 2017 Senin Pekan Biasa XVII PW S. Ignasius dari Loyola, Imam. Tindakan Kecil Dan Sederhana, Tapi Berdampak Besar.

*Tindakan Kecil Dan Sederhana, Tapi Berdampak Besar*

MELALUI perumpamaan pada hari ini, Yesus mengajarkan kepada kita, bahwa kita tidak harus melakukan sesuatu yang hebat, spektakuler dan menakjubkan untuk mewartakan kabar keselamatan.

Cukup dengan tindakan-tindakan kecil, sederhana, berlandaskan kasih, yang mendatangkan damai sejahtera bagi sesama.

Bila dilakukan secara konsisten dan terus menerus, niscaya akan mampu mempengaruhi dan mengubah keadaan di sekitar kita menjadi lebih baik.

Mudah dikatakan namun sulit dilaksanakan, karena selama proses berlangsung akan banyak hal-hal yang tidak menyenangkan yang harus kita hadapi.

Untuk itu kita dituntut untuk memiliki sikap pantang menyerah, tekun, setia disertai kerendahan hati dan kesediaan untuk mengampuni tanpa batas.

Mari senantiasa melekat kepadaNya dan mohon rahmat pertolonganNya, agar kita dimampukan menjadi pribadi yang terus memancarkan kasihNya di sepanjang hidup kita.

Dengan demikian kehadiran kita akan menjadi inspirasi dan teladan bagi setiap orang yang berada di sekeliling kita.

Semoga kasih dan kebaikan yang kita tebarkan, secara perlahan membawa daya perubahan dan berdampak positif bagi anggota keluarga, lingkungan, gereja dan masyarakat.

#


Bacaan Liturgi 31 Juli 2017

Senin Pekan Biasa XVII
PW S. Ignasius dari Loyola, Imam
Bacaan Pertama
Kel 32:15-24.30-34
Bangsa itu telah berbuat dosa besar,
sebab mereka telah membuat allah emas.
Pembacaan dari Kitab Keluaran:

Waktu itu Musa dan Yosua turun dari gunung Sinai.
Musa membawa di tanganya kedua loh hukum Allah.
Loh-loh itu bertulis pada kedua sisinya sebelah-menyebelah.
Kedua loh itu telah dibuat oleh Allah
dan tulisannya adalah tulisan Allah,
digurat pada loh-loh itu.
Ketika Yosua mendengar sorak sorai bangsa Israel,
berkatalah ia kepada Musa,
"Kedengarann bunyi sorak peperangan di perkemahan!"
Jawab Musa,
"Bukan nyanyian kemenangan, bukan pula nyanyian kekalahan,
melainakn nyanyian berbalas-balasan, itulah yang kudengar."

Ketika sudah dekat perkemahan
dan melihat anak lembu serta orang menari-nari,
maka bangkitlah amarah Musa.
Dibantingnya kedua loh itu dan dihancurkannya pada kaki gunung.
Kemudian diambilnya patung anak lembu buatan mereka itu,
lalu dibakarnya dalam api,
digilingnya sampai halus dan ditaburkannya ke atas air,
dan orang Israel disuruh meminumnya.

Lalu berkatalah Musa kepada Harun,
"Apakah yang dilakukan bangsa ini kepadamu,
sehingga engkau mendatangkan dosa sebesar itu kepada mereka?"
Jawab Harun, "JanganlahTuanku marah.
Engkau sendiri tahu, bahwa bangsa ini jahat semata-mata.
Mereka berkata kepadaku,
'Buatlah allah bagi kami, yang akan berjalan di depan kami,
sebab mengenai Musa,
yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir,
kami tidak tahu apa yang terjadi dengan dia.'
Lalu aku berkata kepada mereka,
'Barangsiapa mempunyai emas, hendaklah menanggalkannya.'
Semua emas itu mereka berikan kepadaku;
aku melemparkannya ke dalam api, dan keluarlah anak lembu ini."

Keesokan harinya berkatalah Musa kepada bangsa itu,
"Kalian telah berbuat dosa besar,
tetapi sekarang aku akan naik menghadap Tuhan,
mungkin aku dapat mengadakan pendamaian karena dosamu itu."
Lalu kembalilah Musa menghadap Tuhan dan berkata,
"Ah, bangsa ini telah berbuat dosa besar,
sebab mereka telah membuat allah emas bagi mereka.
Tetapi sekarang kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu.
Dan jika tidak,
hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis."

Maka Tuhan bersabda kepada Musa,
"Barangsiapa berdosa terhadap-Ku,
nama orang itulah yang akan Kuhapuskan dari dalam kitab-Ku.
Tetapi pergilah sekarang,
tuntunlah bangsa itu ke tempat yang telah Kusebutkan kepadamu.
Di depanmu akan berjalan malaikat-Ku.
Tetapi pada hari pembalasan-Ku,
Aku akan membalaskan dosa mereka kepada mereka."

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur
Mzm 106:19-20.21-22.23
R:1a
Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik.
*Mereka membuat anak lembu di Horeb,
dan sujud menyembah kepada patung tuangan;
mereka menukar Yang Mulia
dengan patung sapi jantan yang makan rumput.

*Mereka melupakan Allah yang telah menyelamatkan mereka,
yang telah melakukan hal-hal yang besar di tanah Mesir;
yang melakukan karya-karya ajaib di tanah Ham,
dan perbuatan-perbuatan dahsyat di tepi Laut Teberau.

*Maka Ia mengatakan hendak memusnahkan mereka,
kalau Musa, orang pilihan-Nya,
tidak mengetengahi di hadapan-Nya,
untuk menyurutkan amarah-Nya,
sehingga Ia tidak memusnahkan mereka.

Bait Pengantar Injil
Yak 1:18
Dengan rela hati Allah telah melahirkan kita oleh sabda kebenaran,
supaya kita menjadi anak sulung ciptaan-Nya.

Bacaan Injil
Mat 13:31-35
Biji sesawi itu menjadi pohon,
sehingga burung-burung di udara datang bersarang di cabang-cabangnya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Sekali peristiwa Yesus membentangkan perumpamaan ini,
"Hal Kerajaan Surga itu seumpama biji sesawi,
yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya.
Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih,
tetapi apabila sudah tumbuh,
sesawi itu lebih besar dari pada sayuran lain,
bahkan menjadi pohon,
sehingga burung-burung di udara datang bersarang
pada cabang-cabangnya."

Dan Yeus menceriterakan perumpamaan ini lagi,
"Hal Kerajaan Surga itu seumpama ragi yang diambil seorang wanita
dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat
sampai seluruhnya beragi."

Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak
dalam perumpamaan,
dan Ia tidak menyampaikan apa pun kepada mereka
kecuali dengan perumpamaan.
Dengan demikian digenapilah sabda nabi,
"Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan,
Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi
sejak dunia dijadikan."

Demikianlah Injil Tuhan.

#


Menemukan Harta Terpendam
By Romo Tarcisius Puryatno Pr

"Hal Kerajaan Surga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamnya lagi. Karena sukacitanya, pergilah ia menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang itu." (Mat 13,44)

BEBERAPA waktu yang lalu Kabupaten Mamuju Utara dihebohkan oleh dugaan adanya harta karun di pantai Dusun Muara. Banyak warga datang ke sana, sehingga aparat dan perangkat desa turun tangan untuk mengamankan daerah tersebut. 


Mereka datang dengan berbagai tujuan: ada yang dengan serius ingin mencari harta karun, ada yang sekedar bertanya-tanya, ada juga yang sekedar penasaran.

Hebohnya berita tentang harta karun bermula dari adanya sebuah peta yang berasal dari alam gaib dan menunjukkan titik di pantai muara, yang diperkirakan sebagai lokasi tersimpannya harta karun tersebut.

Hebohnya harta karun di Mamuju sebetulnya merupakan salah satu dari sekian banyak kisah dan cerita tentang perburuhan harta karun di beberapa tempat. 


Bahkan Sang Guru pun telah memberikan pengajaran dengan menggunakan perumpamaan tentang harta yang terpendam. Harta terpendam atau harta karun merupakan kisah atau cerita yang sudah lama dikenal banyak orang, entah orang pada jaman dahulu maupun jaman ini.

Harta karun adalah harta yang masih tersimpan di suatu tempat dan belum diketemukan. Harta karun bisa terpendam di pegunungan, di sungai, di gua-gua bawah tanah atau di tempat lain, selaras dengan isu, informasi atau petnjuk yang ada. Harta karun bisa berwujud uang, batangan emas atau benda antik lainnya yang harganya tinggi atau jumlahnya banyak.

Apapun bentuknya, yang namanya harta selalu menjadi perhatian dan daya tarik bagi banyak orang untuk mencarinya, menemukannya dan memilikinya. Bahkan orang berani mengeluarkan biaya banyak demi mendapatkan harta karun atau harta terpendam, seperti dilakukan oleh seorang yang menjual harta miliknya dan kemudian membeli ladang, dimana tersimpan harta terpendam.

Harta terpendam hanyalah sebuah perumpamaan, bukan sebuah kenyataan. Perumpamaan yang mau menyampaikan sebuah pesan dan ajakan bagi para murid. Para murid diajak untuk mencari dan menemukan harta karun yang sesungguhnya, yakni Kerajaan Allah. Tidak ada hal lain yang lebih berharga dan bernilai dibandingkan dengan perburuan untuk mencari dan menemukan Kerajaan Allah. 


Bagi Raja Salomo, yang menjadi impian dan perburuan bukanlah emas, perak, kekuasan, jabatan dan harta lainnya, tetapi kebijaksanaan. Kebijaksanaan pun merupakan sebuah harta karun, yang harus dicari dan ditemukan serta dimiliki, agar orang bisa sampai kepada Allah.

#


"SEMUA ORANG MEMBUTUHKAN SUASANA TENTRAM"

Bacaan Liturgi 31 Juli 2017
Senin Pekan Biasa XVII
PW S. Ignasius dari Loyola, Imam
Bacaan Pertama Kel 32:15-24.30-34
Mazmur 106:19-20.21-22.23 Bacaan Injil Mat 13:31-35.

Injil Matius 13:34, menulis.

Yesus berkata:"Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan tanpa perumpamaan suatupun tidak disampaikanNya kepada mereka, supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi....."

Dalam Injil hari ini, Yesus menyampaikan perumpamaan tentang Kerajaan Allah. Dalam perumpamaan ini, Kerajaan Allah dimengerti sebagai realitas atau suasana yang membuat nyaman, damai dan sejahtera. Suasana tersebut membuat orang merasa enak betah berada didalamnya. 


Seperti burung yang berlindung dengan nyaman dalam cabang-cabang pohon sesawi yang bertumbuh besar dan seperti ragi yang meresap dalam tepung terigu sehingga akan menjadi roti yang enak dinikmati. Suasana yang damai dan nyaman sangat penting untuk diciptakan. Semua orang perlu dan membutuhkan suasana tersebut karena dalam suasana tersebut orang bisa berkembang dan menikmati kebaikan Allah.

Ya Allah, mampukan aku untuk ambil bagian dalam menghadirkan KerajaanMu ditengah kehidupan  masyarakat agar mengalami damai, tentram dan nyaman Amin.
Santo Ignatius...doakanlah kami.
Met Hari Senin.

#



No comments:

Post a Comment

Do U have another idea ?


LET'S SHARE 2 US.