Friday, February 10, 2017

RenHar. 10Feb2017. MENGECILKAN volume kehidupan untuk  mendengarkan suara Tuhan.

MENGECILKAN volume kehidupan,
  memungkinkan Anda untuk
    mendengarkan suara Tuhan

      dengan seksama.


*


"BERDUA DENGAN-NYA"

"Jumat, 9 Februari"17 

Pw.St.Skolastika. 


Injil Markus 7:33, menulis.

"Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian. 

Ia memasukkan jariNya ke telinga orang itu. 

Lalu ia meludah dan meraba lidah orang itu."

Firman hari ini kembali mengisahkan Yesus menyembuhkan kelemahan dan keterbatasan seorang manusia. 


Pada setiap proses penyembuhan yang dilakukan oleh Sang Guru, ada banyak hal yang bisa kita teladani untuk memperoleh belas kasihanNya. 


Kali ini kita belajar dari Sang Guru ketika Dia menyembuhkan seorang yang tuli dan gagap yang dibawa kepadaNya. 


Pertama-tama Ia memisahkan si sakit dari orang banyak, yang ada hanya Sang Guru sendiri dan sisakit, kemudian Sang Guru mulai menyembuhkan sesuai dengan yang mereka minta untuk meletakkan tanganNya atas orang itu. 


Bagaimana anda dan saya? 

Apakah kita juga bersedia membawa segala kelemahan dan keterbatasan kita dihadapan Sang Guru? 

Dan Apakah kita juga bersedia memisahkan diri dari banyak orang untuk berada berdua secara pribadi dengan Sang Guru?


 Bila setiap hari kita melakukan itu, berdiam diri berdua denganNya, membawa segala keterbatasan kita, kelemahan kita, Maka Iapun akan melakukan apa yang kita minta Ia lakukan. 

Percayalah dan menjadi sembuh. 

Amin.

Tuhan Yesus, terimakasih aku boleh mengalamiMu secara pribadi, kedekatan yang begitu dekat. 

Amin.


Santa Skolastika.....

doakanlah kami.
Met Hari Jumat.

Bacaan: Kej 3:1-8. Mzm 32:1-2.5-7. Markus 7:31-37.

*


SabdaNya

10 Feb 2017

Kej 3 : 1-8               


Mark 7: 31-37

Shalom,
Ada begitu banyak pohon buah ditaman Eden. Hanya satu saja dari pohon2 itu yg tidak boleh dimakan buahnya. Tentu saja ini sama sekali tidak membuat Adam dan Hawa berkekurangan.


Akan tetapi yg menarik Hawa untuk tetap memetik buah pohon itu adalah karena dia mendengarkan dan percaya kata2 ular (lambang iblis) bahwa kalau  makan buah itu dia akan menjadi sama seperti Tuhan.


Hawa dibuat 'tersadar' ternyata Tuhan masih menyembunyikan sesuatu dari dia. 

Keputusannya memetik buah terlarang adalah keputusan untuk menutup telinga dari pesan Allah.

Akibatnya membuat mata mereka terbuka dan mereka sadar akan ketelanjangan mereka.

Orang yg terjerat narkoba sulit sekali melepaskan diri dari kecanduan itu karena mereka selalu terkenang akan kenikmatan saat  masuk dalam halusinasi.


Orang yg pernah menikmati uang dalam jumlah besar dari korupsi, sukar sekali untuk tidak mengulangi perbuatannya, karena mereka selalu teringat bagaimana nikmatnya memiliki uang dalam jumlah besar tanpa harus bersusah payah.


Berbuat sesuatu yg dilarang Tuhan, membuat mata kita terbuka melihat nikmatnya dosa, tanpa sadar bahwa kenikmatan itu pasti akan membawa kepada kehancuran / kematian.


Allah tidak menghendaki kita mengetahui segalanya, karena Dia tahu betapa lemahnya kita untuk tidak terpikat kepada sesuatu yg terlihat begitu indah /nikmat, padahal membawa kekehancuran.

Buah terlarang yg tidak boleh dipetik ada banyak disekitar kita saat ini.

Tuhan melarangnya bukan karena Dia tidak ingin disamakan dg kita, tetapi karena didalam kasih Dia tidak ingin kita jatuh didalam godaan yg menghancurkan.


Dia ingin kita percaya bahwa apa yg dianugerahkanNya kepada kita saat ini sudah lebih dari cukup untuk membahagiakan hidup kita.

Untuk berbahagia bukanlah harus mengetahui dan memiliki segalanya yg ada didunia tetapi dengan mau mendengarkan FirmanNya.
Semakin kita ingin memiliki segalanya semakin kita merasa seperti telanjang, belum punya apa2 untuk disyukuri.

Di Dekapolis orang2 membawa seseorang yg tuli dan gagap kepada Kristus.

Dengan kasih dan kuasaNya, Kristus menyembuhkan dia.
Dunia disekitar kita saat ini begitu riuh dengan segala macam berita dan kejadian sehingga sering kita tidak mampu dan tidak mau lagi berusaha mendengarkan suara Tuhan yg membimbing ketempat yg damai dan tenang.


Secara phisik kita mungkin tidak tuli dan tidak gagap tetapi secara rohani mungkin saat ini kita termasuk orang yg tuli dan lidah kita selalu gagap untuk menceritakan kebaikan Tuhan.


Beruntunglah orang yg tuli dan gagap di Dekapolis karena dia punya teman2 yg mau membawanya bertemu Kristus sehingga dia disembuhkan.

Ditengah hiruk pikuk dunia disekitar kita, marilah kita bersama dengan saudara2, keluarga dan teman2 tetap mau datang mencari Kristus untuk mendengarkanNya. 


Dengan Firman didalam hati dan pikiran kita, saat Allah mengijinkan kita melihat kemegahan dunia, kita tidak jatuh didalam mengasihani diri, merasa miskin dan telanjang sehingga tergoda melakukan berbagai kecurangan, tetapi tetap dapat bersyukur karena tahu bahwa Allah telah memberi kita segala kelimpahan.


Dengan berbekal Firman, kita tahu harta yg sesungguhnya harus dicari dan dimililki adalah kasih Allah yg membuat kita hidup dalam damai dan bukan mengejar segala yg ada didunia untuk dimiliki, yg akhirnya akan membuat lelah dan putus asa.


Gbu all n hv a blessed Friday.


*

Friday, 10th FEBRUARY
St Scholastica, Virgin.


Mark 7:31-37

They brought to him a man who was deaf and had an impediment in his speech; and they besought him to lay his hand upon him.


 And taking him aside from the multitude privately, he put his fingers into his ears, and he spat and touched his tongue; and looking up to heaven, he sighed, and said to him, 

"Ephphatha," that is, "Be opened."


 And his ears were opened, his tongue was released, and he spoke plainly.

Incommunicado, he could not hear or speak properly. He was unable to explain his problems. But when he put himself in Jesus' hands - Ephphatha! - "his ears were opened, his tongue was released, and he spoke plainly". 


Many people have an 'speech impediment'; they find it difficult to talk about their miseries. To recognise our sins and to talk about our mistakes can be embarrassing, but like a doctor, until we explain our problem and show our wound, Jesus can't help and heal us. That's the essence of confession.

'I was a good child.' writes a young boy. 'I prayed, received the sacraments and went to confession every other week.


 At the age of 14, I understood that God wanted something from me and started praying more intensely.


 But one day I made a mistake. I committed a sin against Holy Purity.

 I felt so embarrassed that I didn't dare go to confession. 


After a while I stopped praying. I was grumpy, defiant and exploding for silly reasons. I was stuck. It wasn't my mind that was blocked, it was my soul. 


My mum knew something had happened. My sisters, my friends, my teachers...

But more than anyone else, I knew that something HAD happened. My silence was consuming me within. 


One day I couldn't take it anymore. 

I went to the priest and told him. 

I expected an angry reprimand.


 Instead, very kindly, he explained to me how silly it would be to keep a splinter in my finger hurting for weeks because I was afraid of the pain when it would be pulled out.


 In two minutes the priest solved all my problems. I went out in peace. I was again the same boy my mum, my sisters, my friends and teachers knew...but with more experience. 


How silly to keep silent, to feel embarrassed to go to confession; what folly to carry my sins as splinters in my skin when the solution is so simple and easy to get."

Mary, Mother of Good Counsel, may I never be embarrassed of being sincere, confessing my sins and starting again.


#

No comments:

Post a Comment

Do U have another idea ?


LET'S SHARE 2 US.