Monday, August 12, 2013

REN" Senin, 12 Agustus 2013. Jangan kita menjadi batu sandungan.

[KOMSOS_KAJ] 12agt


 "Jangan kita menjadi batu sandungan bagi mereka"


(Ul 10:12-22; Mat 17:22-27)

" Pada waktu Yesus dan murid-murid-Nya bersama-sama di Galilea, Ia

berkata kepada mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan

manusia dan mereka akan membunuh Dia dan pada hari ketiga Ia akan

dibangkitkan." Maka hati murid-murid-Nya itu pun sedih sekali. Ketika

Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Kapernaum datanglah pemungut bea

Bait Allah kepada Petrus dan berkata: "Apakah gurumu tidak membayar

bea dua dirham itu?" Jawabnya: "Memang membayar."


Dan ketika Petrus

masuk rumah, Yesus mendahuluinya dengan pertanyaan: "Apakah

pendapatmu, Simon? Dari siapakah raja-raja dunia ini memungut bea dan

pajak? Dari rakyatnya atau dari orang asing?" Jawab Petrus: "Dari

orang asing!" Maka kata Yesus kepadanya: "Jadi bebaslah rakyatnya.

Tetapi supaya jangan kita menjadi batu sandungan bagi mereka, pergilah

memancing ke danau. Dan ikan pertama yang kaupancing, tangkaplah dan

bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang empat dirham di

dalamnya. Ambillah itu dan bayarkanlah kepada mereka, bagi-Ku dan

bagimu juga." (Mat 17:22-27), demikian kutipan Warta Gembira hari ini


Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan

sederhana sebagai berikut:


· Warta Gembira hari ini berbicara masalah `pajak', yang menjadi

kewajiban seluruh warganegara atau masyarakat. Hidup bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara pada umumnya dibiayai oleh hasil pajak

masyarakat atau warganegara. Pajak berasal dari rakyat dan harus

dikembalikan kepada rakyat dalam aneka bentuk pelayanan kepada rakyat

demi kesejahteraan seluruh rakyat, maka dengan ini kami berharap

kepada kita semua untuk setia membayar pajak sesuai dengan peraturan

yang berlaku, dan tentu saja kami berharap kepada mereka yang

berpengaruh dalam kehidupan bersama dapat menjadi teladan dalam hal
membayar pajak.


Kepada para pengusaha kami harapkan setia dalam
membayar pajak.


Kepada para petugas, pegawai dan pengelola pajak kami

harapkan tidak melakukan korupsi sedikitpun, demikian juga mereka yang

menarik pajak di jalanan kami harapkan juga tidak melakukan korupsi

sedikitpun.


Masalah perpajakan ini mungkin baik dididikkan pada

anak-anak kita baik di dalam keluarga maupun di sekolah-sekolah.


Memang mereka ada yang bebas membayar pajak karena pendapatannya

kecil, demikian juga para imam/pastor karena memang tidak menerima

gaji atau imbal jasa.


Sebenarnya jika pajak dibayar dan dikelola

dengan baik dan benar di Indonesia ini, maka seluruh rakyat Indonesia

hidup sejahtera lahir dan batin, fisik dan spiritual, namun karena

masih dikorupsi sampai kini masih jutaan warganegara yang miskin, jauh

dari hidup sejahtera.


Kita semua mendambakan hidup damai dan

sejahtera, maka marilah kita setia pada tugas, kewajiban dan fungsi

kita masing-masing.


Semoga tak ada seorang pun di antara kita menjadi

batu sandungan untuk berdosa atau melakukan yang jahat.


· "Sesungguhnya, TUHAN, Allahmulah yang empunya langit, bahkan

langit yang mengatasi segala langit, dan bumi dengan segala isinya;

tetapi hanya oleh nenek moyangmulah hati TUHAN terpikat sehingga Ia

mengasihi mereka, dan keturunan merekalah, yakni kamu, yang

dipilih-Nya dari segala bangsa, seperti sekarang ini. Sebab itu

sunatlah hatimu dan janganlah lagi kamu tegar tengkuk. Sebab TUHAN,

Allahmulah Allah segala allah dan Tuhan segala tuhan, Allah yang

besar, kuat dan dahsyat, yang tidak memandang bulu ataupun menerima

suap; yang membela hak anak yatim dan janda dan menunjukkan kasih-Nya

kepada orang asing dengan memberikan kepadanya makanan dan pakaian."

(Ul 10:14-18).


Segala sesuatu yang ada dipermukaan bumi ini adalah

milik Tuhan, dan kita hanya `dipinjami' untuk digunakan agar kita

semakin berbakti kepadaNya, semakin suci, semakin hidup baik.


Kutipan di atas ini juga mengingatkan dan mengajak kita semua untuk "membela

hak anak yatim dan janda dan menunjukkan kasihNya kepada orang asing

dengan memberikan kepadanya makanan dan pakaian".


Janda sering menjadi

bahan gunjingan alias pembicaraan negatif di masyarakat kita, dan

mereka yang tak kuat menjadi bahan gunjingan ada kecenderungan untuk

melacurkan diri, menjual diri kepada `hidung belang' demi uang untuk

mencukupi kebutuhan hidup bagi dirinya sendiri maupun anak-anaknya.


Maka kami berharap kepada kita semua untuk tidak berpikiran jelek

kepada para janda, sebaliknya sering ada pastor yang tergoda oleh janda-janda cantik.


Pengamatan saya: janda cantik yang ditinggalkan

suaminya sering berkonsultasi dengan pastor, dan lama-lama relasi

spiritual tersebut runtuh menjadi relasi fisik.


Kami juga berharap kepada kita semua untuk memperhatikan anak-anak yatim atau membantu

yayasan yang mengelola atau mengurus anak-anak yatim.


Marilah kita

kembangkan kepekaan social dalam diri kita masing-masing.


"Megahkanlah TUHAN, hai Yerusalem, pujilah Allahmu, hai Sion! Sebab Ia

meneguhkan palang pintu gerbangmu, dan memberkati anak-anakmu di

antaramu. Ia memberikan kesejahteraan kepada daerahmu dan

mengenyangkan engkau dengan gandum yang terbaik.Ia menyampaikan

perintah-Nya ke bumi; dengan segera firman-Nya berlari" (Mzm.147:12-15)

Ign 12 Agustus 2013


God Bless All of You.

No comments:

Post a Comment

Do U have another idea ?


LET'S SHARE 2 US.