Tuesday, September 18, 2018

1809185. BKSN KAJ 2018-PERTEMUAN KE-4* *MENGATASI KONFLIK DALAM PILIHAN POLITIK= BELAJAR DARI RAJA DAUD*

BKSN KAJ 2018-PERTEMUAN KE-4*
*MENGATASI KONFLIK DALAM PILIHAN POLITIK= BELAJAR DARI RAJA DAUD*


Bacaan :   1Sam 18:6-9.


6.    Tetapi pada waktu mereka pulang, ketika Daud kembali sesudah mengalahkan orang Filistin itu, keluarlah orang-orang perempuan dari segala kota Israel menyongsong raja Saul sambil menyanyi dan menari-nari dengan memukul rebana, dengan bersukaria dan dengan membunyikan gerincing; 


7.    dan perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya: "Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa." 


8.    Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: "Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itupun jatuh kepadanya." 


9.   Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud. 



Awalnya dan pada dasarnya Saul menyukai Daud, anak muda yang berani, penurut dan bisa banyak hal termasuk bermain kecapi dengan baik. Saul suka mendengarkan permainan kecapi Daud. Saul juga menikahkan Daud dengan anaknya, Mikhal yang jatuh cinta pada Daud.


Demikianlah Daud sampai kepada Saul dan menjadi pelayannya. Saul sangat mengasihinya, dan ia menjadi pembawa senjatanya. Sebab itu Saul menyuruh orang kepada Isai mengatakan: "Biarkanlah Daud tetap menjadi pelayanku, sebab aku suka kepadanya." Dan setiap kali apabila roh yang dari pada Allah itu hinggap pada Saul, maka Daud mengambil kecapi dan memainkannya; Saul merasa lega dan nyaman, dan roh yang jahat itu undur dari padanya (1Sam 16:21-23)


Namun Saul ingin tetap menjadi raja dan menjadi yang terbaik dari bangsa Israel. Secara fisik, Saul lebih tinggi dan bagus badannya. Hanya secara batin, Saul kalah dengan Daud karena Daud sangat taat kepada Allah sehingga Daud dicintaiNya dan disertai Roh Allah yang melindungi Daud dari semua musuhnya. Kemarahan dan Iri hati saat para perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya: "Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa." 


Daud diakui banyak orang Iarael sebagai pemimpin yang baik dan berhasil bagi rakyatnya, baik dalam setiap pertempuran melawan musuh2 yang menyerang mereka maupun dalam penyembahan kepada Allah orang Israel.

Saul menyerang / mengejar dan beberapa kali bermaksud melukai/ membunuh Daud. 


Karena kemurahan Tuhan dan kesetiaan serta penghormatan Daud pada Tuhan, membuat Daud berjiwa besar dan tidak dikuasai oleh energi negatif dari orang2nya. Daud tidak membenci Saul walaupun Saul berusaha membunuhnya. Daud beberapa kali melepaskan Saul walaupun sebenarnya dia dapat dibunuhnya. 


Keesokan harinya roh jahat yang dari pada Allah itu berkuasa atas Saul, sehingga ia kerasukan di tengah-tengah rumah, sedang Daud main kecapi seperti sehari-hari. Adapun Saul ada tombak di tangannya. Saul melemparkan tombak itu, karena pikirnya: "Baiklah aku menancapkan Daud ke dinding." Tetapi Daud mengelakkannya sampai dua kali.  (1Sam 18:10-11)

Tetapi roh jahat yang dari pada TUHAN hinggap pada Saul, ketika ia duduk di rumahnya, dengan tombaknya di tangannya; dan Daud sedang main kecapi. Lalu Saul berikhtiar menancapkan Daud ke dinding dengan tombaknya, tetapi Daud mengelakkan tikaman Saul, sehingga Saul mengenai dinding dengan tombak itu. Sesudah itu Daud melarikan diri dan luputlah ia pada malam itu.  (1Sam 19:9-10)


Dan Daud mencegah orang-orangnya dengan perkataan itu; ia tidak mengizinkan mereka bangkit menyerang Saul. Sementara itu Saul telah bangun meninggalkan gua itu hendak melanjutkan perjalanannya. Kemudian bangunlah Daud, ia keluar dari dalam gua itu dan berseru kepada Saul dari belakang, katanya: "Tuanku raja!" Saul menoleh ke belakang, lalu Daud berlutut dengan mukanya ke tanah dan sujud menyembah. ... Ketahuilah, pada hari ini matamu sendiri melihat, bahwa TUHAN sekarang menyerahkan engkau ke dalam tanganku dalam gua itu; ada orang yang telah menyuruh aku membunuh engkau, tetapi aku merasa sayang kepadamu karena pikirku: Aku tidak akan menjamah tuanku itu, sebab dialah orang yang diurapi TUHAN. Lihatlah dahulu, ayahku, lihatlah kiranya punca jubahmu dalam tanganku ini! Sebab dari kenyataan bahwa aku memotong punca jubahmu dengan tidak membunuh engkau, dapatlah kauketahui dan kaulihat, bahwa tanganku bersih dari pada kejahatan dan pengkhianatan, dan bahwa aku tidak berbuat dosa terhadap engkau, walaupun engkau ini mengejar-ngejar aku untuk mencabut nyawaku. TUHAN kiranya menjadi hakim di antara aku dan engkau, ... Sebab itu TUHAN kiranya menjadi hakim yang memutuskan antara aku dan engkau; Dia kiranya memperhatikannya, memperjuangkan perkaraku dan memberi keadilan kepadaku dengan melepaskan aku dari tanganmu."  (1Sam 24:8-14,16)

_Lalu berkemaslah Saul dan turun ke padang gurun Zif dengan tiga ribu orang yang terpilih dari orang Israel untuk mencari Daud di padang gurun Zif... Datanglah Daud dengan Abisai kepada rakyat itu pada waktu malam, dan tampaklah di sana Saul berbaring tidur di tengah-tengah perkemahan, dengan tombaknya terpancung di tanah pada sebelah kepalanya, sedang Abner dan rakyat itu berbaring sekelilingnya. Lalu berkatalah Abisai kepada Daud: "Pada hari ini Allah telah menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu, oleh sebab itu izinkanlah kiranya aku menancapkan dia ke tanah dengan tombak ini, dengan satu tikaman saja, tidak usah dia kutancapkan dua kali." Tetapi kata Daud kepada Abisai: "Jangan musnahkan dia, sebab siapakah yang dapat menjamah orang yang diurapi TUHAN, dan bebas dari hukuman?" Lagi kata Daud: "Demi TUHAN yang hidup, niscaya TUHAN akan membunuh dia: entah karena sampai ajalnya dan ia mati, entah karena ia pergi berperang dan hilang lenyap di sana. Kiranya TUHAN menjauhkan dari padaku untuk menjamah orang yang diurapi TUHAN. Ambillah sekarang tombak yang ada di sebelah kepalanya dan kendi itu, dan marilah kita pergi." Kemudian Daud mengambil tombak dan kendi itu dari sebelah kepala Saul, lalu mereka pergi. Tidak ada yang melihatnya, tidak ada yang mengetahuinya, tidak ada yang terbangun, sebab sekaliannya tidur, karena TUHAN membuat mereka tidur nyenyak... Saul mengenal suara Daud, lalu ia berkata: "Suaramukah itu, anakku Daud?" Jawab Daud: "Suaraku, tuanku raja." Lalu berkatalah ia: "Mengapa pula tuanku mengejar hambanya ini? Apa yang telah kuperbuat? Apakah kejahatan yang melekat pada tanganku? ... "Inilah tombak itu, ya tuanku raja! Baiklah salah seorang dari orang-orangmu menyeberang untuk mengambilnya. TUHAN akan membalas kebenaran dan kesetiaan setiap orang, sebab TUHAN menyerahkan engkau pada hari ini ke dalam tanganku, tetapi aku tidak mau menjamah orang yang diurapi TUHAN. Dan sesungguhnya, seperti nyawamu pada hari ini berharga di mataku, demikianlah hendaknya nyawaku berharga di mata TUHAN, dan hendaknya Ia melepaskan aku dari segala kesusahan."  (1Sam 26:2,7-12,17-18,22-24)_



Selanjutnya Apa hubungan konflik Daud Saul dengan konflik dalam Pilihan Politik di Indonesia ?


Tahun depan, 2019 adalah tahun politik dimana akan ada Pilpres dan Pil.legistatif. Suasana hangat/ mulai memanas mulai terasa di tahun 2018 ini, baik dalam bentuk perkataan maupun tulisan baik dalam media cetak maupun media sosial.


Ada tiga (3) kriteria kata "politik" yaitu :

A. Teori Aristoteles: Usaha yang ditempuh warganegara untuk mewujudkan kebaikan bersama.

B. Seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun non konstitusional.

C. Kegiatan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di masyarakat.


Secara umum, "Politik" dapat didefinisikan : Segala sesuatu tentang proses perumusan kebijakan publik yang baik.



Ada tiga (3) hal yang memungkinkan konflik dalam pilpres di Indonesia:

1. Kebijakan/ keputusan hukum pemerintahan tidak sesuai / mencari celah dengan cara mewujudkannya dalam praktek/ di lapangan.

2. Tindakan saling mencari kesalahan / kejelekan / kelemahan lawan / Hoax. Baik dalam hal lisan maupun tulisan dalam berbagai media & medsos, yang dilakukan capres/ cawapres, team pemenangan pilpres/ legistratif maupun para pendukung/ supporter / pihak lain yang mempunyai maksud tersendiri. 

3. Kehilangan rasa persatuan / kebersamaan / persaudaraan / berbela rasa / paham identitas / kebangsaan, atau melakukan SARA / Devide et impera, disebabkan kepentingan pribadi/ kelompok mengalahkan kepentingan bangsa & negara / NKRI. 

Hal ini bisa dilakukan oleh team pemenangan pilpres/ legistratif maupun pihak lain yang ingin memecah belah NKRI. 



Lalu Apa peran serta kita/ Gereja Katolik untuk mencegah konflik dalam Pilihan Politik di Indonesia ?


1. Ikuti suara hati masing2, memilih calon Pemimpin Bangsa & Negara berdasarkan keyakinan pribadi mereka akan Pancasila, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika melalui informasi yang benar tentang sifat dan tindakan para calon Presiden/ WaPres dan anggota Legistratif selama hidup mereka ini. Percaya akan Fakta/ Rekam Jejak dan bukan pada Janji / keuntungan pribadi.

Burung Garuda Lambang Negara

Bhinneka Tunggal Ika semboyannya

Mari kita membuka mata

Mencari kebenaran berdasarkan fakta


2. Berperan aktif menciptakan Perdamaian dan Persatuan NKRI dalam pemilihan Pilpres/ Pil.Legistratif, melalui ikut serta memilih dan mengawal acara tersebut dengan sikap yang netral dan menggunakan media/ medsos berdasarkan Fakta / bukan HOAX. 

Dasar NKRI adalah Pancasila.

Pancasila didada burung Garuda.

Berbeda itu hal biasa.

Persatuan NKRI yang terutama.


3. Menumbuhkan kembali Prinsip dan Semangat Gereja Katolik (sesuai perkataan Tokoh Nasional, Uskup Soegijapranata, SJ): 100% Katolik 100% Indonesia. Mudah mengampuni tanpa menghakimi/ menjelekkan serta berfikir dan bertindak positif.

Saul berkali-kali diampuni Daud.

Daud percaya pengurapan Tuhan.

Mari kita mencontoh Daud.

Bersatu dalam Terang Tuhan.

No comments:

Post a Comment

Do U have another idea ?


LET'S SHARE 2 US.