SabdaNya
Kamis 09 -11 -17
Yeh 47 : 1-2,8-9 12 1 Kor 3: 9b-11,16-17
Yoh 2 : 13-22
Shalom,
Didalam Injil Yohanes, ketika Kristus mengunjungi Bait Allah, saat itu Dia baru melakukan mujizatNya yg pertama di Kana dan belum memulai pewartaanNya dg mengajar banyak orang.
Kristus sangat kecewa ketika melihat keadaan Bait Allah. Bangunan yg megah itu halaman nya dikotori oleh para penjual hewan2 kurban yg akan dipersembahkan para peziarah serta para penukar uang, karena yg berziarah bukan hanya orang2 Yahudi yg tinggal di Palestina tetapi juga yg telah menetap diluar Palestina.
Kekotoran Bait Allah bukan hanya secara phisik. Tetapi ditempat itu dijadikan ladang pemerasan terhadap para peziarah yg dilakukan para pedagang yg berkolusi dg iman2 di Bait Allah.
Sesungguhnya orang2 Yahudi di mana2 membangun sinagoga2 agar mereka dapat lebih merasakan kehadiran Allah dan menikmati kerahimanNya. Tetapi karena ketamakan akan uang, dari Bait Allah tidak lagi terpancar kasih dan kerahiman Allah.
Karena itulah Kristus menjadi sangat marah dan dg sangat berani Dia mengusir para penjual hewan keluar dari halaman Bait Allah dan menjatuhkan meja2 para penukar uang.
Tentu saja para pedagang disana menjadi terkejut dan bertanya : 'Tanda apakah yg yg dapat Engkau tunjukkan kepada kami bahwa Engkau berhak berbuat demikian'.
Kristus menjawab mereka dg tegas tetapi tidak mampu dimengerti oleh mereka saat itu: Mujizat yg paling besar adalah Ia akan merombak Bait Allah dan dalam 3 hari Dia akan mendirikannya kembali.
Yg dimaksud Kristus adalah dg wafatNya dikayu salib dan kebangkitanNya pada hari ke 3, orang akan melihat, menemukan dan mengalami kerahiman Allah yg luar biasa. Dalam DiriNya, manusia bertemu dg Allah Sang Pencipta dan Penguasa alam semesta. Dg demikian DiriNya itulah Bait Allah yg sesungguhnya, yg tidak tercemar dg segala dosa manusia.
Paulus mengatakan kepada umat di Korintus: 'Tidak tahukah kamu bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam didalam kamu? Jika ada orang yg membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu adalah kamu' (1 Kor3:16-17).
Yg dapat membinasakan, mencemari dan menajiskan diri kita sebagai bait Allah bukan hanya orang2 disekitar kita yg membenci diri kita, tetapi justru yg paling berbahaya adalah diri kita sendiri.
Bait Allah di Yerusalem dicemari bukan oleh penguasa Roma, tetapi oleh para imam kepala pengurus2nya.
Tubuh kita dapat tercemar oleh kekotoran dosa terutama karena kedagingan yg ada didalam diri kita : ketamakan akan uang dan kekuasaan, iri, dengki, dendam, percabulan dlsb.
Yehezkiel mendapat penglihatan bahwa ada air yg mengalir dari Bait Suci. Kemana saja air itu mengalir akan terjadi perubahan yg menghidupkan. 'kemana saja sungai itu mengalir segala makhluk hidup yg berkeriapan disana akan hidup. Ikan2 akan menjadi sangat banyak sebab kemana saja air itu sampai, air laut disitu menjadi tawar dan kemana saja sungai itu mengalir, semuanya disana hidup. Pada kedua tepi sungai tumbuh ber macam2 pohon buah2an yg daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis2' (Yeh 47:9,12a).
Karena diri kita adalah tempat dimana Roh Kudus bertahta, seharusnyalah dari diri kita mengalir kasih yg menghidupkan : kasih yg mau mengampuni, melayani dan membawa kegembiraan kepada siapapun yg kita jumpai, sehingga dimanapun kita hadir, orang akan merasakan kehadiran Allah yg Maha Rahim.
Kristus sangat kecewa ketika melihat Bait Allah menjadi kotor, baik secara phisik maupun karena telah dijadikan tempat pemerasan, kolusi dan penipuan.
Marilah kita periksa diri, jangan sampai ketika saatnya tiba Allah memanggil kita untuk kembali kepadaNya, Dia mendapatkan segala bentuk kekotoran ada dalam diri kita, sehingga pasti mengecewakan dan menyedihkan Kristus yg telah rela wafat bagi kita.
Sebagai murid2 Kristus yg telah diberiNya kuasa, tidak cukup bagi kita hanya sebatas tidak merugikan/ menyakiti orang2 disekitar kita dg kata2 dan perbuatan kita. Tetapi yg dikehendaki Allah, kita mau dijadikan Allah sebagai alat2Nya untuk menghadirkan kasih dan kerahimanNya ditengah dunia yg selalu sibuk dan semakin materialistis.
Gbu all n hv a blessed Thursday.
#
"BAIT KUDUS ALLAH"
Bacaan Liturgi 09 November 2017
Pesta Pemberkatan Gereja Basilik Lateran
Bacaan Pertama Yeh 47:1-2.8-9.12 Mazmur 46:1-3.5-6.8-9
Bacaan Kedua 1Kor 3:9b-11.16-17. Bacaan Injil Yoh 2:13-22.
Injil Yohanes 2:16, menulis.
Yesus berkata:"...jangan kamu membuat rumah BapaKu menjadi tempat berjualan."
Bacaan Injil hari ini menuturkan kepedulian Yesus terhadap kekudusan Bait Allah. Yesus begitu murka karena Bait Allah telah dijadikan tempat berjualan. Dengan tindakan itu, Yesus mau menguduskan kembali Bait Allah. Ia ingin agar semua orang menghargai dan menjaga kekudusan Bait Allah.
Berkat pembaptisan, tubuh kita telah menjadi Bait kudus Allah. Yesuspun akan murka kalau Bait Kudus Allah, yakni tubuh kita menjadi tempat berjualan, kumuh, kotor karena hal-hal atau pikiran-pikiran yang tidak baik. Yesus pun ingin agar Bait Allah tubuh kita tetap kudus dan terawat dengan baik. Jika kita sungguh menyadari bahwa seluruh tubuh dan jiwa raga kita adalah Bait Allah, maka seharusnya kita menjauhkan Bait Allah tersebut dari segala kotoran. Sebab hanya bila hati kita suci, Allah akan bertahta disana.
Tuhan, aku bersyukur atas rahmat pembaptisan yang telah membuat tubuhku menjadi Bait kudus Allah. Bantulah aku merawat bait Allah tubuhku agar tetap bersih dan kudus. Amin.
Met Hari Kamis.
#
*SATU MENIT SEHARI*
Kamis, 09 November 2017
*Cawan Kehidupan*
Mari kita ikuti renungan Romo Henri Nouwen tentang *cawan kehidupan.*
Pertanyaan di atas mengingatkan kita pada *kata-kata yang diucapkan Yesus* kepada kedua putra Zebedeus, "Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum?"
Cawan merupakan simbol universal yang mewujudkan *banyak hal yang terjadi dalam hidup kita.*
Banyak piala bicara tentang kemenangan, sukses, keberanian, kepahlawanan, ketenaran, popularitas, dan kekuatan.
Namun cawan Yesus adalah simbol kehidupan yang diisi dengan *penderitaan dan kegembiraan* yang bisa kita pegang, kita angkat, dan *kita minum sebagai berkat dan jalan keselamatan.*
Tetapi, mengapa kita harus minum cawan ini?
Di situ terdapat banyak rasa sakit, begitu banyak penderitaan, dan banyak kekejaman.
Mengapa kita harus minum cawan itu?
Bukankah lebih mudah menjalani kehidupan secara normal dengan rasa sakit minimal dan kesenangan maksimal?
Seorang miskin yg membandingkan kemiskinannya dengan kekayaan tetangganya dan memikirkan perbedaan tersebut, akan menjalani kehidupannya dengan cara sangat berlainan dengan orang yang tidak mempunyai tetangga kaya dan yang tidak pernah mampu melakukan perbandingan.
*Cara kita berpikir dan merasakan kehidupan* sangat menentukan kegembiraan atau kepedihan terbesar dalam menjalani kehidupan.
*Kehidupan tidak cukup sekadar dijalani.*
Kita harus merenungkan artinya, mendiskusikannya, dan membentuk opini tentang kehidupan tersebut.
*Mari kita belajar meminum cawan kehidupan kita masing-masing.*
Berkah Dalem.
🙏🙏🙏
No comments:
Post a Comment
Do U have another idea ?
LET'S SHARE 2 US.