Saturday, February 18, 2017

Bacaan Liturgi 18 Februari 2017 Sabtu Pekan Biasa VI. Tanpa Salib Tidak Ada Kemuliaan.

*Tanpa Salib Tidak Ada Kemuliaan*

DENGAN memperlihatkan kemuliaanNya di hadapan Petrus, Yohanes dan Yakobus, Yesus menganugerahkan kepada mereka, suatu pengalaman indah nan istimewa yang akan terus tertanam di dalam lubuk hati mereka.

Sebuah pengalaman spiritual yang tak terlupakan, yang memberi kekuatan kepada mereka di dalam menghadapi masa-masa yang sulit.

Menjadi murid Yesus memang tidak mudah, tetapi kita harus menyadari bahwa tanpa menapaki jalan salibNya, kita tidak mungkin meraih kemuliaan.

Peristiwa transfigurasi hendaknya memberikan peneguhan iman kepada kita semua. Dengan melihat sekilas kemuliaanNya, maka seberat apapun penderitaan dan pergumulan hidup yang kita hadapi, kita akan selalu menemukan keberanian untuk dapat menjalaninya dengan tabah, penuh iman dan pengharapan kepadaNya.

Bila saat ini kita sedang terpuruk dan mengalami krisis kepercayaan, mari tumbuhkan kembali iman kita kepadaNya.

Jadikan transfigurasi Yesus ini sebagai pembangkit semangat kita di tengah tandusnya kehidupan.

Setialah membangun relasi yang erat denganNya, mohon rahmatNya agar kita dimampukan untuk terus berjuang menjadi pendengar dan pelaku sabdaNya, serta bersedia merangkul salibNya sehingga kelak kita pun layak mengalami kemuliaan bersamaNya.


#


Bacaan Liturgi 18 Februari 2017

Sabtu Pekan Biasa VI


Bacaan Pertama
Ibr 11:1-7

Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.
Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada nenek moyang kita.
Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat.


Karena iman  Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain.
Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar, karena Allah berkenan akan persembahannya itu dan karena iman ia masih berbicara, sesudah ia mati.


Karena iman  Henokh terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian, dan ia tidak ditemukan, karena Allah telah mengangkatnya. Sebab sebelum ia terangkat, ia memperoleh kesaksian, bahwa ia berkenan kepada Allah.


Tetapi tanpa iman  tidak mungkin orang berkenan kepada Allah.

 Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.


Karena iman, maka Nuh -- dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan -- dengan taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya
; dan karena iman itu ia menghukum dunia, dan ia ditentukan untuk menerima kebenaran, sesuai dengan imannya.


Mazmur
Mzm 145:2-3.4-5.10-I1

Setiap hari aku hendak memuji Engkau, dan hendak memuliakan nama-Mu untuk seterusnya dan selamanya.
Besarlah Tuhan dan sangat terpuji, dan kebesaran-Nya tidak terduga.
Angkatan demi angkatan akan memegahkan pekerjaan-pekerjaan-Mu dan akan memberitakan keperkasaan-Mu.
Semarak kemuliaan-Mu yang agung dan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib akan kunyanyikan.

Bacaan Injil
Mrk 9:2-13
Yesus berubah rupa di depan para rasul.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Pada suatu hari Yesus berbicara tentang bagaimana Ia akan menderita sengsara.
Sesudah itu Ia membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes,
dan bersama mereka naik ke sebuah gunung yang tinggi.
Di situ mereka sendirian saja.
Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka,
dan pakaian-Nya menjadi sangat putih berkilat-kilat.
Tidak ada seorang pun di dunia ini
yang sanggup mengelantang pakaian seperti itu.

Maka nampaklah kepada mereka Elia dan Musa
yang sedang berbicara dengan Yesus.

Lalu Petrus berkata kepada Yesus,
"Rabi, betapa bahagianya kami berada di sini.
Baiklah kami dirikan tiga kemah,
satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia."

Petrus berkata demikian,
sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya,
karena mereka sangat ketakutan.

Maka datanglah awan menaungi mereka
dan dari dalam awan itu terdengar suara,
"Inilah Anak-Ku yang terkasih, dengarkanlah Dia."
Dan sekonyong-konyong, waktu memandang sekeliling
mereka tidak lagi melihat seorang pun
kecuali Yesus seorang diri.

Pada waktu mereka turun dari gunung itu,
Yesus berpesan,
supaya mereka jangan menceriterakan kepada seorang pun
apa yang telah mereka lihat itu,
sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati.
Mereka memegang pesan tadi
sambil mempersoalkan di antara mereka
apa yang dimaksud dengan "bangkit dari antara orang mati."


Lalu mereka bertanya kepada Yesus,
"Mengapa ahli-ahli Taurat berkata,
bahwa Elia harus datang dahulu?"

Yesus menjawab,
"Memang Elia akan datang dahulu dan memulihkan segala sesuatu.
Tetapi bagaimanakah halnya dengan Anak Manusia?
Bagaimana tertulis bahwa Ia akan banyak menderita
dan akan dihinakan?
Tetapi Aku berkata kepadamu,
Memang Elia sudah datang
dan orang memperlakukan dia menurut kehendak mereka,
sesuai dengan yang tertulis tentang dia."
Demikianlah sabda Tuhan.


#


Adalah hal menarik tentang iman:


Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.

Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat. 


Karena iman  Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain. 


Karena iman  Henokh terangkat (ke Surga?), supaya ia tidak mengalami kematian, dan ia tidak ditemukan, karena Allah telah mengangkatnya.


Karena iman, maka Nuh -- dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan -- dengan taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya...


Saat "Yesus berubah rupa di depan mata mereka, 

dan pakaian-Nya menjadi sangat putih berkilat-kilat.
Tidak ada seorang pun di dunia ini
yang sanggup mengelantang pakaian seperti itu.",   
Petrus berkata kepada Yesus,
"Rabi, betapa bahagianya kami berada di sini.

Berarti Iman,
  Membuat segalanya menjadi baik, indah dan sempurna.

Lalu seperti apa orang yang beriman ?

Apakah seperti kalimat dari pemazmur ?


Setiap hari aku hendak memuji Engkau, dan hendak memuliakan nama-Mu untuk seterusnya dan selamanya. 


Lalu bagaimana agar memiliki iman?



Sebagian orang "pandai" berkata bahwa iman adalah kata terakhir dari segala sesuatu yang tidak dapat dijelaskan/ tidak masuk logika.

Setujukah Anda?

Apa alasan Anda ?


Pertanyaan penting:

Apakah kita orang Beriman ?

Kalau Ya,

  apakah yang kita lakukan dengan iman kita ?


Yesus menjawab dan berkata kepadanya:

 "Hai ibu, 

  besar imanmu, 

    maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." 

Dan seketika itu juga anaknya sembuh.  

(Mat 15:28)

No comments:

Post a Comment

Do U have another idea ?


LET'S SHARE 2 US.