Dalam budaya Tionghoa, pengertian Ho-Mia (bernasib baik, dari bahasa Hokkian-Tiongkok) dikenal orang dari satu generasi ke generasi berikutnya, khususnya bagi para lansia (lanjut usia).
Mengingat semakin berkembangnya berbagai ilmu pengetahuan (khususnya Ilmu Kedokteran) dan Teknologi, maka nilai-nilai hidup juga terus berkembang. Dengan demikian, apa yang diartikan Ho-Mia sekarang juga mengalami perubahan yang sangat mendasar dibandingkan dengan zaman dahulu.
Dahulu Ho-Mia diartikan sebagai hidup serba kelebihan, makan enak setiap hari selalu tersedia, tidur di tempat yang empuk dan mewah, pelayan yang siap 24 jam, demikian pula kendaraan mewah beserta sopirnya, bertamasya di dalam maupun di luar negeri tanpa batas, bebas melakukan berbagai macam hobi secara intensif, dan lain sebagainya. Di samping itu selalu didampingi anak dan cucu yang penuh perhatian dan kasih sayang.
Sekarang, dengan semakin majunya pengertian masyarakat tentang kesehatan pada umumnya, maka Ho-Mia bagi lansia modern akan didasarkan pada Kesehatan Jasmani (Physical Health), Kebugaran Jasmani (Physical Fitness) dan Kemampuan Intelektual yang masih prima, karena sudah jelas bahwa hanya orang sehat jasmani maupun rohani, yang kapan saja dan dimana saja dapat menikmati hidup Ho-Mia.
Sekarang semakin banyak lansia yang menyadari bahwa Ho-Mia sebagian adalah hasil jerih-payah sendiri memelihara kesehatan jasmani dan rohani, serta sebagian lagi memang karena keberuntungan. Dalam kehidupan sehari-hari kedua pilar ini tampak jelas.
Dengan mengetahui latar belakang ini, hendaknya para lansia zaman sekarang jangan hanya bertumpu pada keberuntungan saja, karena kita tidak pernah akan tahu masuk kelompok mana. Dengan demikian, agar bisa menikmati hidup Ho-Mia selama mungkin, hendaknya secara aktif pandai memelihara kesehatan dan kebugaran jasmani-rohani serta kemampuan intelektual, antara lain dengan berpedoman hidup cari selamat dan meninggalkan jauh-jauh vivere periculoso (hidup nyerempet-nyerempet bahaya), karena pada usia lanjut sudah tidak akan ada lagi kemungkinan untuk mengulangi kesempatan yang ada.
Melalui kemampuan intelektual yang masih cukup baik, para lansia modern tidak akan dihantui ketakutan akan mati dalam waktu dekat, sehingga tak bisa menikmati hidup lagi. Mereka ini sadar benar akan kodrat manusia yang sekali waktu akan dipanggil pulang oleh Sang Pencipta dan telah menyiapkan diri sebaik mungkin.
Demikian pula dalam hidup doa, yang harus dilatih dan dipupuk setiap saat dan setiap hari, baru bisa memiliki hubungan yang baik dengan Sang Pencipta dan Yang Maha Kasih. Sehingga dalam hubungan yang baik, dapat terbina rasa percaya dan keyakinan dalam menikmati setiap masa dalam kehidupan dengan penuh rasa syukur dan berkat.
[Siao Wei, Tanjung Pinang]
Mengingat semakin berkembangnya berbagai ilmu pengetahuan (khususnya Ilmu Kedokteran) dan Teknologi, maka nilai-nilai hidup juga terus berkembang. Dengan demikian, apa yang diartikan Ho-Mia sekarang juga mengalami perubahan yang sangat mendasar dibandingkan dengan zaman dahulu.
Dahulu Ho-Mia diartikan sebagai hidup serba kelebihan, makan enak setiap hari selalu tersedia, tidur di tempat yang empuk dan mewah, pelayan yang siap 24 jam, demikian pula kendaraan mewah beserta sopirnya, bertamasya di dalam maupun di luar negeri tanpa batas, bebas melakukan berbagai macam hobi secara intensif, dan lain sebagainya. Di samping itu selalu didampingi anak dan cucu yang penuh perhatian dan kasih sayang.
Sekarang, dengan semakin majunya pengertian masyarakat tentang kesehatan pada umumnya, maka Ho-Mia bagi lansia modern akan didasarkan pada Kesehatan Jasmani (Physical Health), Kebugaran Jasmani (Physical Fitness) dan Kemampuan Intelektual yang masih prima, karena sudah jelas bahwa hanya orang sehat jasmani maupun rohani, yang kapan saja dan dimana saja dapat menikmati hidup Ho-Mia.
Sekarang semakin banyak lansia yang menyadari bahwa Ho-Mia sebagian adalah hasil jerih-payah sendiri memelihara kesehatan jasmani dan rohani, serta sebagian lagi memang karena keberuntungan. Dalam kehidupan sehari-hari kedua pilar ini tampak jelas.
Dengan mengetahui latar belakang ini, hendaknya para lansia zaman sekarang jangan hanya bertumpu pada keberuntungan saja, karena kita tidak pernah akan tahu masuk kelompok mana. Dengan demikian, agar bisa menikmati hidup Ho-Mia selama mungkin, hendaknya secara aktif pandai memelihara kesehatan dan kebugaran jasmani-rohani serta kemampuan intelektual, antara lain dengan berpedoman hidup cari selamat dan meninggalkan jauh-jauh vivere periculoso (hidup nyerempet-nyerempet bahaya), karena pada usia lanjut sudah tidak akan ada lagi kemungkinan untuk mengulangi kesempatan yang ada.
Melalui kemampuan intelektual yang masih cukup baik, para lansia modern tidak akan dihantui ketakutan akan mati dalam waktu dekat, sehingga tak bisa menikmati hidup lagi. Mereka ini sadar benar akan kodrat manusia yang sekali waktu akan dipanggil pulang oleh Sang Pencipta dan telah menyiapkan diri sebaik mungkin.
Demikian pula dalam hidup doa, yang harus dilatih dan dipupuk setiap saat dan setiap hari, baru bisa memiliki hubungan yang baik dengan Sang Pencipta dan Yang Maha Kasih. Sehingga dalam hubungan yang baik, dapat terbina rasa percaya dan keyakinan dalam menikmati setiap masa dalam kehidupan dengan penuh rasa syukur dan berkat.
[Siao Wei, Tanjung Pinang]
==========================================
Sabtu, 16 Juli 2011
Hari Biasa Pekan XV
Hari Raya SP.Maria dari Gunung Karmel
Kel.12:37-42 + Mzm.136:1,10-15,23-24 + Mat.12:14-21
----------------------------------------------------------------
Song : http://www.youtube.com/watch?v=0jK0e8FFpkQ
http://www.youtube.com/watch?v=KXBtj3SUGpY
No comments:
Post a Comment
Do U have another idea ?
LET'S SHARE 2 US.