ANDA membutuhkan sikap melayani.
Anda tidak hanya melayani diri sendiri.
Anda membantu sesama untuk bertumbuh
dan anda tumbuh bersama mereka.
*David Green*
#
*Dipanggil Untuk Melayani*
JUMLAH umat Katolik berkembang dengan cepat, namun tidak diiringi dengan pertumbuhan jumlah imam yang seimbang. Keterbatasan jumlah imam yang ada kerap menyebabkan terjadi ketimpangan dalam melayani umat.
Gereja sangat membutuhkan bantuan umat yang bersedia melayani, karena tanpa partisipasi umat, tugas para imam akan menjadi sangat berat.
Injil pada hari ini, mengetuk hati kita agar memiliki kepedulian. Tuaian begitu banyak namun hanya sedikit pekerjanya.
Banyak orang yang enggan untuk terjun ke dalam dunia pelayanan. Mereka mengajukan berbagai macam alasan: sibuk, tidak mampu, nanti saja kalau sudah pensiun…..
Tidak dapat dipungkiri bahwa melayani tidaklah mudah. Selain mengurbankan waktu, tenaga, pikiran dan juga materi; kita juga harus siap menghadapi komentar negatif, kritikan pedas, penolakan dari orang-orang yang kita layani.
Yesus sudah mengalami semuanya dan bahkan Ia rela menderita demi menyelamatkan kita semua. Ia yang Putra Allah, datang ke dunia untuk melayani, bukan untuk dilayani.
Oleh sebab itu mari sambut panggilanNya dengan sukacita; singsingkan lengan baju kita dan berkarya di ladangNya.
Buang semua kekawatiran dan rasa gentar; andalkan Dia. Dia yang memanggil kita, Dia juga yang tahu kekurangan kita, maka Dia pasti akan melengkapinya.
Mohon selalu dukunganNya agar kita dimampukan untuk maju terus, pantang mundur, tetap setia dalam melaksanakan tugas panggilanNya.
#
Bacaan Liturgi 05 Oktober 2017
Kamis Pekan Biasa XXVI
Bacaan Pertama
Neh 8:1-5a.6-7.8b-13
Ezra membuka Kitab dan memuji Tuhan.
Maka seluruh umat menjawab, "Amin! Amin!"
Pembacaan dari Kitab Nehemia:
Sesudah kembali dari pembuangan,
orang-orang Israel telah menetap kembali
di kota-kota mereka.
Lalu pada bulan ketujuh berkumpullah seluruh rakyat
di lapangan di muka gerbang Air di Yerusalem.
Mereka meminta kepada Ezra, ahli kitab,
supaya membawa kitab Taurat Musa,
yakni kitab hukum yang diberikan Tuhan kepada Israel.
Dan pada hari pertama bulan ketujuh itu
Imam Ezra membawa kitab Taurat itu ke depan jemaah,
pria, wanita dan semua yang dapat mendengar dan mengerti.
Ia membacakan beberapa bagian dari pada kitab itu
di halaman di depan gerbang Air
dari pagi sampai tengah hari
di depan pria, wanita dan semua orang yang dapat mengerti.
Dengan penuh perhatian
seluruh umat mendengarkan pembacaan kitab Taurat itu.
Adapun Ezra, ahli kitab, berdiri di atas mimbar kayu
yang dibuat khusus untuk peristiwa itu.
Ia membuka kitab itu di depan mata seluruh umat,
karena ia berdiri lebih tinggi dari semua orang.
Pada waktu ia membuka kitab semua orang bangkit berdiri.
Lalu Ezra memuji Tuhan, Allah yang mahaagung,
dan semua orang menjawab, "Amin! Amin,"
sambil mengangkat tangan.
Kemudian mereka berlutut,
dan sujud menyembah Tuhan dengan muka sampai ke tanah.
Para Lewi menjelaskan hukum itu kepada jemaat,
sementara rakyat berdiri di tempatnya.
Bagian-bagian kitab Taurat Allah dibacakan dengan jelas,
dengan diberi keterangan-keterangan,
sehingga pembacaan dimengerti.
Lalu Nehemia, kepala daerah, dan imam Ezra, ahli kitab,
serta orang-orang Lewi yang mengajar jemaat,
berkata kepada seluruh hadirin,
'Hari ini adalah kudus bagi Tuhan Allahmu.
Kalian jangan berdukacita dan menangis!"
Karena semua orang itu menangis,
ketika mendengar kalimat-kalimat Taurat.
Lalu berkatalah Nehemia kepada mereka,
"Pergilah, makanlah sedap-sedapan dan minumlah minuman manis;
dan berikanlah sebagian kepada mereka yang tidak sedia apa-apa!
Sebab hari ini kudus bagi Tuhan kita.
Janganlah bersusah hati, tetapi bersukacitalah karena Tuhan,
sebab sukacita karena Tuhanlah perlindunganmu."
Juga orang-orang Lewi menyuruh semua orang itu diam
dengan kata-kata,
"Tenanglah! Hari ini hari kudus. Jangan bersusah hati!"
Maka pergilah semua orang untuk makan dan minum,
untuk membagi-bagi makanan dan berpesta ria,
karena mereka mengerti segala sabda
yang diberitahukan kepada mereka.
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur
Mzm 19:8-11
R:9a
Titah Tuhan tepat, menyenangkan hati.
*Taurat Tuhan itu sempurna,
menyegarkan jiwa;
peraturan Tuhan itu teguh,
memberikan hikmat kepada orang bersahaja.
*Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati;
perintah Tuhan itu murni, membuat mata ceria.
*Takut akan Tuhan itu suci,
tetap untuk selamanya;
hukum-hukum Tuhan itu benar,
adil selalu.
*Lebih indah daripada emas,
bahkan daripada emas tua;
dan lebih manis daripada madu,
bahkan daripada madu-tetesan dari sarang lebah.
Bait Pengantar Injil
Mrk 1:15
Kerajaan Allah sudah dekat.
Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.
Bacaan Injil
Luk 10:1-12
Semoga damaimu menyertai dia.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:
Pada waktu itu,
Tuhan menunjuk tujuh puluh murid.
Ia mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya
ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya.
Berkatalah Ia kepada mereka,
"Tuaian banyak, tetapi pekerjanya sedikit!
Sebab itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian,
supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja ke tuaian itu.
Pergilah! Camkanlah, Aku mengutus kalian seperti anak domba
ke tengah-tengah serigala.
Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut,
dan janganlah memberi salam kepada siapa pun
selama dalam perjalanan.
Kalau memasuki suatu rumah,
katakanlah lebih dahulu, 'Damai sejahtera bagi rumah ini.'
Dan jika di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera,
maka salammu itu akan tinggal padanya.
Tetapi jika tidak, maka salammu kembali kepadamu.
Tinggallah dalam rumah itu,
makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu,
sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya.
Janganlah berpindah-pindah rumah.
Jika kalian masuk ke dalam sebuah kota dan diterima di situ,
makanlah apa yang dihidangkan kepadamu,
dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ.
Dan katakanlah kepada mereka, 'Kerajaan Allah sudah dekat padamu.'
Tetapi jika kalian masuk ke dalam sebuah kota
dan tidak diterima di situ,
pergilah ke jalan-jalan raya kota itu dan serukanlah,
'Juga debu kotamu yang melekat pada kaki kami,
kami kebaskan di depanmu.
Tetapi ketahuilah ini: 'Kerajaan Allah sudah dekat.'
Aku berkata kepadamu,
pada hari itu Sodom akan lebih ringan tanggungannya
dari pada kota itu."
Demikianlah Injil Tuhan.
#
Siraman Rohani Kamis, 05 Oktober 2017
RP Fredy Jehadin SVD
Tema: Pergilah, Aku Mengutus Kamu Seperti Anak Domba Ke Tengah-Tengah Serigala! Lukas 10: 1-12.
Saudara- saudari… Lewat Injil hari ini kita mendengar bahwa Yesus menunjuk 70 murid-Nya dan mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. Kata-Nya: "Tuaian banyak, tetapi pekerjanya sedikit. Pergilah, camkanlah, Aku mengutus kalian seperti anak domba di tengah-tengah serigala. Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut."
Merenungkan kata-kata perutusan ini, saya membayangkan reaksi dari ke 70 murid ini. Membayangkan raut muka mereka; membayangkan kecemasan mereka di saat Yesus katakan: Aku mengutus kalian seperti anak domba di tengah-tengah serigala; jangan membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut. Injil tidak menuliskan bagaimana reaksi para murid sesudah mendengar kata-kata perutusan itu. Yang pasti bahwa, penulis Injil mau katakan bahwa untuk menjadi pewarta kabar gembira atau misionaris tidaklah mudah.
Yesus berkata: "Aku mengutus kalian seperti anak domba di tengah-tengah serigala." Apa arti pernyataan ini? Artinya bahwa Yesus mengingatkan para murid-Nya untuk selalu tunjukkan sikap lemah lembut kepada orang yang dikunjunginya; selalu tunjukkan kasih sayang dan promosikan keadilan dan perdamaian kepada mana saja mereka pergi. Sikap rendah hati, saling menghargai dan mendengarkan sesama harus selalu diprioritaskan, bukannya cepat sikap diktator, menang sendiri dan suka memerintah. Kalau terjadi pertentangan, hadapilah pertentangan itu dengan tenang dan carilah solusi yang baik yang bisa mendatangkan kenyamanan pada kedua belah pihak.
Yesus juga berkata: "Jangan membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut." Mengapa Dia melarang mereka? Dia mengingatkan mereka, karena Dia tahu bahwa segala sesuatu akan Dia siapkan. Dia akan menyiapkan orang yang murah hati untuk membantu mereka. Tentang hal ini, sebagai misionaris, saya sendiri mengalaminya banyak kali. Di saat saya sangat membutuhkan uang, tiba-tiba muncul saja orang yang murah hati dan menawarkan bantuan.
Sabtu 30 September 2017, kami ada tahbisan diakon. Tiga hari menjelang tahbisan diakon, seorang teman kirim berita, katanya: "Pastor, maaf, hadiah ulang tahunnya baru akan saya kirimkan besok."
Lalu langsung saja saya katakan: "Terima kasih. Rupanya Tuhan menghendaki agar hadiah ulang tahunku tidak hanya untuk saya, tetapi untuk banyak orang."
Kemudian dia bertanya: "Apa maksudnya, Pastor?
Lalu saya menjelaskan bahwa tanggal 30 September ada satu frater saya akan ditahbiskan jadi diakon.
Kemudian temanku tanya kalau dia boleh bantu. Kemudian saya dengan polos katakan kepadanya. Dan terpenuhilah semuanya. Apa yang kurasa kurang kini semuanya sudah terjawab. Itulah kehebatan Tuhan. Dia selalu menepati janji-Nya; Dia selalu menyiapkan apa yang kita butuhkan lewat orang yang murah hati.
Marilah saudara/i... Yesus mengutus kita ke mana saja dan Dia selalu mengharapkan agar kita selalu tunjukkan sikap-sikap yang baik, seperti anak domba yang begitu setia, taat dan selalu suka damai. Yesus pasti selalu mengharapkan agar kebaikan hati kita bisa mempengaruhi orang-orang yang punya kecendrungan negatip, ibarat serigala yang siap menerkam, berubah menjadi manusia yang mencintai sesama dan Tuhan.
Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen.
#
*Kamis, 05 Oktober 2017*
*Pekan Biasa XXVI*
¤ Neh 8:1-4a,5-6,7b-12
¤ Mzm 19:8,9,10,11
¤ Luk 10:1-12
*"Ego Mitto Vos"*
~ Aku sekarang mengutus kamu ~
Mengacu pada bacaan Injil hari ini, para murid diutus pergi berdua-dua membawa misi Yesus, mereka mendahului-Nya ke setiap kota dan desa yang akan dikunjungi Yesus.
Pesan-pesan Yesus kepada mereka sangat berarti dan masih berlaku hingga sekarang, adapun _pesan-pesan_ tersebut antara lain:
1. *Pekerja*
2. *Perutusan*
3. *Pelayanan*
4. *Penolakan*
5. *Pewartaan*
1. *Pekerja*
Seperti padi yang sudah kuning dan membutuhkan penuai, begitu pula ladang Tuhan membutuhkan para _pekerja_.
Disinilah kita diajak untuk berdoa memohon _panggilan_ di dalam Gereja untuk menjadi imam, biarawan dan biarawati, serta para tokoh awam; untuk bekerja dengan tekun, jujur dan setia dalam melayani Tuhan dan sesama.
2. *Perutusan*
Menjadi _utusan Tuhan_ memang bukanlah hal yang mudah, ada banyak pengorbanan dan tantangan serta hambatan yang dialami; karena mereka bagaikan _anak domba yang diutus ke tengah-tengah serigala_.
Disinilah kita diajak untuk menyadari bahwa meskipun penderitaan, ancaman dan tantangan serta hambatan menghadang dalam perutusan ini, namun Tuhan tetap menyertai dan mendukung dengan kuasa-Nya.
3. *Pelayanan*
Sifat _pelayanan_ ini mendesak dan penuh bahaya, maka mereka harus waspada. Konsentrasi mereka harus terfokus, karena mereka harus segera melaksanakannya.
Disinilah kita disadarkan bahwa _mendesaknya_ misi perutusan ini ditujukan untuk semua orang dan harus segera dilakukan. Bahkan kita juga tidak boleh memusingkan diri dengan segala keperluan yang remeh.
4. *Penolakan*
_Penolakan_ yang mengecewakan akan banyak dialami, meskipun demikian pengorbanan mereka yang begitu besar tidak akan sia-sia, karena dukungan dari Allah senantiasa tersedia.
Disinilah kita belajar untuk tetap _fokus pada misi_ yang mulia, bukan fokus pada penolakannya.
5. *Pewartaan*
Para murid _mewartakan_ bahwa Kerajaan Allah telah tiba, inti Kerajaan Allah adalah kehadiran Allah yang menjadi pusat dan yang memimpin hidup manusia.
Disinilah kita diingatkan bahwa ketika Allah meraja dalam diri manusia, maka buah yang akan dirasakan adalah damai dan sukacita.
Saudaraku, yakinlah Allah akan menuntun dan menghantar karya pelayanan dan pewartaan kita ke dalam damai dan sukacita.
Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus senantiasa menyertai kita sekeluarga dalam mewujudkan panggilan dan perutusan-Nya. Amin.
#
St. Anna Maria Gallo, Pengaku Iman
5 Oktober
Anna Maria Rosa Gallo, demikianlah nama Santa Maria Fransiska dari Lima Luka Yesus ketika dibaptis. Ia lahir di Napoli - Italia pada tahun 1715, dari sebuah keluarga yang biasa-biasa saja. Ayahnya bernama Francesco Gallo, seorang yang tamak dan pemarah, dan Ibunya bernama Barbara Basinsin, seorang wanita Katolik yang saleh dan penuh kelembutan.
Ketika Anna Maria masih berada dalam kandungan, ibu Barbara bertemu dengan Santo Yohanes Yosef dari Salib, seorang mistikus Fransiskan yang waktu itu hidup di Napoli. Mistikus suci ini menenangkan hati ibu Barbara dan menganjurkan supaya anak itu yang di dalam kandungannya itu dipelihara dengan khusus, karena kelak ia akan menjadi seorang yang sangat kudus dan dianugerahi Tuhan dengan karunia yang luar biasa.
Maria Fransiska belum berumur empat tahun ketika dia sudah dapat melewatkan berjam-jam dalam doa. Kadang-kadang dia pun bangun pada malam hari untuk maksud itu. Sedemikian besarlah kerinduannya untuk mengetahui kebenaran-kebenaran Iman Katolik, sehingga seorang malaikat menampakkan diri padanya dan secara teratur mengajarinya. Belum sampai dia mencapai umur tujuh tahun, dia sudah ingin menyambut Komuni Suci. Pastornya terheran-heran akan pengetahuan imannya, juga akan keinginannya yang berkobar-kobar menyambut Roti Surgawi itu. Dan pastor pun merasa dirinya tidak dapat menolak untuk memberikan keistimewaan itu pada Maria Fransiska. Benarlah, tidak lama kemudian Maria Fransiska diizinkan untuk menyambut Komuni setiap hari.
Sementara itu, kendati secara fisik dia masih sangat lemah, namun santa yang kecil itu sudah bermanfaat bagi orang tuanya dengan jalan memberikan bantuan dalam pekerjaan mereka. Ayahnya, seorang perajin penganyam tali emas, ingin supaya anaknya itu membantunya sesegera mungkin. Didapatinya bahwa Maria Fransiska tidak hanya sangat bersedia, tetapi juga orang yang paling cekatan dalam pekerjaan ini.
Ketika Maria Fransiska berumur 16 tahun, seorang pemuda bangsawan yang kaya-raya melamarnya pada ayahnya. Merasa mendapat durian runtuh, Francesco dengan segera mengabulkannya. Namun ketika dia mengatakan hal itu kepada Maria Fransiska, dia terkejut karena mendengar puterinya, yang selama ini tidak pernah melawan keinginannya, menolak lamaran pemuda bangsawan tersebut dan menyatakan niatnya yang sungguh-sungguh untuk hidup suci dan mempertunangkan diri dengan Yesus Kristus Sang Pengantin Surgawinya. Maria Fransiska juga memohon izin ayahnya untuk menjadi seorang Tertiaris Fransiskan.
Penolakan ini membuat Francesco sedemikian marahnya, sampai-sampai dia mengambil seutas tali dan tanpa ampun mulai mencambuki tubuh puterinya yang lemah itu, sampai ibunya campur tangan. Lalu dia pun menguncinya dalam sebuah kamar. Maria Fransiska hanya diberi roti dan air dan tak seorang pun diizinkan berbicara dengannya.
Maria Fransiska merasakan dirinya beruntung dapat mempersembahkan kepada pengantin ilahinya itu pencobaan pertama dari kesetiannya. Dia menganggap pencobaan ini sebagai perayaan sebelum pernikahan. Penjelasan-penjelasan yang tulus dari seorang imam membuat ayahnya akhirnya menyadari bahwa dirinya telah bertindak keliru. Dia pun memberikan izin kepada puterinya mengenakan jubah Tertiaris dan melayani Tuhan sebagai seorang perawan-bakti di rumah, sebagaimana sudah biasa pada waktu itu.
Dipenuhi dengan kegembiraan suci, Maria Fransiska sekarang menerima jubah dan bersama dengan itu namanya ditambahi dengan "dari Lima Luka". Namanya ini merupakan ramalan bagi hidupnya selanjutnya. Di rumah dia sangat menanggung penderitaan. Ayahnya tidak pernah dapat melupakan bahwa dia telah kehilangan seorang calon menantu dari kalangan bangsawan yang kaya.
Ketika Tuhan menganugerahnya dengan rahmat-rahmat yang luar biasa – kadang-kadang dia dianugerahi ekstase sewaktu dia berdoa dan menderita sengsara Tuhan bersama dengan Tuhan - saudara-saudaranya sendiri mencacinya sebagai seorang gadungan. Bahkan Bapa Pengakuannya merasa diri wajib memperlakukan dia dengan kasar. Cukup lama dia hanya dapat menemukan penghiburan pada luka-luka Kristus itu.
Akhirnya, Bapa Pengakuannya pun menyadari bahwa Tuhanlah yang sedang mengerajakan hal-hal sedemikian itu dalam diri Maria Fransiska. Sementara itu, setelah ibunya meninggal dunia, Bapa Pengakuannya itu berusaha supaya Maria Fransiska menemukan sebuah tempat tinggal bersama seorang Tertiaris lain.
Pada suatu hari, ketika dia sendiri sedang berbaring sakit di sana, dia mengetahui bahwa ayahnya sedang menghadapi kematian. Dia pun mohon kepada Tuhan yang Mahakuasa untuk mengizinkan dirinya menanggung penderitaan kematian dan api penyucian ayahnya itu. Kedua permohonannya itu pun dikabulkan.
Kendati dia terus menerus menderita, Tuhan kita juga menganugerahi Maria Fransiska dengan rahmat-rahmat dan penghiburan-penghiburan yang besar. Dia menerima tanda luka-luka Kristus dan dianugerahi anugerah kenabian dan banyak mukjizat.
Ketika Pius VI dimahkotai menjadi Paus pada 1775, Maria Fransiska melihat dia mengenakan mahkota duri.
Dua puluh empat tahun kemudian, Sri Paus Pius itu menutup hidupnya sebagai seorang tahanan dalam penjara Revolusi Perancis di Valence.
Maria Fransiska juga meramalkan peristiwa menyedihkan : Revolusi Perancis. Dan Tuhan pun mendengarkan doanya, mohon supaya dia diambil dari dunia ini sebelum revolusi itu meletus. Dia meninggal dunia pada 6 Oktober 1791, sambil mencium kaki yang tersalib. Tuhan memuliakannya dengan banyak mukjizat. Dia dibeatifikasi oleh Paus Gregorius XVI, dan dikanonisasi oleh Paus Pius IX pada 1867.
St. Anna Maria Gallo doakanlah kami
#
No comments:
Post a Comment
Do U have another idea ?
LET'S SHARE 2 US.