Monday, September 18, 2017

Bacaan Liturgi 18 September 2017 Senin Pekan Biasa XXIV. Iman dan Kebaikan.

*Iman dan Kebaikan*

INJIL hari ini mengisahkan seorang perwira Romawi yang memiliki iman dan kerendahan hati yang luar biasa.

Lewat utusannya, ia memohon agar Yesus menyembuhkan hambanya, cukup dengan bersabda saja, tanpa perlu Ia berkunjung ke rumahnya. Sang perwira percaya bahwa SabdaNya berkuasa untuk mendatangkan pemulihan bagi hambanya.

Yesus adalah Putra Allah, Juru Selamat kita. Sebagai pengikutNya, seharusnya kita percaya penuh kepadaNya.

Namun kita cenderung untuk mendikteNya agar Ia memenuhi seluruh permohonan kita. Saat doa kita tidak dikabulkanNya, kita kehilangan kepercayaan kepadaNya dan meninggalkan Dia.

Lewat Injil hari ini, Yesus memanggil kita untuk meneladani sikap seorang perwira Romawi. Meskipun ia dianggap kafir, namun imannya sungguh membuat Yesus kagum.

Marilah kita datang ke hadapanNya dengan rendah hati. Bina relasi yang akrab denganNya agar kita bertumbuh dalam iman sejati, senantiasa percaya bahwa di balik setiap peristiwa kehidupan yang pahit dan menyakitkan, terdapat rencanaNya yang terbaik dan terindah.

Tidak cukup hanya menumbuhkembangkan iman, namun kita juga harus mewujudkan iman ke dalam tindakan nyata, dengan menebarkan kasih dan kebaikan kepada siapa saja tanpa membeda-bedakan status dan latar belakang.

#


IMAN adalah tentang tindakan.

Siapa anda ditentukan dari bagaimana anda bertindak, 

  bukan hanya dari bagaimana anda beriman.

*Mitch Albom*

#


Bacaan Liturgi 18 September 2017

Senin Pekan Biasa XXIV


Bacaan Pertama
1Tim 2:1-8
Kita harus berdoa untuk semua orang,
karena Allah ingin semua orang diselamatkan.


Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius:

Saudara terkasih,
Pertama-tama aku menasihatkan,
agar dipanjatkan doa-doa dan permohonan serta ucapan syukur kepada Allah
bagi semua orang, bagi pemerintah dan penguasa,
agar kita dapat hidup aman dan tenteram
dalam segala kesalehan dan kehormatan.
Itulah yang baik dan berkenan di hati Tuhan, penyelamat kita.
Ia menghendaki agar semua orang diselamatkan
dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.

Allah itu esa,
dan esa pula Dia yang menjadi pengantara Allah dan manusia,
yaitu manusia Kristus Yesus.
Ia telah menyerahkan diri sebagai tebusan bagi semua orang,
suatu kesaksian pada waktu yang tepat.
Untuk kesaksian itulah
aku telah ditetapkan sebagai pewarta dan rasul.
Yang kukatakan ini benar, aku tidak berdusta.
Aku ditetapkan sebagai pengajar bangsa-bangsa
dalam iman dan kebenaran.

Oleh karena itu aku ingin
agar di mana pun
kaum lelaki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci,
tanpa kemarahan dan perselisihan.

Demikianlah sabda Tuhan.


Mazmur
Mzm 28:2.7.8-9
R:6
Terpujilah Tuhan,
sebab Ia telah mendengarkan doa permohonanku.


*Dengarkanlah suara permohonanku,
apabila aku berteriak kepada-Mu minta tolong,
dan mengangkat tanganku ke arah tempat-Mu yang maha kudus.

*Tuhan adalah kekuatan dan perisaiku;
kepada-Nya hatiku percaya.
Aku tertolong, sebab itu beria-rialah hatiku,
dan dengan nyanyianku aku bersyukur kepada-Nya.

*Tuhan adalah kekuatan umat-Nya
dan benteng keselamatan bagi orang yang diurapi-Nya!
Selamatkanlah kiranya umat-Mu dan berkatilah milik-Mu sendiri,
gembalakanlah mereka dan dukunglah mereka
untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil
Yoh 3:16
Begitu besar kasih Allah kepada dunia,
sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal.
Setiap orang yang percaya akan Dia, memiliki hidup abadi.


Bacaan Injil
Luk 7:1-10
Di Israel pun iman sebesar itu belum pernah Kujumpai


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:


Pada suatu ketika,
setelah mengakhiri pengajaran-Nya kepada orang banyak,
masuklah Yesus ke Kapernaum.
Di situ ada seorang perwira
yang mempunyai seorang hamba yang amat ia hargai,
Hamba itu sedang sakit keras dan hampir mati.


Ketika mendengar tentang Yesus,
ia menyuruh beberapa orang tua-tua Yahudi kepada-Nya
untuk meminta agar Ia datang dan menyembuhkan hambanya.
Mereka datang kepada Yesus,
dan dengan sangat mohon pertolongan-Nya, katanya,
"Sudah selayaknya Engkau menolong dia,
sebab ia mengasihi bangsa kita,
dan dialah yang menanggung pembangunan rumah ibadat kami."
Maka pergilah Yesus bersama mereka.

Ketika Yesus tidak jauh lagi dari rumahnya,
perwira itu menyuruh beberapa sahabatnya untuk mengatakan kepada Yesus,
"Tuan, janganlah bersusah-susah,
sebab aku merasa tidak layak menerima Tuan dalam rumahku.
sebab itu aku juga merasa tidak pantas
datang sendiri mendapatkan Tuan.
Tetapi katakanlah sepatah kata saja, maka hambaku itu akan sembuh.
Sebab aku pun seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit.
Jika aku berkata kepada salah seorang, 'Pergi' maka ia pergi;
atau kepada yang lain, 'Datanglah!' maka ia datang;
dan jika aku berkata kepada hambaku, 'Kerjakanlah ini!'
maka ia pun mengerjakannya."

Mendengar itu, heranlah Yesus akan dia.
Sambil berpaling kepada orang banyak yang mengikuti-Nya,
Ia berkata,
"Aku berkata kepadamu:
Di Israel pun iman sebesar itu belum pernah Kujumpai."


Setelah orang-orang suruhan itu kembali ke rumah,
mereka mendapati hamba yang sakit itu sudah sehat kembali.

Demikianlah Injil Tuhan.

#


Mutiara Iman

*TANPA MARAH DAN TANPA PERSELISIHAN*

18 September 2017


_"Dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan"_
(1Tim 2:8)

Lectio
1 Tim 2:1-8; Mzm 28:2,7,8-9; Luk 7:1-10

Di suatu pagi, seorang Ibu terdiam di depan altar gereja. Lalu seorang Bapak mendekatinya dan berkata :
"Ibu tidak berdoa?"
Lalu Ibu itu menundukkan kepalanya dan berkata :
"Saya tiba-tiba tidak bisa berdoa, karena sedang ribut dengan kedua anak saya. Saya merasa bersalah karena selalu ingin diperhatikan, padahal mereka bekerja keras untuk keluarganya." 


Lalu Bapak itu berkata :
"Ibu datangilah kedua anak Ibu dan BERDAMAI-lah dengan mereka." 


Keesokan harinya di pagi hari, Ibu itu berdoa dengan kedua anak perempuannya. Setelah selesai berdoa, ia memperkenalkan Bapak yang kemarin kepada kedua anaknya. 


Lalu Bapak itu berkata :
"Ibu kalian bangga mempunyai anak seperti kalian. Dia sangat menyayangi kalian dan dia tahu bahwa kalian juga sangat menyayanginya."
Lalu kedua anaknya memeluk Ibunya, disaksikan oleh Bapak yang tersenyum PENUH SUKACITA.

Paulus berkata dalam suratnya :
"Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan TANGAN yang SUCI, TANPA marah dan TANPA perselisihan."

Dalam KEDAMAIAN, DOA kita berkenan kepada Allah.

Oratio
Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Amin

Missio
_Marilah kita hidup dalam DAMAI dan REKONSILIASI agar DOA kita berkenan kepada Allah._


*Have a Blessed Monday.*

Mutiara-Iman.org

#


SabdaNya Senin  18 - 09 -17

1 Tim 2 :1-8                

Luk 7 : 1-10

Shalom,
Hukum Taurat melarang orang Yahudi untuk bergaul dg bangsa2 lain yg belum menyembah Yahwe. Hukum ini dibuat untuk melindungi iman orang2 Yahudi yg baru saja bertumbuh, agar tidak goyah lagi dan kembali menjadi penyembah2 berhala. Karena itu orang Yahudi juga tidak diperbolehkan masuk kedalam rumah orang bangsa lain, termasuk orang2 Roma yg sedang menguasai negara mereka.


Sebaliknya, sebagai bangsa yg sedang berkuasa di mana2, orang2 Roma mempunyai kebanggaan diri atas bangsanya dan menganggap bangsa2 lain, khususnya yg telah mereka kalahkan, dg sikap merendahkan.


Akan tetapi ada seorang perwira di Kapernaum yg mempunyai sikap yg sama sekali lain dg sikap bangsanya terhadap orang Yahudi. Dia mau bergaul dan memberi banyak pertolongan  orang2 Yahudi dan dia juga ikut membantu dalam pembangunan sinagoga mereka. Sikapnya yg penuh kasih juga dia tujukan kepada hambanya yg orang Yahudi, yg sedang sakit keras. Dia amat prihatin dan sungguh2 berusaha mencari cara untuk kesembuhannya.
Ketika perwira ini mendengar Kristus datang kekotanya, dan dari pergaulannya dia sudah mendengar tentang Yesus dari Nazaret, maka dia meminta tolong pemuka2 agama Yahudi untuk memohon kesediaan Kristus untuk menyembuhkan hambanya tsb.
Kristus tergerak hatiNya mendengar sikap perwira yg penuh kasih itu dan Dia berkenan
datang kerumah perwira itu.


Hal ini diluar perkiraan perwira itu sehingga dia cepat2 meminta sahabat2nya (orang Yahudi) untuk mencegah Kristus datang kerumahnya. Dia mengirim pesan, bahwa dia tidak berani untuk menemui Kristus sendiri karena tahu bahwa dia tidak layak / najis dihadapan Allahnya orang Yahudi dan dia tidak ingin Kristus mendapat kerepotan dan persoalan dari orang2 Farisi kalau sampai masuk kerumahnya. Yg dia kehendaki, Kristus cukup memberi perintah kepada sakit penyakit hambanya itu dan dia percaya sakit penyakit itu akan lenyap. Dia percaya sebagai Mesias, Kristus punya kuasa untuk memerintahkan apa saja dan siapa saja untuk mengikuti kehendakNya.


Kristus terpesona mendengar iman perwira itu. Selama ini Dia berkeliling Galilea untuk mengajar dan menunjukkan kuasa ilahiNya kepada banyak orang, supaya mereka percaya bahwa Dialah Mesias yg telah dinubuatkan para nabi. Tetapi bagi orang2 Yahudi, Dia tidak lebih dari seorang nabi yg punya kuasa menyembuhkan sakit penyakit dan mengusir setan saja.
Perwira yg bukan Yahudi ini justru percaya bahwa Dia adalah  Mesias. Dialah Allah, Penguasa segenap alam sentosa dan semua makhluk didalamnya.


Kristus kemudian menyuruh utusan2 perwira itu untuk kembali dan ternyata ketika mereka sampai dirumah perwira itu, mereka mendapati hamba yg sakit keras itu sudah sembuh.
Inilah mujizat jarak jauh. Untuk mengabulkan suatu permohonan, tidak perlu Kristus harus hadir secara phisik.

Kepada Timotius, Paulus meminta dia dan seluruh jemaat untuk senantiasa berdoa, baik untuk kepentingan diri mereka masing2 maupun untuk semua orang (berdoa syafaat).
Paulus memberi pesan ini karena dia ingin meyakinkan mereka bahwa ada kuasa Allah yg luar biasa didalam doa, apalagi bila didoakan dg penuh syukur akan kasih Allah kepada kita dan didalam kasih yg tulus kepada sesama.


'Naikkanlah permohonan,doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang. Aku ingin supaya di mana2 orang laki2 berdoa dg menadahkan tangan yg suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan' (1 Tim 2:1,8)

Bagaimana dg kehidupan doa kita saat ini? Apakah kita menyediakan waktu2 terbaik untuk dapat ber komunikasi dg Allah, untuk selalu meminta bimbinganNya sebelum melakukan suatu pekerjaan dan sebelum mengambil keputusan2?
Atau selama ini kini hanya berdoa sebagai suatu rutinitas saja yg mungkin dilakukan disaat masih mengantuk dipagi hari dan waktu sudah mengantuk dimalam hari? 


Apakah kita sungguh meyakini bahwa doa adalah sarana komunikasi yg terpenting untuk terus meningkatkan iman kepercayaan kita ?


Ada kuasa yg dahsyat didalam doa, baik untuk diri kita sendiri maupun untuk orang2 yg kita doakan bila dilakukan dg penuh iman.


Karena itu, mari berdoa sesering mungkin dg kerendahan hati dan dg penuh kepercayaan akan kasih dan kuasa Allah, agar kita dapat hidup dg tenang dan tentram dalam segala situasi kehidupan yg dibiarkan Allah terjadi.


Gbu all n hv a blessed Monday.

#


Monday, 18th SEPTEMBER
Luke 7:1-10

A centurion had a slave who was dear to him, who was sick and at the point of death. When he heard of Jesus, he sent to him elders of the Jews, asking him to come and heal his slave...And Jesus went with them. When he was not far from the house, the centurion sent friends to him, saying to him, "Lord, do not trouble yourself, for I am not worthy to have you come under my roof; therefore I did not presume to come to you. But say the word, and let my servant be healed."

We use these words during the Holy Mass before we receive Holy Communion. "Lord, I am not worthy"


St John Vianney explained that if Jesus had taken into account our 'worthiness', He would never have instituted the Eucharist. But He took into account only His love for us. He loves to be received by us. He loves to be united to us in Holy Communion. Ordinarily we can only receive Him once a day but our desire would be to receive Him many times. 


According to St. Thomas Aquinas and St. Alphonsus Liguori, the value of a spiritual communion can be as great as Holy Communion itself. It depends, obviously, on the internal dispositions. If God can unite Himself to souls with a piece of bread, would it not be possible for Him to do the same with a strong desire? 


St. Teresa of Jesus wrote: "When you do not receive communion and you do not attend Mass, you can make a spiritual communion, which is a most beneficial practice; by it the love of God will be greatly impressed on you." 


St. John Vianney taught "If we are deprived of Sacramental Communion, let us replace it by spiritual communion, which we can make every moment ... when we cannot go to the church, let us turn towards the tabernacle; no wall can shut us out from the good God."

In 1975 the Communist Army took control of Vietnam and sent many bishops and priests to prison. Many disappeared leaving no trace. 


A prisoner described what he found once in a cell he was moved to. It had been used by a priest who disappeared. On the wall, with a loose stone, the priest had drawn a huge Host and Chalice. Presumably, unable to say Mass, he had spent a long time there in 'adoration', longing for the Eucharist. 


Lord, I know I'm not worthy, but _"I wish to receive you with the purity, humility and devotion with which your most holy Mother - my Mother -, received you, with the spirit and fervour of the saints"._

#



Commentary of the day :

Saint Augustine (354-430), Bishop of Hippo (North Africa) and Doctor of the Church
Sermon 62 (©1991 Augustinian Heritage Institute)

"Lord, I am not worthy"

When the gospel was read, we heard Jesus praise our faith in an act of humility. When the Lord Jesus, you remember, promised he would go to the centurion's house to heal his servant, the man replied, "I am not worthy that you should enter under my roof, but only say the word, and he will be healed". By calling himself unworthy, he showed he was worthy to have Christ enter, not within his walls, but within his heart...

There would, after all, have been no great benefit if the Lord Jesus had entered within his walls, and had not been in his bosom. Christ, the teacher of humility by both word and example had, you may remember, sat down in the house of a certain proud Pharisee called Simon (Lc 7,36f.). And though he was sitting in his house, there wasn't anywhere in his heart where the Son of man might lay his head (Lk 9,58)... But into this centurion's house he never entered, yet he took possession of his heart...

So this man's faith is discerned and praised in an act of humility. He said, "I am not worthy that you should enter under my roof" and the Lord said, "Amen I tell you, I have not found such great faith in Israel"... The Lord had come to Israel according to the flesh, that is to the Jews, there first to seek the sheep that were lost (Lk 15,4)... We, as human beings, can assess the faith of human beings - from the outside; he, who could look inside, whom no one could deceive, bore witness to the faith of this man, and on hearing his humble words, he gave him a clean bill of health.

#


No comments:

Post a Comment

Do U have another idea ?


LET'S SHARE 2 US.