*Kebahagiaan Sejati*
MELALUI Sabda Bahagia, Yesus hendak menekankan bahwa konsep kebahagiaan yang ditawarkan Allah bertolak belakang dengan konsep kebahagiaan yang ditawarkan oleh dunia.
Dunia menawarkan kebahagiaan kepada manusia lewat kekayaan, popularitas, kekuasaan. Kebahagiaan yang bersifat semu, tidak abadi, dan bila tidak diwaspadai dapat menggiring manusia jatuh kepada ketamakan, tidak pernah merasa puas dan cukup; yang pada akhirnya justru menjauhkan manusia dari Tuhan.
Allah menawarkan kebahagiaan sejati, yang hanya dapat diraih bila manusia senantiasa mengutamakan Dia di atas segalanya, hanya melekat kepadaNya dan melepaskan semua keterikatan terhadap hal-hal duniawi.
Meskipun dunia mencemooh dan menganggap kita bodoh, hendaknya kita tetap setia menapaki jalan penderitaan yang telah dilalui Yesus terlebih dahulu.
Sadari bahwa kebahagiaan yang akan kita dapatkan kelak, tidak ternilai harganya dan tidak dapat dibandingkan dengan kebahagiaan sesaat yang diiming-imingi oleh dunia.
Mari undang Yesus untuk masuk dan bertahta di dalam hati. Dengan mengandalkan Dia, kita akan dimampukan untuk menanggalkan kehidupan manusia lama dan bertumbuh menjadi pribadi yang memancarkan kasihNya, membawa kebahagiaan kepada sesama.
#
HANYA ada satu cara untuk mendapatkan kebahagiaan,
yaitu berhenti mengkhawatirkan hal-hal yang berada di luar kemampuan kehendak kita.
*Epictetus*
#
Bacaan Liturgi 13 September 2017
Rabu Pekan Biasa XXIII
PW S. Yohanes Krisostomus, Uskup dan Pujangga Gereja.
Bacaan Pertama
Kol 3:1-11
Kalian telah mati bersama Kristus.
Maka matikanlah dalam dirimu segala yang duniawi.
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose:
Saudara-saudara,
kalian telah dibangkitkan bersama Kristus.
Maka carilah perkara yang di atas,
di mana Kristus ada, duduk di sisi kanan Allah.
Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.
Sebab kalian telah mati,
dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah.
Kristuslah hidup kita.
Apabila Dia menyatakan diri kelak,
kalian pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia
dalam kemuliaan.
Karena itu matikanlah dalam dirimu segala yang duniawi,
yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu,
nafsu jahat dan juga keserakahan,
yang sama dengan penyembahan berhala.
Semuanya itu mendatangkan murka Allah.
Dahulu kalian juga melakukan hal-hal itu
ketika kalian hidup di dalamnya.
Tetapi sekarang buanglah semuanya ini,
yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah
dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu.
Janganlah kalian saling menipu lagi,
karena kalian telah menanggalkan manusia lama beserta kelakuannya,
dan telah mengenakan manusia baru
yang terus-menerus diperbaharui
untuk memperoleh pengetahuan yang benar
menurut gambar Penciptanya.
Dalam keadaan yang baru itu
tiada lagi orang Yunani atau Yahudi,
yang bersunat atau tak bersunat,
orang Barbar atau orang Skit,
budak atau orang merdeka;
yang ada hanyalah Kristus di dalam semua orang.
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur
Mzm 145:2-3.10-13b
R:9a
Tuhan itu baik kepada semua orang.
*Setiap hari aku hendak memuji Engkau,
dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya.
Besarlah Tuhan dan sangat terpuji;
kebesaran-Nya tidak terselami.
*Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan,
dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau.
Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu,
dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.
*Untuk memberitahukan keperkasaan-Mu
kepada anak-anak manusia,
dan memaklumkan kerajaan-Mu yang semarak mulia.
Kerajaan-Mu ialah kerajaan abadi,
pemerintahan-Mu lestari melalui segala keturunan.
Bait Pengantar Injil
Luk 6:23ab
Bersukacitalah dan bergembiralah,
karena besarlah upahmu di surga.
Bacaan Injil
Luk 6:20-26
Berbahagialah orang yang miskin,
celakalah orang yang kaya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:
Pada waktu itu,
Yesus memandang murid-murid-Nya, lalu berkata,
"Berbahagialah, hai kalian yang miskin,
karena kalianlah yang empunya Kerajaan Allah.
Berbahagialah, hai kalian yang kini kelaparan,
karena kalian akan dipuaskan.
Berbahagialah, hai kalian yang kini menangis,
karena kalian akan tertawa.
Berbahagialah, bila demi Anak Manusia kalian dibenci,
dikucilkan, dan dicela serta ditolak.
Bersukacitalah dan bergembiralah pada waktu itu
karena secara itu pula
nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi.
Tetapi celakalah kalian, orang kaya,
karena dalam kekayaanmu kalian telah memperoleh hiburan.
Celakalah kalian, yang kini kenyang,
karena kalian akan lapar.
Celakalah kalian, yang kini tertawa,
karena kalian akan berdukacita dan menangis.
Celakalah kalian, jika semua orang memuji kalian;
karena secara itu pula
nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu."
Demikianlah Injil Tuhan.
#
SabdaNya, Rabu 13 - 09 -17
Kol 3 : 1-11
Luk 6 : 20-26
Shalom,
Kristus mengejutkan banyak orang ketika Dia mengatakan :'berbahagialah mereka yg miskin, lapar, menangis,dibenci karena dianggap jahat '.
Semua yg dikatakan itu justru adalah hal2 yg selama ini sebisa mungkin dihindari semua orang karena pasti mendatangkan ketidak nyamanan dan malahan dianggap sebagai bentuk kutukan/ hukuman karena dosa2 yg telah dilakukan.
Dalam pengajaran ini Kristus mau mengatakan bahwa kita pantas bersyukur kalau mengalami hal2 tsb, karena dg mengalami kesulitan2 tsb kita justru diingatkan untuk senantiasa mau tergantung dan berharap kepada Allah.
Dg demikian relasi kita dg Allah terus terjalin semakin erat.
Memang semuanya yg disebutkan itu mendatangkan kesusahan, tetapi itu adalah harga yg pantas 'dibayar' supaya kita bisa terus tergantung kepadaNya sehingga suatu saat, ketika hidup dibumi ini berakhir, kita boleh dilayakkan untuk menikmati kebahagiaan abadi yg jauh lebih mendalam, dirumah Bapa.
Kristus tidak menginginkan kita hidup dalam kemiskinan, kesedihan, difitnah dan dikucilkan karena iman kepadaNya dlsb tetapi Dia menunjukkan bahwa hal2 yg tidak menyenangkan itu justru dapat menjadi sarana untuk kita selalu teringat dan mau bergantung kepada Allah.
Karena itu Kristus juga mengingatkan berbahayanya situasi kondisi yg dihadapi orang2 kaya, orang2 yg setiap saat dapat makan apa yg dia mau sampai kenyang, orang yg senantiasa hidup dalam puja puji dan pesta pora, karena dalam situasi seperti itu membuat mereka dapat semakin jauh dari Tuhan, merasa tidak tergantung lagi kepadaNya dan tidak punya waktu untuk beribadah dan mendengarkan bimbingan2 Nya.
Dg kata2 :'Celakalah...' , Kristus tidak mengutuki mereka, tetapi justru didalam kasih Dia mengingatkan mereka, situasi kondisi yg nyaman dan menyenangkan itu dapat membuat mereka lupa bahwa hidup didunia harus dimanfaatkan untuk mempersiapkan 'bekal' untuk hidup dialam kekal.
Apa yg pernah disampaikan Kristus kepada orang2 di Galilea itu, kemudian diulang dan dipertegas lagi oleh Paulus ketika dia menulis surat kepada umat di Kolose : 'Carilah perkara yg diatas dimana Kristus ada dan duduk disebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yg diatas, bukan yg dibumi' (Kol 3 :1b-2).
Sebagai orang yg percaya dan berharap kepada Kristus, kita harus sadar bahwa kenyamanan2 dimuka bumi ini tidak ada artinya dibandingkan dg kebahagiaan dialam kekal. Sebaliknya segala kesulitan sesaat yg harus dihadapi demi untuk setia kepada FirmanNya, terlalu kecil bila dibandingkan dg 'upah surgawi' yg telah disediakan Kristus bagi kita yg mau berjuang untuk berubah, sehingga semakin hari dapat menjadi semakin seperti Dia yg Maha Pengasih.
Paulus mengajak dan menyemangati kita untuk meninggalkan kebiasaan2 yg sangat duniawi: mencari kesenangan dg percabulan, kenajisan, mengumbar hawa nafsu jahat dlsb. Kita harus berusaha melepaskan diri dari cara berpikir dan sikap hati yg dipenuhi dg keserakahan yg menjadikan harta, kuasa dan kenikmatan hidup sebagai allah yg kita sembah. Buanglah segala kemarahan, kegeraman, kejahatan, fitnah, kata2 kotor dan dusta dari mulut kita, sehingga kita sungguh menjadi manusia2 baru, yg telah dihapus dosa2nya oleh Kristus.
Marilah kita periksa diri. Apakah kita selama ini telah berusaha sungguh2 untuk berubah menjadi pengikut Kristus sejati?
Bersyukurlah dan manfaatkanlah dg bijaksana kalau saat ini kita masih diberi waktu, kemauan dan kesempatan untuk berubah, karena kita tidak pernah tahu, kapan dan dimana Allah akan memanggil kita untuk mempertanggung jawabkan segala yg telah kita lakukan didunia fana ini.
Gbu all n hv a blessed Wednesday.
#
"JANGANLAH MENAFSIRKAN SECARA KONTEKSTUAL"
Bacaan Liturgi 13 September 2017
Rabu Pekan Biasa XXIII
PW S. Yohanes Krisostomus, Uskup dan Pujangga Gereja
Bacaan Pertama Kol 3:1-11
Mazmur 145:2-3.10-13b.
Bacaan Injil Luk 6:20-26.
Injil Lukaa 6:20, menulis.
Yesus berkata : "Berbahagialah hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah.
Dalam ajaranNya, Yesus mengatakan bahwa, orang-orang yang akan berbahagia adalah orang-orang yang miskin, orang-orang yang lapar, orang-orang yang menangis, orang-orang yang dikucilkan atau orang yang dibenci. Sebaliknya, orang-orang yang mendapat celaka adalah orang-orang yang kaya, orang-orang yang kenyang, orang-orang yang tertawa dan orang-orang yang diterima dan di puji-puji.
Tentu saja, sabda-sabda Tuhan Yesus ini sebaiknya tidak ditafsirkan secara kontekstual. Semua yang disebutkan didalam sabda-sabda itu hendaknya dikaitkan dengan iman kepadaNya.
Jadi, orang yang akan berbahagia adalah orang yang menderita karena beriman kepadaNya, sedang orang yang tidak akan berbahagia adalah orang yang tidak beriman kepadaNya. Orang yang tidak beriman tidak akan berbahagia, meskipun sekarang mereka kaya, kenyang, tertawa-tawa, diterima dan dipuji-puji.
YA Bapa, curahkanlah rahmatMu kedalam hatiku, agar aku semakin beriman kepada PuteraMu.
Santo Krisostomus....
doakanlah kami. Amin.
Met Hari Rabu.
#
Wednesday, 13th SEPTEMBER
St John Chrysostom, bishop and Doctor of the Church
Luke 6:20-26
Jesus lifted up his eyes on his disciples, and said: "Blessed are you poor, for yours is the kingdom of God. "Blessed are you that hunger now, for you shall be satisfied. "Blessed are you that weep now, for you shall laugh. "Blessed are you when men hate you, and when they exclude you and revile you, and cast out your name as evil, on account of the Son of man! Rejoice in that day, and leap for joy, for behold, your reward is great in heaven; for so their fathers did to the prophets."
I can see You, Lord, explaining to Your disciples that they were blessed when they were poor or suffered hunger, blessed for weeping and for being hated and excluded on Your account. You explained that being poor and hungry, hated and persecuted is a sign of being 'with' You and of being 'like' You... And to be with You, my Jesus, is itself a blessing.
The example of St. Peter Claver, whose feast we celebrated last Saturday, can help us to pray. He was a Spanish Jesuit priest. While studying in Majorca, he decided to go to the Indies and save 'millions of perishing souls.'
In 1610, he landed at Cartagena (Colombia), which received 10,000 slaves every year. He dedicated himself to serving the slaves and fighting for the abolition of the slave trade.
In his time the great majority of people thought slavery to be a good and profitable thing for society so only a few opposed it. Fewer still stood up for those slaves whom St Peter saw as the 'people of the beatitudes': rejected, abused, hungry...
Boarding the slave ships as they entered the harbour, he would hurry to serve them, care for the sick and catechise them as well; it is estimated that he personally baptised around 300,000 people.
We Christians are called to persevere and never give up in defending the innocent victims of injustice, even when everyone thinks the opposite (think about abortion, for instance).
Today St Peter is a universal hero but in his time he was a revolutionary. Pope Francis is calling us today to be rebels against injustice and defend those outcasts of society who are today the 'men of the beatitudes'.
Let's ask Our Lady, Mother of Mercy, to help us to be merciful as Pope Francis is asking us to be.
#
Commentary of the day :
Blessed Paul VI, Pope from 1963-1978
Apostolic Exhortation "On Christian Joy" - May 9, 1975 - - Copyright © Libreria Editrice Vaticana
"And raising his eyes toward his disciples he said: "Blessed are you who are poor, for the kingdom of God is yours."
But it is necessary here below to understand properly the secret of the unfathomable joy which dwells in Jesus and which is special to Him... If Jesus radiates such peace, such assurance, such happiness, such availability, it is by reason of the inexpressible love by which He knows that He is loved by His Father.
When He is baptized on the banks of the Jordan, this love, which is present from the first moment of His Incarnation, is manifested: "You are my Son, the Beloved; my favor rests on you."(Lk 3:22) This certitude is inseparable from the consciousness of Jesus. It is a presence which never leaves Him all alone.(Jn 16:32)
It is an intimate knowledge which fills Him: "...the Father knows me and I know the Father."(Jn 10:15)
It is an unceasing and total exchange: "All I have is yours and all you have is mine."(Jn 17:10) "...You loved me before the foundation of the world."(Jn 17:24) Here there is an uncommunicable relationship of love which is identified with His existence as the Son and which is the secret of the life of the Trinity: the Father is seen here as the one, who gives Himself to the Son, without reserve and without ceasing, in a burst of joyful generosity, and the Son is seen as He who gives Himself in the same way to the Father, in a burst of joyful gratitude, in the Holy Spirit.
And the disciples and all those who believe in Christ are called to share this joy. Jesus wishes them to have in themselves His joy in its fullness.(Jn 17:13)
"I have made your name known to them and will continue to make it known, so that the love with which you loved me may be in them, and so that I may be in them."(Jn 17:26)
This joy of living in God's love begins here below. It is the joy of the kingdom of God. But it is granted on a steep road which requires a total confidence in the Father and in the Son, and a preference given to the kingdom. The message of Jesus promises above all joy—this demanding joy; and does it not begin with the beatitudes?
"How happy are you who are poor: yours is the kingdom of God. Happy you who are hungry now: you shall be satisfied. Happy you who weep now: you shall laugh."
#
No comments:
Post a Comment
Do U have another idea ?
LET'S SHARE 2 US.