Monday, September 11, 2017

Bacaan Liturgi 11 September 2017 Senin Pekan Biasa XXIII. Buang Rasa Dengki, Setia Berbuat Baik.

*Buang Rasa Dengki, Setia Berbuat Baik*

AHLI Taurat dan orang Farisi dengki terhadap Yesus karena namaNya yang semakin dikenal di kalangan rakyat bangsa Yahudi.

Mereka begitu takut kehilangan pamor, sehingga mereka memata-matai setiap gerak gerik Yesus untuk mencari-cari kesalahanNya.

Apapun yang diperbuat Yesus, selalu salah di mata mereka; mereka tidak peduli akan tindakanNya yang menolong dan menyembuhkan orang.

Waspadalah terhadap perasaan dengki karena mampu membutakan hati nurani dan membuat orang kehilangan akal sehat.

Bila dibiarkan, maka seluruh diri dikuasai oleh keinginan untuk menjatuhkan orang yang tidak disuka. Segala cara akan ditempuh guna membuat orang tersebut menderita.

Bila saat ini kita sedang merasa dengki terhadap teman, tetangga atau orang di sekitar kita, segeralah buang jauh-jauh perasaan tersebut.

Tidak ada gunanya memelihara perasaan tersebut, hanya membebani diri sendiri, mengubah kasih menjadi kebencian sehingga kita menjadi orang yang jahat.

Namun, bila kita menjadi 'kurban dengki' dari orang di sekitar kita, teladanilah sikap Yesus yang tidak pernah berhenti berbuat baik kepada siapa saja.

Selama kita melangkah di jalanNya dan tindakan kita membuahkan kasih dan kebaikan bagi sesama, jangan pedulikan komentar negatif dan gosip miring yang menerpa kehidupan kita.

Teruslah setia membagikan kasih dan pengampunan, ke mana pun kita melangkah.

#


JIKA anda bersikap baik,
  orang mungkin menuduh anda memiliki motif tersembunyi.

Biar bagaimanapun,
  tetaplah bersikap baik.

*St. Teresa dari Kalkuta*

#


Bacaan Liturgi 11 September 2017

Senin Pekan Biasa XXIII


Bacaan Pertama
Kol 1:24-2:3
Aku telah menjadi pelayan jemaat,
untuk menyampaikan rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad.


Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose:

Saudara-saudara, sekarang aku bersukacita
bahwa aku boleh menderita demi kalian,
dan melengkapkan dalam dagingku
apa yang kurang pada penderitaan Kristus untuk tubuh-Nya,
yaitu jemaat.
Aku telah menjadi pelayan jemaat itu
sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku
untuk meneruskan kepenuhan sabda Allah kepada kalian, yaitu:
Rahasia yang tersembunyi berabad-abad dan turun-temurun,
kini dinyatakan kepada orang-orangnya yang kudus.
Allah berkenan memberitahu mereka
betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain,
yaitu: Kristus ada di antara kalian.
Dialah harapan akan kemuliaan.

Dialah yang kami beritakan,
dengan memperingatkan setiap orang
dan mengajar mereka dengan segala hikmat
untuk memimpin setiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus.
Itulah yang kuusahakan dan kuperjuangkan dengan segala tenaga
sesuai dengan kuasa-Nya yang bekerja dengan kuat dalam diriku.

Saudara-saudara, aku ingin agar kalian tahu,
betapa beratnya perjuangan yang kulakukan bagi kalian,
bagi mereka yang di Laodikia
dan bagi semuanya yang belum mengenal aku secara pribadi.
Semoga hati mereka terhibur dan mereka bersatu dalam kasih,
sehingga mereka memperoleh segala kekayaan dan pengertian yang meyakinkan
dan mengenal rahasia Allah, yaitu Kristus.
Dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan.

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur
Mzm 62:6-7.9
R:8a
Tuhanlah keselamatan dan kemuliaanku.


*Hanya pada Allah saja aku tenang,
sebab dari pada-Nyalah harapanku.
Hanya Dialah gunung batu dan keselamatanku;
hanya Dialah kota bentengku, aku tidak akan goyah.

*Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat,
curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya;
Allah ialah tempat perlindungan kita.

Bait Pengantar Injil
Yoh 10:27
Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan.
Aku mengenal mereka, dan mereka mengenal Aku.


Bacaan Injil
Luk 6:6-11
Mereka mengamat-amati Yesus,
kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada suatu hari Sabat Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar.
Di situ ada seorang yang mati tangan kanannya.
Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus,
kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat,
agar mereka mendapat alasan untuk menyalahkan Dia.
Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka.
Ia berkata kepada orang yang mati tangannya,
"Bangunlah dan berdirilah di tengah!"
Maka bangunlah orang itu dan berdiri di tengah.

Lalu Yesus berkata kepada mereka,
"Aku bertanya kepada kalian:
Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat,
berbuat baik atau berbuat jahat?
Menyelamatkan orang atau membinasakannya?"


Sesudah itu Ia memandang keliling kepada mereka semua,
lalu berkata kepada orang sakit itu, "Ulurkanlah tanganmu!"
Orang itu mengulurkan tangannya dan sembuhlah ia.

Maka meluaplah amarah ahli-ahli Taurat dan orang Farisi.
Lalu mereka berunding,
apakah yang akan mereka lakukan terhadap Yesus.

Demikianlah Injil Tuhan.

#


Mutiara Iman
*MENGGENAPKAN DALAM DAGINGKU*

11 September 2017


_".. dan menggenapkan dalam dagingku "_ (Kol 1:24)

Lectio
Kol 1:24-2:3; Mzm 62:6-7,9; Luk 6:6-11

Suatu hari Sandra diminta memberikan pewartaan di tempat yang sangat jauh dari rumahnya sehingga ia pun harus berangkat lebih awal, pukul 15:00
PM. Ia pun berangkat naik angkot, disambung dengan kereta api, lalu angkot lagi dan terakhir naik ojek. Ketika tiba di tempat pengajaran, hujan turun lebat dan umat sudah menunggu sekitar pukul 19:00 PM. Begitu Sandra tiba, Indra sebagai koordinator PD memyambutnya dan memberikan handuk untuk mengeringkan rambutnya sambil berkata :
"Ibu seharusnya menelpon saya, biar saya jemput."


Namun Sandra menjawab dengan wajah yang berbinar :
"Pak Indra terima kasih. Saya sangat BERSUKACITA ketika bisa melengkapi PENDERITAAN YESUS untuk melayani umat di sini."


Lalu Indra berkata :
"Apakah yang membuat Ibu bisa melakukan semuanya ini?"


Sandra menjawab :
"SABDA ALLAH. Itulah yang saya baca, renungkan, resapi dan laksanakan setiap hari."

Paulus berkata dalam suratnya :
"Sekarang aku BERSUKACITA bahwa aku boleh MENDERITA karena kamu dan MENGGENAPKAN dalam dagingku apa yang kurang pada PENDERITAAN KRISTUS, untuk tubuh-Nya, yaitu JEMAAT."

Menderita untuk umat ALLAH adalah suatu SUKACITA.

Oratio
Pada Allah ada keselamatan dan kemuliaanku. Amin

Missio
_Marilah kita melayani umat dengan TUBUH kita demi memuliakan TUHAN._

*Have a Blessed Monday.*

Mutiara-Iman.org

#


*Senin, 11 September 2017*

*Pekan Biasa XXIII*
¤ Kol 1:24-2:3
¤ Mzm 62:6-7.9
¤ Luk 6:6-11
*"Diem perdidi"*
~ Saya telah kehilangan satu hari ~

   Inilah ucapan Kaisar Titus ketika ia menyadari bahwa satu hari terlewatkan tanpa berbuat kebaikan dan kebajikan.

   Yesus melakukan mukjijat pada hari Sabat, melalui tindakanNya Yesus ingin menunjukkan kepada orang-orang Farisi dan para ahli Taurat _semangat hari Sabat_ yang sebenarnya.

   Disinilah, orang-orang Farisi dan para ahli Taurat gagal memahami tindakan Yesus, mereka memandang apa yang dilakukanNya sebagai pelanggaran hukum.
Sedangkan Yesus sendiri lebih mengutamakan perbuatan kasih dan menyelamatkan manusia daripada sekedar ketaatan buta terhadap peraturan yang membelenggu dan menindas.

   Mengacu pada bacaan Injil hari ini, Yesus mau mengkoreksi konsep orang-orang Farisi dan para ahli Taurat yang keliru tentang hukum hari Sabat.

Adapun konsep Yesus tentang peraturan / hukum antara lain:
1. *Prinsip Hukum*
2. *Hakekat Hukum*
3. *Tujuan Hukum*
  
1. *Prinsip Hukum*
  Prinsip dasar hukum: _"Salus animarum suprema lex"_ ~ keselamatan jiwa adalah hukum yang terutama ~ Prinsip dasar ini juga digunakan dalam Kitab Hukum Kanonik (KHK)

   Yesus menjadikan hari Sabat bukan sebagai hari untuk beristirahat saja, tetapi hari untuk berbuat kebaikan dan kebajikan.
Yesus menjadikannya sebagai hari untuk menyelamatkan manusia.

2. *Hakekat Hukum*
    Pada hakekatnya hukum membantu kita melakukan kebaikan, kebajikan dan kasih yang bersifat universal.

Kasih kepada Allah hendaknya menjadi lengkap dalam cinta kepada sesama, ada kesadaran bahwa setiap hari kita memiliki panggilan untuk berbuat kebaikan dan kebajikan kepada sesama.

   Maka, jika hukum itu sendiri menghalangi, membatasi atau bahkan mengekang perbuatan baik dan kebajikan, maka hukum itu bertentangan dengan hakekatnya.
  
   Disinilah kita semua diajak untuk mengasihi Tuhan lebih dari segala yang ada di sekitar kita dan mengasihi sesama seperti kita mengasihi diri kita sendiri.

3. *Tujuan Hukum*
   Salah satu tujuan hukum adalah kesejahteraan bersama "bonum comunne" yakni: menjadi saluran berkat bagi sesama.

   Ketika Yesus menyembuhkan orang yang mati tangan kanannya, Yesus meminta orang itu untuk mengulurkan tangan kanannya supaya Ia bisa menyembuhkannya. Tangan kanan merupakan simbol kekuatan atau kekuasaan.
Maka gunakanlah tangan kita untuk mengembangkan perbuatan baik untuk sesama.

   Saudaraku, hidup kristiani akan menjadi lebih bermakna, ketika kita menjadi semakin serupa dengan Yesus yang mengasihi tanpa batas.
  
Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus senantiasa menyertai kita sekeluarga dalam upaya terus berbuat baik bagi sesama. Amin.
#

Renungan:
  Seorang wanita menikah dengan seorang pria yang dijodohkan oleh  orang tuanya. Wanita itu menjalani hari-harinya dengan hati yang merana ditambah lagi dengan sikap suaminya yang selalu ingin dilayani. Suaminya mau agar tepat jam 6 pagi, sarapan sudah terhidang di meja makan. Meski berat, ia mencoba untuk memenuhi semua kebutuhan suaminya. Memasuki tahun ketiga, suaminya meninggal dunia. 


Beberapa waktu kemudian ia menikah lagi dengan seorang pria yang dicintainya. Ia hidup bahagia dengan suami barunya. 


  Di suatu siang, saat ia membereskan barang-barang peninggalan suaminya yang pertama, ia menemukan secarik kertas bertuliskan, "Bangun jam lima pagi. Hidangkan sarapan jam enam tepat!" Ia membaca tulisan itu berulang-ulang. Kemudian ia berkata dalam hati, "Sebenarnya apa yang kulakukan sekarang persis seperti apa yang kulakukan pada suamiku yang pertama. Aku bangun jam 5 dan melayaninya di meja makan pukul 6 pagi. Tetapi kenapa sekarang aku melakukannya dengan sukacita?" Cinta membuat segala sesuatunya berbeda. 


  Apa yang dialami wanita ini merupakan gambaran pelayanan kita. Jika kita melayani Tuhan karena kita mencintaiNya, maka kita akan melayaniNya dengan baik.


  Semua pekerjaan yang dilakukan dengan terpaksa akan terasa berat, meskipun sebenarnya tergolong perkerjaan ringan.

  Sebaliknya pekerjaan berat tidak terasa sukar jika dilakukan dengan hati yang penuh sukacita. 


Bagaimana dengan anda?

 Tuhan memberkati.

(Dod).

#


Monday, 11th SEPTEMBER
Luke 6:6-11

On another sabbath, when he entered the synagogue and taught, a man was there whose right hand was withered. And the scribes and the Pharisees watched him, to see whether he would heal on the sabbath, so that they might find an accusation against him. But he knew their thoughts, and he said to the man who had the withered hand, "Come and stand here." And he rose and stood there. And Jesus said to them, "I ask you, is it lawful on the sabbath to do good or to do harm, to save life or to destroy it?"

The man didn't ask for the miracle but Jesus saw Him and reacted as the scribes and Pharisees expected to. When it comes to people in need, Jesus is very predictable: He is always ready to help. The scribes and Pharisees didn't care at all about that man. They were obsessed with the things that 'could not' be done and forgot to do the things that 'should' be done. They were the 'omissions men'.

Some people are like them: they haven't hurt anyone, but they just couldn't care less. It is not what they do that condemns them; it is what they don't do. Just like the man in the Gospel, many people today are in need also. They need money, sometimes. But more often it is another kind of help that they need: attention, affection, advice, understanding, or even a simple smile...

On September 2nd 1827 a humble French lady was travelling from Milan to Lyon with her family. She was pregnant and gravely sick when she knocked at the door of a parish. Given her state, the priest took her to the hospital but she wasn't admitted because she was a foreigner. He tried other hospices but no one wanted to help. After a long agony, the lady died in his arms. There and then, he understood the need of such people: the helpless, the destitute, orphans, mentally ill people... And he started housing and caring for them all.

 That priest became St Giuseppe Benedetto Cottolengo. Today there are hospices of St Cottolengo all around the world. And it all started with the sad story of a lady whom no one wanted to help...


Mary, Mother of Mercy, teach me to see the needs of others, as you did at the wedding feast in Cana, and to be always ready to help those in need.

#


Commentary of the day :

Saint Ambrose (c.340-397), Bishop of Milan and Doctor of the Church
Commentary on Saint Luke's Gospel, V, 39 (SC 45, p.197 rev.)

"There was a man there whose right hand was withered"

The same hand that Adam stretched out to pluck the fruit of the forbidden tree was filled by the Lord with the sap of good deeds so that, dried up by sin, it might be healed by its good deeds. On this occasion Christ took to task those enemies of his who, by their false interpretations, violated the commands of the Law. They considered that people should even set aside good deeds on the Sabbath day, whereas the Law was foreshadowing in the present the outlines of the future when, without any doubt at all, it will be evil that will no longer be working, not good...

You heard, then, the Lord's words: "Stretch out your hand." Here is the cure for us all. And as for you who believe your hands are clean, beware lest avarice and sacrilege paralyse it. Keep on stretching it out: stretch it out towards the poor man who is begging you; stretch it out to assist a neighbor, to bring help to a widow, to rescue from injustice someone you see to be subjected to undeserved humiliation; stretch it out towards God for your sins. This is how our hands are stretched out; this is how they heal.

#


No comments:

Post a Comment

Do U have another idea ?


LET'S SHARE 2 US.