Kebahagiaan Sejati
By Veronica H. Angkatirta
BANYAK orang memiliki konsep yang keliru tentang kebahagiaan. Bagi mereka, kebahagiaan identik dengan kekayaan, kekuasaan dan popularitas. Dengan demikian seluruh hidup mereka hanya diarahkan untuk mengejar kebahagiaan palsu, yang menjadikan hati mereka tertutup akan kehadiran Tuhan dan membuat hidup mereka jauh daripadaNya.
Sebagai orang beriman, kita harus menyadari bahwa kebahagiaan tidak terletak di dalam kepemilikan akan hal-hal duniawi. Kebahagiaan sejati hanya diperoleh bila kita selalu dekat dan bersatu denganNya. Relasi yang intim dan mendalam denganNya, membuat kita memiliki kepekaan dalam mengenali kehadiranNya dan mendengar sapaanNya di dalam setiap peristiwa hidup. Dengan demikian kita akan selalu merasakan penyertaan dan kasihNya di sepanjang hidup kita.
Mari buka hati kita, perkenankan Ia bertahta dan berkarya di dalam hidup kita. Dengan pimpinanNya, kita akan dimampukan untuk menemukan kehendakNya di balik setiap peristiwa hidup kita, sehingga kita dapat mengatur langkah hidup kita agar selaras dengan kehendakNya.
#
Bacaan Liturgi 26 Juli 2017
Rabu Pekan Biasa XVI
PW S. Yoakim dan Ana, Orangtua SP Maria
Bacaan Pertama
Sir 44:1.10-15
Nama mereka hidup terus turun-temurun.
Pembacaan dari Kitab Putera Sirakh:
Kami hendak memuji orang-orang termasyhur, para leluhur kita,
menurut urut-urutannya.
Mereka adalah orang-orang kesayangan,
yang kebajikannya tidak sampai terlupa;
semuanya tetap disimpan oleh keturunannya
sebagai warisan baik yang berasal dari mereka.
Keturunannya tetap setia kepada perjanjian-perjanjian,
dan anak-anak merekapun demikian pula keadaannya.
Keturunan mereka akan lestari untuk selama-lamanya,
dan kemuliaannya tidak akan dihapus.
Dengan tenteram jenazah mereka dimakamkan,
dan nama mereka hidup terus turun-temurun.
Kebijaksanaan mereka diceritakan oleh bangsa-bangsa,
dan para jemaah mewartakan pujian mereka.
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur
Mzm 132:11.13-14.17-18
R:Luk 1:32a
Tuhan Allah akan memberi dia
takhta Daud, bapa leluhurnya.
*Tuhan telah menyatakan sumpah setia kepada Daud,
Ia tidak akan memungkirinya:
"Seorang anak kandungmu
akan Kududukkan di atas takhtamu."
*Sebab Tuhan telah memilih Sion,
dan mengingininya menjadi tempat kedudukan-Nya:
"Inilah tempat peristirahatan-Ku untuk selama-lamanya,
di sini Aku hendak diam, sebab Aku mengingininya.
*Di sanalah Aku akan menumbuhkan sebuah tanduk bagi Daud,
dan menyediakan pelita bagi orang yang Kuurapi.
Musuh-musuhnya akan Kutudungi pakaian keajaiban,
tetapi ia sendiri akan mengenakan mahkota yang semarak!"
Bait Pengantar Injil
Luk 2:25c
Mereka menantikan penghiburan bagi Israel
dan Roh Kudus ada di atas-Nya.
Bacaan Injil
Mat 13:16-17
Banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:
Sekali peristiwa
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Berbahagialah matamu karena telah melihat,
berbahagialah telingamu karena telah mendengar.
Sebab, Aku berkata kepadamu:
Banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat,
tetapi tidak melihatnya,
dan ingin mendengar apa yang kamu dengar,
tetapi tidak mendengarnya."
Demikianlah Injil Tuhan.
#
"MEMILIKI MATA DAN TELINGA IMAN"
Bacaan Liturgi 26 Juli 2017
Rabu Pekan Biasa XVI
PW S. Yoakim dan Ana, Orangtua SP Maria
Bacaan Pertama Sir 44:1.10-15 Mazmur132:11.13-14.17-18
Bacaan Injil Mat 13:16-17
Injil Matius 13:16, menulis.
Yesus berkata: "Berbahagialah kamu sebab melihat dengan mata dan mendengar dengan telinga."
Hari ini peringatan Yohakim dan Anna, orang tua Santa Perawan Maria. Yohakim berarti persiapan bagi Tuhan sedang Anna berarti rahmat atau karunia. Keduanya dikenal sebagai keturunan raja Daud. Mereka setia menjalankan kewajiban-kewajiban agamanya dan ikhlas mengasihi dan mengabdi Allah dan sesamanya. Oleh karena itu keduanya dianggap layak untuk turut serta didalam karya keselamatan Allah. Mereka menerima anaknya sebagai buah rahmat Allah daripada sebuah kodrat manusia.
Menurut warta malaekat yang diterima Anna, Maria dinubuatkan akan membawa sukacita besar bagi seluruh dunia. Yohakin dan Anna dapat menjadi contoh kongkrit dari apa yang disabdakan Yesus dalam Injil hari ini. Ia mampu melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya serta mengerti dengan hatinya apa yang menjadi kehendak Allah atas manusia. Kedekatan mereka dengan Tuhan itulah yang memungkinkan mereka memiliki mata dan telinga iman sehingga mampu menangkap rencana dan kehendak Allah. Maka sebenarnya mata dan telinga iman itu dapat dimiliki oleh setiap orang asalkan mereka mampu mengelola hidup rohani secara mendalam dan mengasah hatinya secara tekun dengan Sabda Tuhan.
Allah Bapa mahakasih, ajarilah aku untuk memiliki karunia penglihatan dan pendengaran, agar dalam setiap peristiwa yang kualami dapat menjadi tanda kehadiranMu.
Santo Yohakim dan Santa Anna,.. doakanlah kami. Amin.
Met Hari Rabu.
#
Mutiara Iman
WARISAN
26 Juli 2017
"Semuanya tetap tinggal pada keturunannya sebagai warisan" (Sir 44:11)
Lectio
Sir 44:1,10-15; Mzm 132:11,13-14,17-18; Mat 13:16-17
Seorang Bapak dan Ibu berdiri melihat ketiga anaknya sedang membantu memberi makan kepada Opa dan Oma di Panti Jompo.
Saat itu hadir juga Basuki, supir mereka yang berkata :
"Hidup ini adalah membangun suatu PENINGGALAN yang BAIK bagi anak-anak dan sesama kita. Saya masih ingat 20 tahun yang lalu, Bapak dan Ibu juga melakukan hal sama di tempat ini, dan sekarang anak-anak mengalami bagaimana membagikan KASIH yang telah mereka terima kepada orang lain yang membutuhkan."
Semuanya tetap tinggal pada keturunnya sebagai WARISAN baik yang berasal dari mereka.
Tujuan HIDUP kita adalah meninggalkan WARISAN kesetiaan pada PERINTAH ALLAH.
Oratio
Ya Allah, mampukan kami SETIA kepadamu sampai pada seluruh keturunan kami. Amin
Missio
Marilah kita hidup dengan MEMBANGUN WARISAN yang akan diteruskan keturunan kita.
Have a Blessed Wednesday.
#
*SATU MENIT SEHARI*
Rabu, 26 Juli 2017
*Saat Kematian*
*Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal.*
(Pengkotbah 3:2)
Met pagi Ibu/Bpk/Sdr ....
Mari kita renungkan sejenak tentang *saat kematian kita.*
Kita tidak pernah tahu kapan kita mati dan dengan cara bagaimana kita meninggal dunia.
Namun, kita senantiasa berharap dan berdoa agar saat itu tiba setelah kita diberi kesempatan hidup cukup lama dan meninggal secara wajar.
Kemarin seorang bapak kirim lagu Pasha Ungu. Kalimat pertama, "Andai ku tahu/Kapan tiba ajalku." Pasha cuma berandai-andai, karena jelas tidak mungkin kita bisa tahu saat kematian kita.
Itu mengenai saat kematian. Mengenai cara orang meninggal mari kita ikuti kisah nyata berikut ini.
Senin lalu di Kompas ada berita di halaman 10.
Di Swiss ada pasutri katolik, Marcelin dan Francine yang *hilang pd 15 Agustus 1942.*
Pencarian selama 2 bulan tidak memberikan hasil. Anak mereka 7 orang berusia antara 2 tahun dan 13 tahun menjadi yatim piatu.
Ternyata pasutri itu tertimbun gletser di pegunungan Alpen ketika *ditemukan 19 Juli 2017 yang lalu.*
Saat ini anak-anaknya sudah beranak cucu.
Anak, cucu dan cicitnya lega karena mereka akhirnya ditemukan. Namun mereka juga sedih bila mengenang tragedi yang tak terlupakan itu.
Hidup dan mati kita ada dalam tangan Tuhan.
Mari kita saling mendoakan agar kita semua hidup sejahtera dan mati bahagia setelah melakukan beberapa/ banyak hal yang baik menurutNya..
Berkah Dalem.
🙏🙏🙏
#
No comments:
Post a Comment
Do U have another idea ?
LET'S SHARE 2 US.