Sunday, November 6, 2011

Keterus-terangan Komisaris Panasonic

Suatu hari pada tahun 1975, komisaris Panasonic, Matsushita, bersama seorang rekan kerjanya, Ogawa, menjamu enam orang tamu mereka di sebuah restoran di Osaka, Jepang. Mereka berjanji bertemu siang itu, setelah saling memperkenalkan diri, masing-masing memesan steak sapi.

Matsushita minum dua gelas bir, sambil menjelaskan kepada tamunya tentang bidang usaha serta sejarah perusahaannya.

Menunggu keenam tamunya selesai menikmati menu utama mereka, Matsushita mendekati Ogawa dan berbisik, untuk dipanggilkan kepala koki yang memasak steak mereka.

Matsushita berpesan khusus, "Jangan mencari manajernya, carilah koki utamanya."
Selesai mendengar permintaan Matsushita, Ogawa segera memperhatikan bahwa steak Matsushita hanya dimakan separuh.
Dalam hati Ogawa sudah mempersiapkan diri, suasana yang akan datang selanjutnya bakal sangat canggung dan sulit.

Setelah Ogawa menemui kepala koki dan mengajaknya pergi ke meja dimana mereka makan. Mula-mula sang koki terlihat tegang sekali, karena dia tahu latar belakang tamu yang memanggilnya itu sangat penting.

Dengan nada tegang kepala koki itu bertanya, "Apakah ada masalah dengan hidangan saya?"
"Membuat steak bagi Anda tentunya sudah tidak ada masalah," kata Matsushita. "Tetapi saya hanya bisa menghabiskan setengah porsi saja. Sebabnya bukan terletak pada teknik memasak Anda, steak sapi yang Anda olah itu memang sangat enak, tetapi usia saya sudah 80 tahun, selera makan saya sudah tidak seperti dulu lagi." Kepala koki bersama enam tamu yang lain menjadi bingung dan saling berpandangan, sejenak kemudian semua orang baru mengerti apa yang sedang terjadi.

"Saya hanya ingin berbincang dengan Anda." Tuan Mitsushita melanjutkan berkata, " Karena saya takut akan terjadi kesalah-pahaman, Anda mungkin menjadi khawatir setelah melihat steak yang saya makan hanya separuh dan mungkin akan membuat sedih hati Anda."

Jika Anda sebagai kepala koki itu, bagaimana perasaan Anda setelah mendengarkan penjelasan dari Mitsushita? Merasa lebih dihargai? Merasa kagum dan diberi semangat? Atau merasa disayang dan diberi perhatian khusus?

Orang-orang sering mengatakan, melalui bagian kecil dari cara seseorang membawa diri dan bergaul dalam masyarakat, kita sudah dapat memahami sikap dan akhlak dari orang tersebut.
Cerita atau kisah dari orang ternama seperti ini banyak sekali. Mungkin tepat dikatakan bahwa karena budi pekerti yang telah menghasilkan kemuliaan dari seorang ternama, sehingga kisah cerita dari orang ternama tersebut baru bisa dicatat.

Tetapi masih ada berapa banyak kisah yang seperti ini yang terjadi di sekitar kita? Orang yang lewat di sana, teman-teman baik, famili, sanak saudara..., apakah telah menjadi perhatian bagi Anda?
Bagi orang yang bisa membuat hal kecil seperti ini menjadi suatu perhatian, maka orang yang menikmati dan mengagumi hal kecil  ini pasti akan menemukan keindahan. Karena sesungguhnya hal kecil itu adalah refleksi dari sanubari.
[Jasisca Wang / Jambi / Tionghoanews]

No comments:

Post a Comment

Do U have another idea ?


LET'S SHARE 2 US.