Renungan Harian Katolik "Bahasa Kasih"
Minggu, 18 September 2011
Yes 55:6-9
Mzm 145:2-3,8-9,17-18
Flp 1:20c-24,27a
Mat 20:1-16a
Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati? - Mat 20:15
Seorang pria muda mengeluh pada Tuhan karena ia dilahirkan dengan wajah yang biasa, tidak seperti temannya yang tampan dan menjadi idola banyak wanita.
Seorang pengkotbah menggerutu karena merasa tidak diberi kemampuan untuk berkotbah sebaik rekannya. Seorang hamba Tuhan mengomel karena Tuhan tidak memberiknya karunia penyembuhan seperti hamba Tuhan yang selalu sukses menggelar acara
penyembuhan.
Sangat mudah bagi kita untuk jatuh dalam rasa iri terhadap kelebihan dan keberhasilan orang lain. Tak jarang kita ingin menjadi seperti orang lain yang kita rasa lebih hebat, lebih berhasil. Atau sering pula kita merasa iri karena orang lain mendapatkan berbagai kemudahan.
Kita merasa usaha kita lebih keras sehingga kita layak mendapatkan yang lebih. Akibatnya hati kita mulai dipenuhi rasa gusar dan hidup kita pun tidak lagi tenang.
Teman, seharusnya kita bersyukur dengan hidup kita sendiri. Apapun kondisinya. Kita tidak dituntut lebih banyak dari yang kita miliki.
Semakin banyak yang kita miliki, semakin banyak kita akan dituntut. Mengapa kita mesti iri dengan apa yang dimiliki orang lain?
Bukankah tanggungjawab mereka jauh lebih besar daripada kita?
Nikmati hidup kita. Syukuri apa yang Tuhan beri dalam hidup kita. Karena, kita pasti telah menerima yang terbaik. (An)
Sudahkah saya mensyukuri apa yang saya miliki serta mengembangkannya?
Minggu, 18 September 2011
Yes 55:6-9
Mzm 145:2-3,8-9,17-18
Flp 1:20c-24,27a
Mat 20:1-16a
Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati? - Mat 20:15
Seorang pria muda mengeluh pada Tuhan karena ia dilahirkan dengan wajah yang biasa, tidak seperti temannya yang tampan dan menjadi idola banyak wanita.
Seorang pengkotbah menggerutu karena merasa tidak diberi kemampuan untuk berkotbah sebaik rekannya. Seorang hamba Tuhan mengomel karena Tuhan tidak memberiknya karunia penyembuhan seperti hamba Tuhan yang selalu sukses menggelar acara
penyembuhan.
Sangat mudah bagi kita untuk jatuh dalam rasa iri terhadap kelebihan dan keberhasilan orang lain. Tak jarang kita ingin menjadi seperti orang lain yang kita rasa lebih hebat, lebih berhasil. Atau sering pula kita merasa iri karena orang lain mendapatkan berbagai kemudahan.
Kita merasa usaha kita lebih keras sehingga kita layak mendapatkan yang lebih. Akibatnya hati kita mulai dipenuhi rasa gusar dan hidup kita pun tidak lagi tenang.
Teman, seharusnya kita bersyukur dengan hidup kita sendiri. Apapun kondisinya. Kita tidak dituntut lebih banyak dari yang kita miliki.
Semakin banyak yang kita miliki, semakin banyak kita akan dituntut. Mengapa kita mesti iri dengan apa yang dimiliki orang lain?
Bukankah tanggungjawab mereka jauh lebih besar daripada kita?
Nikmati hidup kita. Syukuri apa yang Tuhan beri dalam hidup kita. Karena, kita pasti telah menerima yang terbaik. (An)
Sudahkah saya mensyukuri apa yang saya miliki serta mengembangkannya?
No comments:
Post a Comment
Do U have another idea ?
LET'S SHARE 2 US.