Wednesday, April 16, 2025

2504161. Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang tertulis, tetapi celakalah orang yang menyerahkan Anak Manusia.

Kalender Liturgi 16 Apr 2025
Rabu Pekan Suci

Warna Liturgi: Ungu
Bacaan I: Yes 50:4-9a
Mazmur Tanggapan: Mzm 69:8-10.21bcd-22.31.33-34
Bacaan Injil: Mat 26:14-25



*Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang tertulis, tetapi celakalah orang yang menyerahkan Anak Manusia.


*Merasa diri sendiri benar.
Berkhayal dengan daya pikir.
Merasa diri orang pintar.
Merasa semua bisa diatur.

Manusia boleh mempunyai rencana.
Merencanakan terbaik di masa muda
Tapi Tuhan yang menentukannya.
Bersyukur bila sesuai harapannya


*Alkisah Yudas Iskariot adalah seorang murid yang pintar sehingga dipercaya mengelola keuangan. Kabarnya Yudas Iskariot adalah seorang pemberani, militan _(pejuang/ pemberontak) yang berusaha membebaskan bangsa Israel dari penjajahan Romawi, makanya dia bermufakat dengan imam-imam kepala untuk menyerahkanNya dengan mendapat bayaran tiga puluh uang perak _(tidak mau rugi/ mencari keuntungan diri sendiri).

Kabarnya sejak itu, Yudas Iskariot mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus dengan harapan terjadi pemberontakan rakyat dengan dipimpin oleh Yesus _(Raja/ Guru yang dihormati banyak orang)_ Namun harapan/ rencananya tinggal angan-angannya karena Yudas Iskariot tidak berusaha mengenal firmanNya dan tulus mengikutiNya, sehingga tidak mengetahui jalan pikiran Yesus. Sebagian orang berpikir Yudas Iskariot membantu rencana Allah tentang sengsara & penyaliban Yesus tapi itu kesimpulan yang salah bila membaca perkataan Yesus, "Anak Manusia memang akan pergi
sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia,
tetapi celakalah orang
yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan!
Adalah lebih baik bagi orang itu
sekiranya ia tidak dilahirkan."

Yudas Iskariot merasa benar namun kejadian sengsara & sikap Yesus yang merendahkan diriNya luar biasa, membuatnya membunuh diri karena kegagalannya. Yudas Iskariot tidak menyesal lalu bertobat _(seperti Petrus)_, tapi kepintarannya keegoannya membuatnya mengambil jalan singkat/ mengakhiri hidupnya/ gagal 'move on'.

Ini hal berbeda dengan Yesaya yang merasa dirinya adalah seorang murid yang diberikan lidah supaya dengan perkataannya dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu; dipertajam pendengarannya/ dibuka telinganya untuk mendengarkan seperti seorang murid. Yesaya tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang, memberikan punggungnya kepada orang-orang yang memukulnya, atau pipinya kepada orang-orang yang mencabut janggutnya, tidak menyembunyikan mukanya ketika dinodai dan diludahi.

Sehingga Tuhan Allah menolongnya agar tidak mendapat noda/ malu, menyatakan kebenarannya. Yesaya meneguhkan hatinya seperti gunung batu, berani berbantah/ beperkara karena yakin Tuhan Allah menolongnya.


*Ya Tuhan Allahku...
Demi kebesaran kasih setiaMu.,
Pada waktunya jawablah aku.
Cinta untuk rumahMu menghanguskanku.

Aku menjadi orang luar bagi saudaraku,
Menjadi orang asing bagi anak ibuku;
Kata-kata yang mencelaMu telah menimpaku.
Cela itu mematahkan hatiku.

Aku putus asa dan menantikan belas kasihanMu.
Mereka meminumkan anggur asam kepadaku.

*Dengan nyanyian kupuji namaMu
Dengan lagu syukur kuagungkan Engkau.
Biarlah hidup kembali hatiku.
Sebab Tuhan mendengarkan doaku.

Amin.
*


No comments:

Post a Comment

Do U have another idea ?


LET'S SHARE 2 US.