AWAL dari Kasih adalah
membiarkan orang yang kita kasihi menjadi dirinya sendiri,
dan tidak mengubahnya agar sesuai dengan gambar kita sendiri.
Jika tidak,
kita hanya mengasihi pantulan diri kita sendiri,
yang kita temukan di dalam dia.
*Thomas Merton*
*
🌿🌷 ... .. . .
*Mutiara Iman*
MENANGKAP
13 Oktober 2016
"Untuk itu mereka berusaha memancingnya, supaya mereka dapat menangkap-Nya berdasarkan sesuatu yang diucapkan-Nya"
(Luk 11:54)
*Lectio*
Ef 1: 1-10; Mzm 98:1,2-3ab,3cd-4,5-6; Luk 11:47-54.
Semenjak Antoni menjadi kepala desa, banyak preman dan orang yang sering meminta pungli berpindah ke desa lain yang kurang makmur, sehingga kejahatan menjadi berkurang di sana.
Hal tersebut menyebabkan Lukman, salah satu kepala preman menjadi sakit hati dan berusaha menyingkirkan Antoni.
Setahun kemudian, Lukman kehilangan anaknya yang tidak pulang ke rumah. Setelah melakukan pencarian, ia menemukan anaknya sedang mengikuti sepakbola di desa Antoni.
Ketika bertemu anaknya, Lukman berkata :
"Soni mengapa kamu tidak pulang ke rumah? Kalau mau main sepak bola, di desa kita juga ada."
Tetapi Soni menjawab :
"Ayah, hampir semua anak desa ini berkata baik, berbeda dengan anak-anak di desa kita. Pak Antoni juga selalu memuji, memberi inspirasi dan semangat kepada anak-anak, sehingga saya dan beberapa anak betah tinggal di sini. Damai rasanya Ayah."
Untuk itu mereka berusaha memancingnya, supaya mereka dapat menangkap-Nya berdasarkan sesuatu yang diucapkan-Nya.
Ketika kebenaran yang dikatakan, kesalahan takkan dapat ditemukan.
*Oratio*
Ya Tuhan, mampukan kami mengatakan hanya kebenaran yang berasal dari pada-Mu.
Amin.
*Missio*
Marilah kita melakukan karya kerahiman dengan berani berkata tentang kebenaran.
_Have a Blessed Thursday._
*
🌿🌷 ... .. . .
*Fresh Juice Kamis 13 Oktober 2016*
Renungan Harian Audio Katolik
Luk. 11:47-54
Tema : Mengikut Yesus
Pembawa Renungan: Novi Yanti
Bandung
Untuk mendengarkan file MP3 hari ini bisa di dengarkan / di download di :
http://bit.ly/FJ131016
Salam Fresh Juice!
*
🌿🌷 ... .. . .
*Sabda Hidup: Kamis, 13 Oktober 2016*
By Romo Noegroho Agoeng Sri Widodo Pr
Sumber : www.sesawi.net
Hari biasa
warna liturgi Hijau
*Bacaan*
Ef. 1:1-10; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4,5-6; Luk. 11:47-54. BcO Sir. 16:24-17:14.
Bacaan Injil: Luk. 11:47-54.
47 Celakalah kamu, sebab kamu membangun makam nabi-nabi, tetapi nenek moyangmu telah membunuh mereka.
48 Dengan demikian kamu mengaku, bahwa kamu membenarkan perbuatan-perbuatan nenek moyangmu, sebab mereka telah membunuh nabi-nabi itu dan kamu membangun makamnya.
49 Sebab itu hikmat Allah berkata: Aku akan mengutus kepada mereka nabi-nabi dan rasul-rasul dan separuh dari antara nabi-nabi dan rasul-rasul itu akan mereka bunuh dan mereka aniaya,
50 supaya dari angkatan ini dituntut darah semua nabi yang telah tertumpah sejak dunia dijadikan,
51 mulai dari darah Habel sampai kepada darah Zakharia yang telah dibunuh di antara mezbah dan Rumah Allah. Bahkan, Aku berkata kepadamu: Semuanya itu akan dituntut dari angkatan ini.
52 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu telah mengambil kunci pengetahuan; kamu sendiri tidak masuk ke dalam dan orang yang berusaha untuk masuk ke dalam kamu halang-halangi."
53 Dan setelah Yesus berangkat dari tempat itu, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi terus-menerus mengintai dan membanjiri-Nya dengan rupa-rupa soal.
54 Untuk itu mereka berusaha memancing-Nya, supaya mereka dapat menangkap-Nya berdasarkan sesuatu yang diucapkan-Nya.
*Renungan:*
ORANG sering dituntut untuk berkata apa adanya. Bila ada suatu masalah kejujuran seseorang sering diharapkan muncul. Dalam memegang tampuk pimpinan orang pun diminta untuk jujur dalam kata maupun tindakan. Namun kala kejujuran dan sikap apa adanya diberikan orang bisa terperangah dan mungkin akan memintanya untuk lebih diplomatis.
Yesus menyampaikan kritikan apa adanya kepada orang-orang Farisi dan ahli Taurat. Orang-orang itupun kaget dan sakit hati. Mereka berusaha memancing Yesus dengan aneka macam pertanyaan dan jebakan supaya bisa mepersalahkan-Nya dan menangkap-Nya. Kritikan yang mereka terima membuat mereka marah dan membangkitkan niat jahat untuk balas dendam.
Rasanya kejujuran tetap mesti menjadi pegangan hidup kita. Kejujuran itu menjadi kunci menuju pada hasil yang optimal, walau mungkin harus melalui jalan yang berat. Kritik juga merupakan hal penting. Dengan kritik kita bisa mengevaluasi diri dan melangkahkan hidup menuju perbaikan terus menerus.
*Kontemplasi:*
Bayangkan dirimu bertemu dengan sahabat. Ia mengkritikmu dengan apa adanya.
*Refleksi:*
Bagaimana berani berkata apa adanya dan menerima kritikan?
*Doa:*
Tuhan semoga aku berani berkata apa adanya demi perbaikan hidup bersama. Semoga aku pun tidak anti kritik. Amin.
*Perutusan:*
Aku akan menerima kritikan sebagai bahan evaluasi diri. -nasp-
*
"Soal iman dan pertobatan"
Hari Kamis 13 Okt.
Dalam Pekan Biasa XXVIII.
Injil Lukas 11:52, menulis.
Yesus berkata: "Celakalah kamu hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu telah mengambil kunci pengetahuan; kamu sendiri tidak masuk kedalam, dan orang yang berusaha masuk kedalam kamu halang-halangi."
Inji hari ini menampilkan Yesus yang kembali mengecam ahli-ahli Taurat yang membangun makam para nabi yang telah telah dibunuh oleh nenek moyang mereka. Mereka mengira dengan berbuat demikian dosa mereka segera diampuni.
Kecaman tersebut mengobarkan dalam hati ahli-ahli Taurat rasa permusuhan dengan Yesus.
Yesus sebenarnya mau menekankan soal iman dan pertobatan sejati yang berasal dari hati.
Perbuatan itu tidak ada artinya jika tidak disertai iman dan pertobatan.
Bertobat berarti mau mengubah dari kebiasaan yang kurang baik menjadi lebih baik, walaupun tidak segampang membalikkan telapak tangan.
Bertobat membutuhkan rahmat Tuhan untuk terus menerus berjuang dalam pembaharuan diri.
Ya Tuhan Yesus, buatlah aku lebih sadar untuk melaksanakan sesuatu yang berguna bagi sesamaku sebagai bukti iman dan kasihku kepadaMu. Amin.
Met Hari Kamis.
Bacaan :Ef 1:1-10. Mzm 98:1-6. Lukas 11:47-54.
*
SabdaNya.
Kamis 13 - 10 -16.
Ef 1 : 1-10.
Luk 11:47 -54.
Shalom,
Kristus mengecam org2 Yahudi yg tlh bgt sering menolak n membunuh para nabi Allah yg sbnrnya diutus Allah untk mengingatkan kesalahan2 mrk n menyampaikan apa yg dikehendaki Allah. Setlh nabi2 itu dibunuh, mrk baru mau mempelajari dg serius kebenaran akan pesan Allah n kmdn krn menyesal , mrk membangun makam yg indah2 bg nabi2 tsb.
Hal semacam ini terus berulang dlm sejarah kehidupan mrk, pdhl sehrsnya mrk mau belajar dr kesalahan2 yg tlh dilakukan nenek moyang / sesepuh mrk.
Kecenderungan berbuat spt yg dilakukan org Yahudi, juga terjadi dlm masyarakat kita saat ini :
- Ketika org tua msh hdp, yg dilihat n diingat anak2nya hanya kesalahan n kelemahannya saja. Bnyk nasehat diabaikan krn dianggap sbg suatu kerewelan atau hal yg sdh kuno/basi. Ttp setlh mrk meninggal, barulah ditangisi, barulah sgl nasehat dipikirkan kebenarannya n kebaikannya disyukuri.
- Didlm masyarakat yg lbh luas, org2 yg mau bekerja keras n jujur shg ber prestasi n memberi dampak yg bgs untk bnyk org, srg kali di cemburui, di cari2 kesalahan n kelemahan dg sngt mendetail untk disingkirkan. Ttp setlh dijatuhkan, baru bbrp wkt kemudian dikenang, diakui prestasinya dlsb.
Bgt sering kita terjebak untk menganggap kebenaran hanya ada pd diri kita atau kelompok kita sendiri. Diluar kelompok kita, kebaikan apapun yg dilakukan seseorg, dianggap salah / di cari2 kesalahannya krn dianggap berbahaya untk kelompok kita.
Paulus mengingatkan bhw krn kasihNya Allah terus memberkati n menganugerahkan sgl yg terbaik untk kita. Anugerah Allah yg terbesar n teragung adlh dg menganugerahkan PuteraNya sendiri untk hdp ber sama2 kita spy kita blh dilayakkan menjadi anak2 Allah (Ef 1: 3,5).
Akan ttp Yesus Kristus pun mengalami hal yg sama dg para nabi Allah yg lain: ditolak n dibunuh.
Penolakan oleh org2 Yahudi sklpn mrk mendengar n melihat sendiri kebijaksanaan n tanda2 ilahi, sbnrnya dpt menjadi suatu refleksi bg diri kita saat ini. Dg akal budi n kebebasan yg dianugerahkan Allah, brp srg kita menolak FirmanNya yg menginginkan kita untk bertobat, untk melepaskan kebiasaan2 buruk n kembali msk dlm rancanganNya yg memberi damai ?
Brp kali Allah memperlihatkan kepd kita bhw petunjuk2 yg tlh Dia berikan kepd kita, yg sklpn pd awalnya tdk kita mengerti atau mlhn yg kita keluhkan, ternyata memberi dampak yg baik untk diri kita?
Sklpn bgt, bukankah kita msh sering tdk mau taat n percaya kepdNya?
Kristus mengingatkan org2 Farisi, sejarah penolakan nenek moyang mrk akan nabi2 yg diutus Allah.Ttp org2 Farisi tdk mau belajar dr kesalahan, shg mrk membuat kesalahan yg sangat fatal : membunuh Mesias yg kedatanganNya tlh di nanti2 n dinubuatkan para nabi ber abad2 seblmnya.
Teguran Kristus kepd org2 Farisi tsb, hari ini jg ditujukan kepd kita,
Marilah kita dg rendah hati mau belajar, untk lbh taat n setia kepd FirmanNya, sklpn mgkn saat ini kita blm mampu memahaminya.
Marilah kita terus mau bersyukur kepd Tuhan dlm sgl peristiwa yg Dia biarkan terjadi didlm hdp kita, krn kita imani, didlm kasihNya Dia selalu memberi yg terbaik untk kita.
Terimalah FirmanNya, taatilah kehendakNya, spy kita tdk terhempas dlm penyesalan diwkt yad.
Gbu all n hv a blessed Thursday.
*
Thursday, 13th OCTOBER
Luke 11:47-54.
"Woe to you lawyers! For you have taken away the key of knowledge; you did not enter yourselves, and you hindered those who were entering."
These 'lawyers' shouldn't be confused with modern-day solicitors or barristers. They were called 'lawyers' because they were in charge of teaching the 'Law of Moses'. They studied the Bible and knew everything about It; but apparently they weren't practising it or teaching it properly to the people.
They knew the Scripture but they didn't know God. They read the Bible but didn't know Its Author. They spoke about God but they never spoke with God. If they had spent less time talking about God and more time talking to God they would have recognised Jesus as the Son of God and the Messiah they were expecting. They weren't men of prayer.
St Teresa of Avila, whose feast day we will celebrate soon, is a good teacher of prayer. She became a nun at the age of 20.
For more than 20 years she was living in the Monastery but didn't pray properly. She certainly said prayers... but didn't have a personal dialogue with God. Visitors often popped into the monastery those days, distracting her from her duties and maintaining frivolous and vain conversations.
One day she saw a picture of Jesus scourged and wearing the crown of thorns; she felt sorry for her waste of time, for not loving Jesus as she should. Teresa fell on her knees in tears and implored Jesus to change her life.
And Jesus heard her prayer.
Those dialogues with God changed her life and she changed the world.
Fully in love with God, she wrote remarkable teachings on prayer and how to talk to God.
"For prayer", she said, "is nothing else than being on terms of friendship with God."
She taught that all that was needed was for people to look upon Jesus as He is represented in the Gospel, and to talk to Him:
"This friendly conversation will not be much thinking but much loving, not many words but rather a relaxed conversation with moments of silence as there must be between friends."
Holy Mary,
Mother of God,
teach me to talk to your Son as friends do!
No comments:
Post a Comment
Do U have another idea ?
LET'S SHARE 2 US.