RenHar. 18 Oktober 2016. Tuhan dilibatkan.

KETIKA Tuhan dilibatkan,
  apa pun bisa terjadi.

Terbukalah.
  Tetaplah demikian.

Tuhan memiliki cara yang indah untuk menghadirkan getaran yang indah dari nada yang sumbang.

*Chuck Swindoll*

*

⭕Mutiara Iman

*DAMAI SEJAHTERA*

18 Oktober 2016

_"Damai sejahtera bagi rumah ini"_
(Luk 10:5)

Lectio
2 Tim 4:10-17b; Mzm 145:10-11,12-13ab, 17-18; Luk 10:1-9.

Setelah menyelesaikan Kursus Pendidikan Kitab Suci (KPKS) St Paulus, Jeffry bertanya pada teman-temannya :
"Bagaimana ya kita mewartakan Sabda Tuhan yang menghidupkan? Kalau harus seperti dosen kita, mungkin 5 tahun lagi juga belum tentu bisa."

Tiga tahun kemudian, Jeffry sudah mulai melayani dengan memberikan pengajaran Kitab Suci.

Sampai suatu saat Linda, teman KPKS nya penasaran dan ikut datang di salah satu komunitas tempat Jeffey mengajar.

Tiba di ruangan pengajaran, Jeffry membagikan kartu yang berisi Sabda Tuhan, lalu memgobrol dengan banyak orang, tertawa bersama, seperti layaknya orang yang tidak akan membahas Kitab Suci.

Lalu Linda bertanya kepada Ibu di sebelahnya :
"Bu, bagaimana pak Jeffry mengajarnya sehingga bisa ramai seperti ini?"

Ibu itu menjawab :
"Setiap kali datang, ia selalu menyalami setiap peserta, kadang ngobrol, tertawa, jadi kita merasakan Sabda Tuhan yang hidup dan penuh sukacita."

Yesus berkata kepada para murid-Nya :
"Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini."

Murid Yesus hidup hanya membawa damai sejahtera bagi sesama.

Oratio
Ya Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia, berilah kami damai. Amin.

Missio
_Marilah kita melakukan karya kerahiman dengan selalu membawa damai sejahtera kepada sesama yang kita temui._

*Have a Blessed Tuesday.*

*

Tips of the day: day 1494.

Kita pasti pernah kecewa ketika orang  memandang rendah kepada kita. Atau ketika yang kita kerjakan dengan susah payah tidak dihargai, bahkan tidak dianggap sama sekali. Atau kebaikan yang kita lakukan dibalas dengan hal yang buruk atau menyakitkan.

Apa yang kita alami barangkali tidak sehebat Rasul Paulus yang diserang dan dimusuhi banyak pihak, dipenjara dan mengalami penderitaan berat. Ia bingung tapi tidak putus asa, ia dipukul jatuh tapi tidak mati, ia diserang dari berbagai penjuru tapi tidak merasa terjepit.

Mengapa?
  Karena Paulus merasa bahwa penderitaan yang menimpa dirinya akan memperbaharui hidup batiniahnya. Ada kebahagiaan yang jauh lebih besar dibanding dengan kesusahannya . Inilah iman yang melihat kekekalan esok lebih mulia ketimbang kesusahan saat ini.

  "Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami."
(2 Korintus 4:16-17).

Selamat pagi sahabat,
  have a blessed day!

*

SabdaNya.
Selasa 18 - 10 - 16.

2 Tim 4 : 10-17.      Luk 10:1-9

Shalom,
Setlh bbrp wkt murid2 Kristus mengikuti n bnyk belajar dr Nya, Kristus mulai mengutus mrk ke tempat2 yg akan dikunjungiNya.

Mrk diutus ber dua2. krn dimasyarakat Yahudi saat itu,suatu kesaksian hanya dpt dibenarkan kl disaksikan oleh minimal 2 org.

Selain itu dg berdua mrk dpt slg mengingatkan, meneguhkan n menyempurnakan.

Dlm melaksnakn tgs itu, pewartaan hrs benar2 menjadi focus perhatian.

Jgn ter bebani dg sgl kelengkapan perjalanan n jgn me nyia2kan wkt dg mengobrol ketika berjumpa dg kenalan.

Yg hrs disampaikan adlh kabar gembira bhw Allah mencintai n mengampuni kita, yg kmdn ditandai dg penyembuhan penyakit.

Perlu diperhatikan ttg hal ini bhw mrk (dan kita semua saat ini) bkn diutus terutama untk menyembuhkan penyakit atau mengusir setan, ttp mewartakan Firman ttg kasih n kuasa Allah.

Pewartaan tdk blh dilakukan dg kekerasan.
Yg disampaikan adlh Firman yg menyelamatkan.

Mrk yg menolak, berarti menolak kesempatan untk diselamatkan (menemukan kebahagiaan, baik saat ini maupun dialam keabadian).
  Dg dmkn mrk yg menolak, mrk sendiri yg akan menerima akibatnya.
  Sgl bentuk pemaksaan didlm pewartaan Firman, lbh menunjukkan kelemahan kita sendiri sbg utusan Kristus,krn blm dpt melepaskan diri dr kedagingan.

Sejak awal pengutusan,Kristus sdh mengingatkan bhw Dia mengutus murid2Nya spt seekor anak domba ke tengah2 serigala.

  Dg dmkn, secara logika, anak domba itu dg cepat akan menjadi santapan bg serigala2 itu.

Dlm hal ini Kristus mau mengatakan bhw tanpa kuasa Allah, pewartaan sdh pasti akan ditolak n justru akan membahayakan si pewarta itu sendiri. Ttp dg kuasa Allah, apa yg dianggap mustahil akan dpt menjadi kenyataan.

Kepd Timotius, Paulus mengatakan bgmn didlm pewartaan Injil dia mengalami bnyk skl tantangan. Ditinggalkan sendirian oleh teman2 sepelayanan, dimusuhi n dipersulit oleh mrk yg tdk percaya n diapun ditangkap, dipenjarakan untk diadili.
Ttp mskpn sendirian dlm menghadapi pengadilan, Paulus tdk gentar krn yakin Tuhan ada disampingnya.

  Paulus tdk mengandalkan bantuan dr teman2, tdk bertumpu dg kemampun sendiri ttp mau bersandar pd kuasa Allah, krn dia sadar bhw tanpa kuasa Allah, dia spt seekor anak domba di tengah serigala.

Pengutusan untk mewartakan Injil adlh konsekwensi yg melekat pd setiap murid Kristus.

Saat ini kita diutus ditengah masyarakat yg koruptif, yg smkn mem berhala kan materi n kenikmatan tubuh dlsb.

Untk mewartakan Firman, tentu saja kita sendiri hrs menjadi Pelaku Firman terlebih dahulu spy kita mewartakan bkn hanya didasarkan atas 'kata org', ttp krn mengalami sendiri kasih n kuasa Allah yg ajaib.

Mari kita laksanakan tugas ini dg pnh semangat, gembira n penuh komitment.

Jgn biarkan ladang Allah menjadi terbengkalai krn tdk ada yg mau menjadi pekerja.

Gbu all n hv a blessed Tuesday.

*

Tuesday, 18th OCTOBER.
St Luke.
Luke 10:1-9.

After this the Lord appointed seventy others, and sent them on ahead of him, two by two, into every town and place where he himself was about to come.

And he said to them, "The harvest is plentiful, but the labourers are few; pray therefore the Lord of the harvest to send out labourers into his harvest."

These 72 disciples couldn't be more different from one another. They weren't a set of apostles in uniforms with written speeches to be read in a particular tone of voice, all in the same way.

They were all different and had different talents, different accents, different ways of expressing themselves.

They were not an army of clones or robots because God needs free and genuine disciples, not impersonators.

St Paul explains that God called some to be "apostles, some prophets, some evangelists, some pastors and teachers..."

St Luke was a physician. He wasn't a skilful rhetorical speaker or a wise Scripture scholar.
He was a faithful companion of St Paul on his trips absorbing his teachings on their missionary journeys. There is something he was good at: writing. He was inspired by the Holy Spirit to write his Gospel and the Book of the Acts of the Apostles. He researched the life and preaching of Our Lord, carefully interviewing witnesses who were still living and collating all the necessary material. Almost half of the content of his Gospel is not to be found in the other Gospels. To him we owe, for instance, the account of Jesus' infancy that he probably gathered from Our Lady.

Luke had that talent: he could write very elegant Greek. God didn't need two St Pauls or two St Peters to spread the Gospel...

He needed one Paul and one Peter, and one Luke, and one you. He needs people with different talents but who put their gifts at the service of the Holy Spirit. The Gospel has to be spread throughout the world. Some will use pulpits, others can use websites, blogs, social media (Facebook, Twitter, Whatsapp...) radio stations, music, poems, novels, articles, paintings, films... There are so many different ways! You have your talents as well: what can you do?

Mary, Mother of the Evangelists, help me to put all my talents to the disposal of the Holy Spirit so that He can spread the Gospel effectively everywhere.

*