Sunday, January 17, 2016

Tiga RenHar. 17 Januari 2016. Mutiara Iman. "BUATLAH ITU." + SabdaNya. + RUAH.

Mutiara Iman

BUATLAH ITU
17 Januari 2016

"Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!" (Yoh 2:5)

Lectio:
Yes 62:1-5; Mzm 96:1-2a,2b-3,7-8a,9-10ac; 1Kor 12:4-11; Yoh 2:1-11

Seorang pemuda bernama Andri sedang mencari cara bagaimana mendapatkan hidup yang kekal.

Ia sudah bertapa, dan bertanya kepada orang pintar.

Sekembalinya dari semedi, ia bertemu dengan Thomas seorang penjual bubur. "Dari mana Pak?" tanya Thomas.

"Saya sedang mencari keselamatan! Tetapi saya belum mendapatkan jawaban!" jawab Andri.

Lalu Thomas memberinya sebuah kitab dan berkata:"Kamu baca dan lakukan, maka kamu akan mendapatkan keselamatan!".

Tiga tahun kemudian, Andri mencari Thomas tetapi tidak bertemu, lalu ia bertanya kepada orang di pangkalan Ojek:"Pak, di mana ya penjual bubur di sini?".

Lalu salah satu orang di sana menjawab:
"Ia telah meninggal karena ia menyelamatkan ketiga gadis kecil yang mau dijual ke kota!
Ia seperti Yesus bagi kami!". 

Maria berkata:
"Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!"

Berbahagialah orang yang mendengarkan Sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.

Oratio:
Ya Tuhan Yesus, Engkaulah jalan menuju keselamatan. Amin.

Missio:
Marilah kita melakukan karya kerahiman dengan membawa sesama untuk memahami Sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.

Have a Blessed Sunday. 

*
SabdaNya.
Minggu 17 - 01 - 16.

Yes 62;1-5. 
1 Kor 12:4-11.  
Yoh 2:1-11.

Shalom,
'Hal itu dibuat Yesus di Kana yg di Galilea,sbg pertama dr tanda2Nya n dg itu Ia tlh menyatakan kemuliaanNya n murid2Nya percaya kepdNya' (Yoh 2:11).

Dg membuat mujizat mengubah air yg semula disiapkan untk mencuci kaki para tamu yg hadir kepesta,menjadi anggur yg sngt harum n hangat untk diminum, Kristus menunjukkan bhw Dia lah Mesias yg tlh di nubuatkan para nabi n di nanti2kan umat Israel.

Yesaya tlh menyampaikan pesan Allah ttg akan hadirnya Mesias ini 700 th seblmnya.
Dia bernubuat bhw Allah akan melakukan suatu perbuatan besar shg dr Yerusalem (pusat budaya Yahudi) akan terpancar kebenaran sejati yg menumbuhkan pengharapan akan terjadinya keselamatan kekal (Yes 62:1).

Didlm budaya Timur Tengah saat itu dimana kehdpn seorg wnt sngt bergantung kepd laki2, kedatangan Mesias / Allah ditengah umatNya digambarkan sbg kedatangan  seorg suami bg seorg anak dara.

Dg kehadirannya itu mk dia akan memp pelindung yg mencintai dia, yg akan memberinya kebahagiaan selamanya.

Ditengah pesta pernikahan yg pd saat itu biasanya berlangsung selama sepekan (berakhir menjelang hari Sabat/hari Sabtu), dikatakan bhw pd hari ke 3, pemilik pesta sdh nyaris kehabisan anggur.

Kejadian yg tdk terduga seblmnya n pasti tdk diharapkan ini, kl benar2 terjadi, akan sngt memalukan keluarga kedua mempelai.

Beruntunglah mrk krn dipesta itu ada Yesus, bunda Maria n para rasul.

Yohanes mencatat bhw mujizat itu tdk langsung dilakukan oleh Kristus.

Dg 'penolakan' diawal ketika diberi tahu ibuNya bhw pesta hampir kehabisan anggur, Kristus memberi kesempatan kepd ibuNya untk mengambil peran aktif.

Sklpn terdengar sbg suatu penolakan, Maria yg sngt mengenal bahasa anakNya, yakin bhw Yesus pasti menolong (jangan diartikan sbg membuat mujizat. Krn seblmnya Kristus blm pernah melakukan mujizat shg Maria pun pasti tdk mengharapkan itu).

Krn keyakinan itu, Maria menghampiri para pelayan n mengatakan :
'Apa yg dikatakan kepdmu, buatlah itu'.

Dg pesan itu n krn ada kuasa pd kata2 Kristus, para pelayan itu mau mengikuti apa yg diperintahkan Kristus, sklpn sbnrnya perintah itu sngt tdk msk akal. 

Didlm kehidupan keluarga,srg kali peristiwa2 yg tdk terduga, yg tdk diharapkan dpt terjadi.
Krn itu mutlak sngt penting untk sll menghadirkan Kristus n bunda Maria didlm keluarga kita.

Disaat kehangatan anggur yg melambangkan kehangatan cinta nyaris terancam menjadi rutinitas yg hambar n dingin spt air,seluruh keluarga,spt smua para pelayan dipesta itu,  perlu ingat pesan Bunda Maria : "Lakukanlah apa yg dikatakan Kristus. Lakukanlah FirmanNya, lepas dr mengerti/tdk, krn kuasa Allah mmg jauh diatas kemampuan kita untk mengerti."

Paulus mengatakan bhw setiap org (bkn hanya 'seseorg') dikaruniakan karunia Roh untk membuat nyata (menyatakan) kehadiran Allah (1 Kor 12:7), untk kepentingan bersama.

Allah dpt memakai siapa saja untk membuat mujizat yg menyelamatkan.

Di Kana, dipesta pernikahan itu pasti ada bnyk org2 'terhormat', ttp Kristus memakai tangan para pelayan untk membuat mujizatNya.

Allah dpt memakai seorg istri atau anak2, atau siapapun, untk menjadi juru selamat dlm kesusahan yg terjadi didlm keluarga.

Allah akan memakai siapa yg plg siap untk Dia percayakan melakukan hal2 yg Dia perintahkan,untk keselamatan selrh keluarga.

Pesta pernikahan adlh pesta penyatuan 2 keluarga.

Ttp Alkitab mengingatkan, bhw didlm persatuan itu mutlak sngt diperlukan kehadiran Allah.

Rutinitas, kekecewaan, tekanan situasi spt kondisi kesehatan atau ekonomi dlsb dpt membuat sgl yg diawali dg kehangatan n keharuman anggur dpt berubah menjadi air yg dingin n hambar.

Untk dpt bertahan, kita tdk mgkn dpt hanya mengandalkan kemampuan diri sendiri.

Kita perlu menggunakan karunia2 Roh, kekuatan adi kodrati yg dipercayakan Allah untk menghadapi sgl tantangan n godaan.

Menjaga kehidupan doa n merenungkan Firman setiap hari, membuat kita menjadi lbh siap untk menerima n melakukan apa yg diperintahkan Tuhan, krn kita tdk dpt hanya menggantungkan diri pd kemampuan otak ttp sngt perlu mengandalkan iman kepercayaan kepd Kristus.

Gbu all n hv  a blessed Sunday.

*

Minggu, 17 Januari 2016
Hari Minggu Biasa II 

Mukjizat perbanyakan roti menunjukkan lebih dahulu kelimpahan roti istimewa dari Ekaristi-Nya.

Bdk. Mat 14:13-21; 15:32-39.:
Tuhan mengucapkan syukur, memecahkan roti dan membiarkan murid-murid-Nya membagi-bagikannya, untuk memberi makan kepada orang banyak.
Tanda perubahan air menjadi anggur di Kana
Bdk. Yoh 2:11.
telah memaklumkan saat kemuliaan Yesus.

Ia menyampaikan penyempurnaan perjamuan pernikahan dalam Kerajaan Bapa, di mana umat beriman akan minum
Bdk. Mrk 14:25.
anggur baru, yang telah menjadi darah Kristus. --- Katekismus Gereja Katolik, 1335

Rm. Edison, O.Carm/RUAH

Yesaya (62:1-5)  
Mzm 96:1-2a.2b-3.7-10ac
1 Korintus (12:4-11)  
Yohanes (2:1-11

Renungan     

Salah satu bentuk pesta yang sering dihadiri oleh warga masyarakat adalah pesta perkawinan.

Biasanya suatu pesta perkawinan dipersiapkan dari jauh hari sebelumnya.

Harapannya, perayaan tersebut bisa berlangsung sesempurna mungkin dengan makanan dan minuman yang tersedia dan cukup.

Semua famili dan kenalan yang sudah diundang bisa hadir, tempat pesta yang baik dan sebagainya.

Pesta perkawinan menjadi suatu perayaan penting di dalam hidup, yang umumnya dilaksanakan satu kali bagi mereka yang dipanggil untuk bentuk panggilan hidup ini, kecuali kalau ada hal-hal lain yang tidak bertentangan dengan Gereja.

Hal lain perlu diketahui bahwa pesta perkawinan adalah suatu rahmat Allah yang dilimpahkan kepada suami dan istri dalam bentuk hidup berkeluarga.

Tuhan Allah memercayakan kepada mereka tanggung jawab dan kewajiban melalui panggilan suami istri, terlebih-lebih untuk kehidupan rohani dan pendidikan anak-anak yang adalah buah kasih mereka di dalam Tuhan.

Injil Yohanes hari ini membicarakan tentang pesta perkawinan di Kana.

Tentu suasana pesta perkawinan kita di Indonesia sangat berbeda dengan di Kana tersebut.

Adalah tradisi di daerah sana bahwa anggur adalah salah satu sarana pesta yang sangat penting.

Oleh sebab itu, minuman ini selalu dicarikan yang terbaik pada saat perayaan tersebut untuk menambah kesemarakan.

Dalam hal ini kita bisa mengerti bahwa Maria yang adalah juga orang yang perhatian akan kebutuhan-kebutuhan penting, meminta kepada Yesus untuk mengatasi permasalahan pelik yang sedang dihadapi oleh pemilik pesta.

Maria tahu bahwa Yesus tidak akan membiarkan tuan rumah dipermalukan oleh masalah anggur yang habis.

Maria tahu bahwa Yesus pasti bisa mengatasinya.

Pesta perkawinan ternyata adalah juga lambang kehidupan kekal, yaitu Kerajaan Surga yang adalah tujuan kita semua.

Pertemuan kita kelak, yang adalah jiwa kita dengan Tuhan digambarkan dengan pesta perkawinan, tetapi bukan unsur-unsur tambahan pesta tersebut seperti makanan, minuman, kue tart, foto, undangan dan lain sebagainya tetapi pertemuan dua mempelai pria dan wanita.

Jiwa kita adalah mempelai perempuan dan Tuhan adalah Mempelai laki-laki.

Pertemuan antara jiwa dan Tuhan inilah pesta perkawinan kita yang sebenarnya, di mana kita bisa bersatu dengan-Nya yang sedang kita persiapkan selama hidup di dunia ini.

Sehubungan dengan pesta pernikahan ini, kita diperkaya oleh bacaan pertama dari Kitab Yesaya.

Tuhan yang sedang mempersiapkan perkawinan kita dengan-Nya, menanti kita sampai kita kelak siap dengan pakaian pesta kawin.

Jika saatnya telah tiba, maka kita ini menjadi mahkota keagungan Tuhan, serban Kerajaan Allah, mahkota keagungan tangan Tuhan.

Saat itulah nama kita diubah, dalam arti kita ditransformasikan dari keadaan kita di dunia ini ke dalam keadaan Kerajaan Surga.

Saat itulah kebenaran yang kita buat di dunia ini akan bersinar dan diperhitungkan Tuhan.

Itulah sukacita jiwa kita dalam pesta perkawinan tersebut, karena ia bertemu dengan Mempelainya, yakni Tuhan. 

No comments:

Post a Comment

Do U have another idea ?


LET'S SHARE 2 US.