Thursday, January 3, 2013

REN" Kamis, 3 Januari 2013. Dia mengirim-Nya tanpa KUASA. Fokus.

DIA TURUN DARI TAHTA DEMI KITA YANG LEMAH
Renungan pagi hari Kamis,
3 Januari 2013

Kita selalu memulai doa dengan kata: "Ya Allah yang Mahakuasa..." Kita menggelari Allah sebagai yang Mahakuasa. Kita spontan mengasosiasikan ALLAH dengan KUASA. Namun ketika Allah mengutus Putra-Nya kepada kita, Dia mengirim-Nya tanpa KUASA sama sekali.
Penulis terkenal Henri Nouwen menuliskan paradoks ini dengan sangat baik:
"Dia datang bagi kita sebagai seorang bayi kecil, tergantung pada pemeliharaan dan perlindungan orang lain. Dia hidup bagi kita sebagai seorang pengkotbah yang miskin, tanpa kekuatan politik, ekonomi atau militer apa pun. Dia mati untuk kita di atas palang kayu salib seperti seorang penjahat yang terhukum. Namun pada posisi sangat rawan ini, Penyelamat kita justru menang. Buah dari kemiskinan dan kelemahan ini adalah hidup kekal bagi semua orang yang percaya pada-Nya" (Life-Signs. Intimacy, Fecundity, and Ecstasy in Christian Perspective...)


Apa yang dikatakan Henri Nouwen dipertegas kembali oleh Yohanes dalam Injil hari ini (Yoh 1:29-34). Yohanes Pembaptis membuat suatu pengakuan yang sangat mengejutkan. Dia mengakui bahwa dirinya membutuhkan wahyu (pencerahan) khusus dari Allah supaya mampu mengenali siapakah sesungguhnya Yesus itu.

Dengan kata-katanya sendiri Yohanes dua kali berkata: 'AKU TIDAK MENGENAL DIA' (ay 31, 33). Mengapa Yohanes tidak mengenal Dia? Karena tampilan luar Yesus yang tampak sangat wajar dan biasa-biasa saja. Penampilan yang tidak istimewa. Ia hidup sebagai anak tukang kayu dari kampung miskin Nazareth. Dengan demikian para peramal besar dan tokoh sebesar Yohanes Pembaptis pun tidak mengenal-Nya.

Allah sendiri harus membuka mata Yohanes supaya mampu melihat kebesaran dari Yesus yang tampil biasa-biasa itu. Putra yang Mahatinggi meninggalkan kuasa dan datang kepada kita dalam kelemahan yang total, sebagai seorang warga masyarakat yang tidak ada apa-apanya. Raja dari segala raja memilih lahir di palungan daripada di istana besar berkeliau cahaya. Namun kelemahan-Nya menjadi kekuatan-Nya.

Seringkali kita seperti Yohanes Pembaptis yang tidak mengenal Yesus yang hadir di tengah kita. Kita membutuhkan waktu dan ruang untuk mengenal-Nya. Kita membutuhkan 'tanda' dari Allah supaya kita mengenal Diri-Nya. Pengenalan akan Dia hanya terjadi jika ada kepekaan, sensitivitas terhadap orang yang lemah, yang berkekurangan, yang miskin papa, yang tidak diperhitungkan dalam masyarakat, yang terpenjara. Karena untuk orang demikianlah Yesus datang merendahkan diri dan meninggalkan tahta-Nya. Amen
Deus Meus et Omnia
_____________

Inilah Injil Yesus Kristus menurut St. Yohanes.
= Yohanes 1:29-34 =
Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata:
"Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.
Dialah yang kumaksud ketika kukatakan:
Kemudian dari padaku akan datang seorang,
yang telah mendahului aku,
sebab Dia telah ada sebelum aku.
Dan aku sendiripun mula-mula tidak mengenal Dia,
tetapi untuk itulah aku datang dan membaptis dengan air,
supaya Ia dinyatakan kepada Israel."
Dan Yohanes memberi kesaksian,
katanya:
"Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati,
dan Ia tinggal di atas-Nya.
Dan akupun tidak mengenal-Nya,
tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air,
telah berfirman kepadaku:
Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya,
Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus.

Dan aku telah melihat-Nya dan memberi kesaksian:
Ia inilah Anak Allah."
______________

FOKUS
Tanpa ϑisadari kita sering menganggap remeh hal-hal kecil. Kali ini saya ingin berbagi pengalaman bagaimana hal kecil yang saya remehkan ternyata memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hidup saya.

Saat ini saya bekerja ϑi sebuah perusahaan swasta. Sebagai seorang karyawan tentunya setiap bulan saya menerima gaji ϑαn saya sudah membuat rencana atas gaji yang saya terima.

Sebagian saya tabung ϑαn sebagian untuk membayar cicilan serta pengeluaran saya sehari-hari.

Kenyataan yang sering terjadi, rencana saya tidak berjalan sesuai harapan karena saya termasuk yang senang kuliner.

Saya tidak mengincar kuliner yang harganya ratusan ribu, tapi hanya jajanan kuliner yang nilainya bisa ϑibilang kecil.

Tapi karena kuantitasnya yang bisa ϑibilang sering, akibatnya bila ϑikalkulasi jumlah yang kelihatannya kecil ternyata sangat besar ϑαn membuat rencana saya berantakan.

Hari ini Yohanes mengajar kita untuk menjadi seorang yang berfokus pada tujuan.

"(Dan Yohanes memberi kesaksian,
katanya:
"Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati,
dan Ia tinggal di atas-Nya.
Dan akupun tidak mengenal-Nya,
tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air,
telah berfirman kepadaku:
Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya,
Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus...)"

Bila Yohanes ϑibimbing Allah dgn kuasa Roh Kudus, maka kita harus menjaganya sebaik mungkin dalam sikap agar Roh Kudus dapat membimbing kita selama Tahun ini.

Demikian pula dengan berkat & karunia yang Tuhan berikan pada kita, harus ϑipergunakan sebaik-baiknya ϑαn bukan untuk berfoya-foya atau memuaskan nafsu kita semata-mata. (Ly)

Apakah saya masih sering kehilangan fokus dalam mempergunakan berkat & karunia yang Tuhan berikan ?
__̅_̅̅_̅̅̅ː̗̀☀̤̣̈̇GOD<3BLESS<3U☀̤̣̈̇ː̗̀_̅̅̅_̅̅_̅______________


God Bless All of You.






























No comments:

Post a Comment

Do U have another idea ?


LET'S SHARE 2 US.